Faculty of Pharmacy

Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/1

Browse

Search Results

Now showing 1 - 10 of 35
  • Item
    FORMULASI SEDIAAN SPRAY HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI SEREH WANGI (Cymbopogon nardus L.) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) DESI FITRIANI MONIJA
    Sereh wangi adalah salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri yang terkandung dalam sereh wangi memiliki khasiat salah satunya sebagai antibakteri dan antiseptik.Oleh karena itu, komponen minyak sereh wangi adalah citronellal, citronellol, dan geraniol yang manfaat paling terkenalnya sebagai mosquito repellent alami. Jadi produk hand sanitizer yang dihasilkan nanti akan mempunyai dua fungsi sekaligus (double action) yaitu selain sebagai antiseptik tangan juga berfungsi sebagai mosquito repellent alami. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan spray hand sanitizer Minyak atsiri sereh wangi (Cymbopogon nardus L) dan untuk mengetahui berapa konsentrasi optimal minyak atsiri sereh wangi dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini di lakukan secara eksperimental laboratorium di mulai dengan proses destilasi uap dengan menggunakan pelarut Aquadest kemudian di lanjutkan dengan pembuatan formulasi sediaan hand sanitizer dengan kosentrasi 5% 10% 15% dan kontrol negatif (-). Sediaan yang telah di buat di evaluasi stabilitas fisik dan kimianya dengan metode cycling test selama 6 siklus dan di peroleh hasil stabil serta memenuhi syarat untuk semua pengujian. Adapun pengujian aktivitas antibakteri sediaan yang dilakukan menunjukkan bahwa formula dapat dibuat dalam sediaan spray hand sanitizer dan memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 5% dengan zona hambat 10,1mm, konsentrasi 10% dengan zona hambat 11,3mm, konsentrasi 15% dengan zona hambat 16,25mm.
  • Item
    FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA BAKTERI Pseudomonas aeruginosa
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) MARIA ROSA MISTIKA MARU
    Daun Bandotan (Ageratum conyzoides L) mengandung senyawa bahan aktif yaitu saponin, tanin, flavonoid, polifenol dan mengandung minyak atsiri yang diduga memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa yang menyebabkan infeksi luka pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menemukan formulasi sediaan salep yang stabil secara fisik dan kimia serta mengetahui aktivitas antibakteri sediaan terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium, dimulai dengan proses maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%, kemudian dan dilanjutkan dengan permbuatan formulasi sediaan salep dengan konsentrasi ekstrak 15%, 25, 35%, salep tanpa ekstrak sebagai kontrol (-). Sediaan yang telah dibuat dievaluasi stabilitas fisik dan kimianya dengan metode cycling test selama 6 siklus dan diperoleh hasil stabil serta memenuhi syarat untuk semua pengujian. Adapun pengujian aktivitas antibakteri sediaan yang dilakukan menunjukkan bahwa formula dapat dibuat dalam sediaan salep dan memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 15% dengan zona hambat 13,6mm, konsentrasi 25% dengan zona hambat 14,0mm, konsentrasi 35% dengan zona hambat 14,6m
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN MOUTHWASH KOMBINASI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) DAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) MUFHTIAH DIAN AULIYA TAHRIM
    Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dan daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman yang memiliki senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, tanin, saponin dan minyak atsiri yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kombinasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dan daun sirih (Piper betle L.) dapat diformulasikan menjadi mouthwash yang stabil secara fisik-kimia serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorim, ekstrak daun salam dan daun sirih dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96%, dibuat menjadi sediaan mouthwash dari ekstrak daun salam dan daun sirih sebagai antibakteri dengan variasi konsentrasi yaitu masing-masing 5%:1%, 1%:5% dan 3%:3% menguji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dengan metode difusi. Hasil formulasi sediaan mouthwash menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan sebelum dan sesudah cycling test baik pada pengujian organoleptik, pH, viskositas, daya sebar, homogenitas. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa pada K- tidak memiliki zona hambat, F1 memiliki rata-rata diameter zona hambat sebesar 7,7 mm dengan kategori sedang, pada F2 memiliki zona hambat sebesar 9,6 mm dengan kategori sedang, pada F3 memiliki zona hambat sebesar 10,3 mm dengan kategori kuat dan pada K+ memiliki zona hambat sebesar 13,9 mm dengan kategori kuat. Adanya perbedaan nilai daya hambat pada setiap konsentrasi sediaan mouthwash ekstrak daun salam dan daun sirih (p<0,05). Kesimpulan bahwa sediaan mouthwash kombinasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dan daun sirih (Piper betle L.) pada K- tidak memiliki aktivitas antibakteri sedangkan F1, F2, F3 dan K+ memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans.
