D3 Health Laboratory Technology

Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/58

Browse

Search Results

Now showing 1 - 2 of 2
  • Item
    Hubungan Kadar Enzim Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT) dan Enzim Serum Oxaloacetic Transaminase (SGOT) Dengan Penderita Tuberkulosis Paru Yang Mengkomsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Tahap Lanjutan
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-13) RAHMANIAR
    Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui udara. Penyakit ini merupakan masalah yang besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk menurunkan tingkat parelensi penyakit tuberkulosis, maka digunakan strategi DOTS (Directly observed treatment shourtcourse) untuk mengobati penyakit tuberkulosis. Dengan mengkonsumsi obat anti tuberkulosis (OAT) dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi hati. Dimana hati merupakan pusat metabolisme obat, sehingga dengan mengkonsumsi obat OAT dalam jangka waktu yang lama dapat mengurangi aktivitas enzym hati yang ditandai dengan meningkatnya kadar Serum Glutamic Pyruvate Transminase (SGPT) dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase (SGOT). Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dengan penderita tuberkulosis paru yang mengkonsumsi obat anti tuberkulosis (OAT) tahap lanjutan. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif cross sectional, data diperoleh secara retrospektif dari rekam medik kesehatan (RMK) pasien di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar (BBKPM) . Subjek penelitian ini adalah pasien yang mengkomsumsi obat anti tuberkulosis (OAT) fase lanjut dan memiliki catatan rekam medik lengkap yang telah melakukan pemeriksaan SGPT dan SGOT. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kadar enzim SGPT dan SGOT pada pengobatan fase lanjut penderita tuberkulosis. Hal ini dilihat dari nilai signifikasi SGPT dan SGOT sebesar 0,000 (p<0,05) dan kekuatan hubungan sebesar 0,751 serta nilai signifikasi SGOT sebesar 0,000 (p<0,05) dengan nilai kekuatan hubungan 0,751 maka dihasilkan adanya hubungan yang kuat dan searah antara kadar SGPT dan SGOT pada penderita tuberkulosis yang mengkomsumsi OAT pada fase lanju
  • Item
    GAMBARAN KADAR Serum Glutamyc Piruvic Transminase (SGPT) PADA PEMINUM TUAK POHON LONTAR (Borassus flabellifer) DI DESA BARAYA KECAMATAN BONTORAMBA KABUPATEN JENEPONTO
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-08) NURHIDAYAH
    Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT) adalah enzim yang dihasilkan di hati yang keberadaanya didalam darah sebagai pertanda terjadinya gangguan fungsi hati. Peningkatan Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT) menandakan adanya kerusakan pada hati, meliputi kerusakan sel-sel hati oleh virus, obat-obatan serta alkohol. Alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada hati, saat masuk kedalam tubuh alkohol akan mengikuti aliran darah menuju hati ketika mencerna alkohol sel dalam hati akan rusak jika terus menerus dikomsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran kadar Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT) pada peminum tuak pohon lontar Borassus flabellifer di desa Baraya kecamatan Bontoramba kabupaten Jeneponto. Sampel penelitian yang berjumlah 36 orang yang diambill secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan menunjukan bahwa 22,2% orang memiliki kadar SGPT berada pada range >40 U/L.