Undergraduate Theses
Permanent URI for this collectionhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/26
Browse
3 results
Search Results
Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN MOUTHWASH KOMBINASI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) DAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) MUFHTIAH DIAN AULIYA TAHRIMDaun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dan daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman yang memiliki senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, tanin, saponin dan minyak atsiri yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kombinasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dan daun sirih (Piper betle L.) dapat diformulasikan menjadi mouthwash yang stabil secara fisik-kimia serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorim, ekstrak daun salam dan daun sirih dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96%, dibuat menjadi sediaan mouthwash dari ekstrak daun salam dan daun sirih sebagai antibakteri dengan variasi konsentrasi yaitu masing-masing 5%:1%, 1%:5% dan 3%:3% menguji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dengan metode difusi. Hasil formulasi sediaan mouthwash menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan sebelum dan sesudah cycling test baik pada pengujian organoleptik, pH, viskositas, daya sebar, homogenitas. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa pada K- tidak memiliki zona hambat, F1 memiliki rata-rata diameter zona hambat sebesar 7,7 mm dengan kategori sedang, pada F2 memiliki zona hambat sebesar 9,6 mm dengan kategori sedang, pada F3 memiliki zona hambat sebesar 10,3 mm dengan kategori kuat dan pada K+ memiliki zona hambat sebesar 13,9 mm dengan kategori kuat. Adanya perbedaan nilai daya hambat pada setiap konsentrasi sediaan mouthwash ekstrak daun salam dan daun sirih (p<0,05). Kesimpulan bahwa sediaan mouthwash kombinasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dan daun sirih (Piper betle L.) pada K- tidak memiliki aktivitas antibakteri sedangkan F1, F2, F3 dan K+ memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN LIP BALM KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) DAN SARI BUAH KERSEN (Muntingia calabura L.)(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) SARTIKALip balm adalah sediaan yang di aplikasikan pada bibir untuk melindungi bibir dari faktor lingkungan merugikan seperti bibir kering dan pecah-pecah. Kulit buah naga dan sari buah kersen belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, hal ini disayangkan karena kulit buah naga dan sari buah kersen mengandung vitamin C, vitamin E serta memiliki senyawa antioksidan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kombinasi ekstrak kulit buah naga (Hylocereus costaricensis) dan sari buah karsen (Muntingia calabura L.) dapat di formulasikan sebagai sediaan lip balm yang baik serta untuk mengetahui konsentrasi berapa aktivitas antioksidan yang efektif pada sediaan lip balm dengan metode DPPH. Metode ekstraksi yang digunakan pada kulit buah naga yaitu maserasi dan pada sari buah kersen digunakan freeze dry. Pembuatan sediaan formula dengan variasi konsentrasi yaitu masing-masing 2%:4%,4%:4%, dan 4%:2% menguji aktivitas antioksidan. Sediaan lip balm yang jadi diuji mutu fisik sediaan dengan uji organoleptik, uji pH, uji suhu lebur, uji daya sebar, uji homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah naga dan sari buah kersen dapat dibuat dalam sediaan lip balm yang stabil secara fisika dan kimia. Nilai IC50 dari lip balm ekstrak etanol kulit buah naga kombinasi sari buah kersen yang paling efektif pada FII 25,77 ppm yang bersifat antioksidan sangat kuat.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN SERUM SARI BUAH KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L) DENGAN METODE DPPH(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) RADIKLA JECINDA MUKKUNBuah kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan, mengandung senyawa vitamin C, tanin, saponin, dan flavanoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sari buah kersen dapat diformulasikan sebagai sediaan serum yang stabil dan untuk mengetahui nilai IC50 sediaan serum sari buah kersen (Muntingia calabura L.) yang dapat memberikan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Metode penelitian ini dengan membuat sediaan serum wajah dari sari buah kersen (Muntingia calabura L.) dengan variasi konsentrasi yaitu 2%, 4%, 8%, dan menguji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil formula serum wajah menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan sebelum dan sesudah cycling test baik pada pengujian organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, dan Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa F1 dengan konsentrasi 2% memiliki nilai antioksidan 2.847745 ppm, F2 dengan konsentrasi 4% memiliki nilai antioksidan 2.659823 ppm, dan F3 dengan konsentrasi 8% memiliki nilai antioksidan 2.5498818 ppm, ketiga sediaan tersebut memiliki kategori antioksidan sangat kuat. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa serum sari buah kersen (Muntingia calabura L.) memiliki kestabilan fisik dan kimia dan berpotensi sangat kuat sebagai antioksidan.