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN LIP BALM KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) DAN SARI BUAH KERSEN (Muntingia calabura L.)
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) SARTIKA
    Lip balm adalah sediaan yang di aplikasikan pada bibir untuk melindungi bibir dari faktor lingkungan merugikan seperti bibir kering dan pecah-pecah. Kulit buah naga dan sari buah kersen belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, hal ini disayangkan karena kulit buah naga dan sari buah kersen mengandung vitamin C, vitamin E serta memiliki senyawa antioksidan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kombinasi ekstrak kulit buah naga (Hylocereus costaricensis) dan sari buah karsen (Muntingia calabura L.) dapat di formulasikan sebagai sediaan lip balm yang baik serta untuk mengetahui konsentrasi berapa aktivitas antioksidan yang efektif pada sediaan lip balm dengan metode DPPH. Metode ekstraksi yang digunakan pada kulit buah naga yaitu maserasi dan pada sari buah kersen digunakan freeze dry. Pembuatan sediaan formula dengan variasi konsentrasi yaitu masing-masing 2%:4%,4%:4%, dan 4%:2% menguji aktivitas antioksidan. Sediaan lip balm yang jadi diuji mutu fisik sediaan dengan uji organoleptik, uji pH, uji suhu lebur, uji daya sebar, uji homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah naga dan sari buah kersen dapat dibuat dalam sediaan lip balm yang stabil secara fisika dan kimia. Nilai IC50 dari lip balm ekstrak etanol kulit buah naga kombinasi sari buah kersen yang paling efektif pada FII 25,77 ppm yang bersifat antioksidan sangat kuat.
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN SERUM SARI BUAH KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L) DENGAN METODE DPPH
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) RADIKLA JECINDA MUKKUN
    Buah kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan, mengandung senyawa vitamin C, tanin, saponin, dan flavanoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sari buah kersen dapat diformulasikan sebagai sediaan serum yang stabil dan untuk mengetahui nilai IC50 sediaan serum sari buah kersen (Muntingia calabura L.) yang dapat memberikan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Metode penelitian ini dengan membuat sediaan serum wajah dari sari buah kersen (Muntingia calabura L.) dengan variasi konsentrasi yaitu 2%, 4%, 8%, dan menguji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil formula serum wajah menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan sebelum dan sesudah cycling test baik pada pengujian organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, dan Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa F1 dengan konsentrasi 2% memiliki nilai antioksidan 2.847745 ppm, F2 dengan konsentrasi 4% memiliki nilai antioksidan 2.659823 ppm, dan F3 dengan konsentrasi 8% memiliki nilai antioksidan 2.5498818 ppm, ketiga sediaan tersebut memiliki kategori antioksidan sangat kuat. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa serum sari buah kersen (Muntingia calabura L.) memiliki kestabilan fisik dan kimia dan berpotensi sangat kuat sebagai antioksidan.
  • Item
    FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN HANDWASH DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) ISMA HIKA IKHSAN
    Tulang rawan cumi-cumi (Loligo sp.) diketahui mengandung senyawa kitosan yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan kitosan dari tulang rawan cumi-cumi (Loligo sp.) dalam bentuk sediaan handwash dengan konsentrasi 0,1%, 0,2% dan 0,3% yang stabil secara fisik dan kimia serta melihat konsentrasi optimum dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium melalui tiga tahap ekstraksi yaitu deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi serta dilakukan uji mutu fisik dan uji sabilitas sebelum dan setelah cycling test yang meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji tinggi busa serta uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode sumuran. Hasil yang diperoleh berdasarkan uji ANOVA pada bakteri Staphylococcus aureus yaitu 0,000 dan pada bakteri Escherichia coli yaitu 0,000. Kitosan dari tulang rawan cumi-cumi (Loligo sp.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan handwash dan konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat Staphylococcus aureus dan Escherichia coli adalah konsentrasi 0,3%
  • Item
    ANDIH ISMAIL
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02)
    Daun awar-awar (Ficus septica Burm) merupakan tanaman yang sering dimanfaatkan dikalangan masyarakat sebagai terapi tradisional seperti penyakit yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Adapun kandungan yang terdapat pada tanaman ini yaitu flavanoid, saponin dan tanin. Deodoran merupakan salah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mengurangi dan menutupi bau badan dimana sediaan ini diaplikasikan pada ketiak dengan mekanisme kerja yaitu mengahambat dekoposisi atau penguraian keringat oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm) stabil formulasikan sebagai sediaan deodoran dan Untuk mengetahui sediaan deodoran dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian dilakukan secara ekperimental yang dilakukan dengan menggunakan sampel daun awar-awar (Ficus septica Burm). Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa sediaan deodoran ekstrak etanol daun awar-awar (Ficus septica Burm) memilki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 1,5%, 2% dan 2,5%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm) stabil diformulasikan ke dalam bentuk sediaan deodoran dan Formulasi sediaan deodoran yang dibuat dalam beberapa konsentrasi 1,5%, 2%, dan 2,5% memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphycoccus aureus dengan zona hambat yaitu 12,71, 15,39 dan 17,63 mm.
