Undergraduate Theses
Permanent URI for this collectionhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/52
Browse
4 results
Search Results
Item HUBUNGAN KADAR SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE (SGPT) DENGAN KADAR ALPHA FETOPROTEIN (AFP) PADA PENDERITA HEPATITIS B DI RSUD HAJI MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-15) PUTRIHepatitis adalah peradangan hati yang bisa berkembang menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Hepatitis disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi virus, salah satunya ialah virus Hepatitis B. Kerusakan hati yang terjadi pada penderita Hepatitis B dapat meningkatkan kadar SGPT. SGPT merupakan enzim yang banyak di produksi di sitoplasma sel hepatosit, peningkatan kadar SGPT dalam serum mengindikasikan adanya proses nekroinflamasi. AFP merupakan glikoprotein yang disintesis oleh hati, kadar AFP diperiksa untuk mengetahui perkembangan kerusakan hati yang terjadi akibat virus Hepatitis B. Hepatitis B yang telah berkembang menjadi infeksi kronik sebaiknya dimonitor kadar AFP-nya, karena dicurigai dapat berkembang menjadi kanker hati. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan 15 sampel penderita Hepatitis B dan akan diukur kadar SGPT menggunakan alat Thermo Scientific Indiko dan kadar AFP menggunakan alat Mini Vidas metode ELFA. Hasil penelitian pada 15 sampel yang diperiksa terjadi peningkatan kadar SGPT (27%) dan Peningkatan kadar AFP (20%). Uji korelasi Spearman-Rho menunjukkan p-value hubungan kadar SGPT dengan kadar AFP (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara kadar SGPT dengan kadar AFP pada penderita Hepatitis B di RSUD Haji Makassar dengan p-value 0,009 < 0,05Item DETEKSI POLIMERFISME GEN P PADA SUSPEK PASIEN HEPATITIS B DI PUSKESMAS ANTANG(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-06) AZMIRALDA RAHMALIA AZISHepatitis merupakan peradangan hati yang pada biasanya ditimbulkan oleh infeksi virus. Penyakit hepatitis B adalah penyakit yang menyerang hati, ditimbulkan oleh infeksi virus hepatitis B (VHB). Dalam mendiagnosis suatu penyakit hepatitis B kita menggunakan pemeriksaan serologi dan polimerase chain reaction (PCR). Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan cara efektif untuk memperoleh kuantitas urutan nukelotida untaian DNA secara in vitro. Gen pengkode Pol HBV memiliki keragaman nukleotida pada posisi tertentu meskipun pada genotype yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi adanya polimerfisme gen P dari virus Heptitis B pada sampel suspek pasien hepatitis B. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan observasional laboratory study. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 13 sampel berdasarkan rumus lemeshow. Metode yang digunakan adalah metode PCR kemudian pemeriksaan dilanjutkan pada proses sekuensing. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa hasil PCR gen S sebagai penanda HBsAg sebanyak 6 (46%) positif dan 7 (54%) negatif lalu hasil HBsAg yang positif dilanjutkan dengan PCR sequencing. Didapatkan hasil PCR pada gen p yaitu pada no sampel HEP 3, dilanjutkan dengan metode sekuensing, didapatkan hasil analisa sequencing menggunakan bio edit 7.2 terjadinya perubahan nukelotida salah satunya terjadi perubahan pada metionin menjadi isoleusinItem GAMBARAN KADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6) DAN INTERLEUKIN-10 (IL-10) PADA PASIEN HEPATITIS B MENGGUNAKAN METODE ELISA(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-25) YULIANTIHepatitis B adalah penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius seperti sirosis dan kanker hati. Penularan hepatitis B dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, air liur, cairan vagina, dan sperma. Pada saat terjadi inflamasi sitokin yang ada dalam tubuh akan merespon atau mengenali jenis patogen berupa virus yang masuk ke dalam tubuh. Interleukin-6 (IL-6) adalah sitokin yang disekresikan dari jaringan tubuh pada fase infeksi akut atau kronik berperan sebagai pro inflamasi dan Interleukin-10 (IL-10) adalah sitokin dengan sifat anti-inflamasi kuat yang memainkan peran sentral dalam membatasi respon imun inang terhadap patogen. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kadar Interleukin 6 (IL-6) dan Interleukin 10 (IL-10) pada pasien Hepatitis B menggunakan metode Elisa. Sampel penelitian adalah 10 pasien Hepatitis B yang dirawat di RS. Hasanuddin Makassar. Kadar IL-6 dan IL-10 diukur dari serum pasien dengan metode Elisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar IL-6 dan IL-10 pada pasien Hepatitis B meningkat dengan persentase 100%. Hal ini menunjukkan adanya peradangan dan respon imun yang kuat pada pasien Hepatitis B.Item IDENTIFIKASI PROTEIN PRA-S1 PADA PASIEN POSITIFHEPATITIS B KRONIS MENGGUNAKAN METODE SODIUM DODECYL SULFATE POLYACRYLAMIDE GEL ELECTROPHORESIS (SDS-PAGE)(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-04-23) FITRIYANTI KARIMHepatitis B merupakan penyakit menular yang umumnya menginfeksi hati dan disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV). HBV memiliki biomarker berupa Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg), Hepatitis B Envelope Antigen (HBeAg), Hepatitis B Core Antigen (HBcAg). HBV memiliki genom 3,2 kilobases melingkar dan sebagian beruntai ganda. Genom virus memiliki empat open reading frames (ORF) yang tumpang tindih yang dimodifikasi untuk protein amplop (S/Pra-S), inti (C/Pra- C), polimerase (P) dan X (HBV-X). Salah satu fungsi protein Pra-S1 pada hepatitis B yaitu untuk mendeteksi adanya kerusakan hati. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeteksi protein Pra-S1 sebagai biomarker diagnosis infeksi pada pasien yang terpapar virus hepatitis B menggunakan metode Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS – PAGE). Jenis penelitian yang akan digunakan yaitu studi observasional laboratorium dengan pendekatan cross sectional study dengan menggunakan 10 sampel serum darah pasien Hepatitis yang sesuai dengan kriteria. Hasil yang didapatkan dari 10 sampel tidak terdapat berat molekul 39-42 kDa. Sehingga bisa dikatakana sampel tidak menggandung Pra-S1 pada hepatitis B.