  • Item
    FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SERUM ANTI ACNE FRAKSI DAUN SINGKONG (Manihot esculenta, Crantz) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) IRMA
    Daun Singkong (Manihot esculenta, Crantz.) diketahui memiliki kandungan senyawa kimia yaitu flavonoid, saponin dan tanin yang memiliki peran sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan daun singkong (Manihot esculenta, Crantz) dalam bentuk sediaan serum polar dan non polar dengan konsentrasi masing-masing 3% yang stabil secara mutu fisik dan kimia serta melihat sediaan fraksi yang optimum dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan metode remaserasi lalu dilanjutkan dengan fraksi serta dilakukan pengujian mutu fisik dan uji stabilitas sebelum dan setelah cycling test meliputi uji organoleptik (bentuk, warna, bau), uji homogenitas, uji pH, uji viskositas serta uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan menggunakan metode sumuran. Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri diperoleh sediaan fraksi yang paling efektif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes adalah non polar dengan zona hambat 7,3 mm dengan kategori sedang. Hasil yang diperoleh berdasarkan uji anova pada bakteri propionibacterium acnes p˂0,05 artinya terdapat perbedaan yang bermakna. Formulasi sediaan serum yang paling efektif dalam menghambat Propionibacterium acnes adalah non polar dengankonsentrasi 0,3%.
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01) RISMAYANTI IRIANY
    Tanaman pare merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Daun pare mengandung beberapa metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, tanin, flavonoid dan triterpenoid yang mana bermanfaat sebagai antibakteri dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi gel antijerawat dari ekstrak daun pare (Momordica charantia L) dengan konsentrasi 5%, 7% dan 9% kemudian menguji aktivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes menggunakan metode sumuran. Analisis statistik yang dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan diameter zona hambat tiap formula terhadap kontrol positif, yaitu p < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka ekstrak daun pare (Momordica charantia L) dapat diformulasikan sebagai gel antijerawat dan memiliki aktivitas terhadap bakteri Propionibacterium acnes dimana konsentrasi optimumnya yaitu pada konsentrasi 9% dengan diameter rata-rata 16,7mm yang mana termasuk dalam zona hambat kategori kuat
  • Item
    DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGGUNAAN KOMBINASI NIFEDIPIN DAN MAGNESIUM SULFAT PADA PASIEN PREEKLAMSIA DI RSIA SITTI KHADIJAH 1 MAKASSAR
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) M. TRI BUDI MAHA SAKT
    Angka kematian ibu (AKI) masih menjadi salah satu prioritas utama di bidang kesehatan, dimana World Health Organization (WHO) memperkirakan AKI akan turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Pada tahun 2015, AKI di Indonesia mencapai angka 305 per 100.000 kelahiran hidup. Drug Related Problems (DRPs) adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi pada pasien akibat terapi obat dan berpotensi menghambat proses pemulihan pasien. Masalah terkait obat harus diidentifikasi selama proses pengobatan atau penyembuhan untuk mengurangi morbiditas, mortalitas, dan biaya terapi obat. Ini akan membantu meningkatkan kemanjuran terapi farmakologis, terutama pada gangguan kronis dan progresif yang memerlukan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Drug Related Problems yang disebakan dari penggunaan kombinasi obat Nifedipin dan Magnesium Sulfat pada pasien preeklamsia di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar. Mengetahui Drug Related Problems dari penggunaan kombinasi Nifedipin dan Magnesium Sulfat sudah tepat pemilihan obat serta sudah tepat pemilihan dosis obat pada pasien preeklamsia di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar. Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah non eksperimental (Observasional) dengan menggunakan metode deskriptif (Kualitatif). Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar, dari 32 pasien preeklamsia yang telah mengonsumsi kombinasi Nifedipin dan Magnesium Sulfat tidak terdapat Drug Related Problems (DRPs) ataupun efek samping yang merugikan nyawa pasien. Hal ini dikarenakan terapi dari penggunaan kombinasi Nifedipin dan Magnesium Sulfat di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar sesuai dengan tata laksana penangan preeklamsia pada ibu hamil dari pedoman pelayanan nasional kedokteran.