Lecturers and Researchers Paper
Permanent URI for this collectionhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/111
Browse
13 results
Search Results
Item GAMBARAN ELEKTROKARDIOGRAM PASIEN DENGAN KELAINAN BUNDLE BRANCH BLOCK DI PUSAT JANTUNG TERPADU RS WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) ABDUL RAHMATLatar Belakang: BBB adalah gangguan pada sistem konduksi listrik jantung yang dapat mengakibatkan perubahan pada pola EKG, yang penting dalam diagnosis dan penatalaksanaan penyakit jantung, kondisi medis ini timbul saat terjadi penyumbatan pada aliran listrik di jantung yang bertugas mengirimkan sinyal untuk mengatur kontraksi otot jantung. Tujuan: mengetahui bagaimana gambaran elektrokardiogram pada pasien dengan kelainan Bundle Branch Block. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan melibatkan 2 pasien sebagai sampel yang didiagnosis dengan BBB. Data dikumpulkan melalui rekaman EKG yang dianalisis untuk mengidentifikasi pola-pola khusus yang muncul pada kondisi Right Bundle Branch Block (RBBB) dan Left Bundle Branch Block (LBBB). Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa RBBB ditandai dengan QRS yang lebar >0,16 ms dan memiliki pola pada V1, rsR’, V2, RSR’ berbentuk seperti huruf M sementara LBBB ditandai dengan kompleks QRS yang juga melebar >0,20 ms pada V5, V6 dan terdistorsi serta berbentuk seperti huruf M. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien 1 didiagnosis positif RBBB dan pasien 2 positif LBBB.Item TEKNIK PENGGUNAAN PERMANEN PACEMAKER (PPM) PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSTIK SINUS NODUS DISFUNGSI (SND) DI PUSAT JANTUNG TERPADU RS WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) SYAMSUL RIDHALatar belakang : Disfungsi Nodus Sinus, yang sebelumnya dikenal sebagai Sindrom Sinus Sakit, merupakan gambaran kelainan yang berhubungan dengan konduksi abnormal dan perambatan impuls listrik pada Nodus Sinoatrial. Pacemaker merupakan salah satu alat terapi listrik yang berupa generator kecil yang berfungsi merangsang dan mengontrol detak atau irama jantung agar tetap normal dengan bantuan pemasangan elektroda yang berfungsi menghasilkan impuls listrik pada otot jantung. Tujuan : untuk mengetahui Teknik pemacuan atau settingan Permanen Pacemaker pada pasien Sinus Nodus Disfungsi di Pusat Jantung Terpadu RS Wahidin Sudirohusodo Makassar. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif melalui pendekatan studi kasus pada pasien sinus nodus disfungsi dengan sampel yang diambil sebanyak 2 sampel. Hasil : Hasil pemasangan PPM pada Ny. S dan Ny. H dilaporkan berhasil dan tindakan selesai tanpa komplikasi penyulit dengan menggunakan mode pemasangan DDDR Kesimpulan : Pada pengaturan mode program permanen pacemaker pada kedua pasien dengan pengaturan pacing di ventrikel dan atrium dengan pacing 80-130 bpm sukses dilakukan tanpa ada komplikasi.Item PENGUKURAN WILKIN’S SCORE PASIEN MITRAL STENOSIS MENGGUNAKAN MODALITAS EKOKARDIOGRAFI DI RSUP DR. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) ATTHAR FATHURRAHMAN K. LABASMitral stenosis merupakan kelainan pada katup mitral yang mengalami penyempitan sehingga adanya hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Tindakan ekokardiografi dibutuhkan untuk menegakkan diagnostik pada MS. Wilkin’s score merupakan salah satu parameter dalam menilai mobilitas katup, penebalan katup, penebalan subvalvular dan kalsifikasi katup yang mengindikasikan tingkat keparahan penyakit dan prediksi tatalaksana tindakan Percutaneous Balloon Mitral Valvuloplasty (PBMV). Tujuan: Mengetahui pengukuran dan penilaian keparahan mitral stenosis menggunakan parameter Wilkin’s score pada tindakan ekokardiografi. Metode: Penelitan ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan sampel yang di ambil sebanyak 2 pasien yang dilakukan penilaian ekokardiografi dengan parameter Wilkin’s score. Hasil: Pengukuran mitral stenosis menggunakan parameter Wilkin’s score pada Ny. M didapatkan hasil mobilitas 3, ketebalan katup 3, ketebalan subvalvular 3, kalsifikasi katup 4 dan Tn. M didapatkan hasil mobilitas katup 2, ketebalan katup 3, ketebalan subvalvular 1, kalsifikasi katup 1. Kesimpulan: Pasien pertama mengalami mitral stenosis yang berat dengan Wilkin’s score 13 yang kemungkinan hasil buruk setelah PBMV dan Pasien kedua didapatkan mitral stenosis sedang dengan Wilkin’s score 7 yang mengindikasikan kemungkinan hasil baik setelah PBMV.Item PARAMETER EKOKARDIOGRAFI MENGGUNAKAN LV STUDY PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI PUSAT JANTUNG TERPADU RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO TAHUN 2019(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-12) VRILA FITRIAVrila Fitria 163145408023 ,”Parameter Ekokardiografi Menggunakan LV Study Pada Pasein Congestive Heart Failure Di Pusat Jantung Terpadu RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dibimbing oleh : Citra Apriyanti Anas Dan Rini Aryani Yamin Latar Belakang: Fungsi sistolik ventrikel kiri dinilai dengan pemendekan fraksion atau fraksi ejeksi adalah turunan dari pemendekan dan tidak menawarkan keuntungan dibandingkan pemendekan fraksional. penentuan serial pengukuran ini penting dalam pengelolaan kondisi di mana fungsi ventrikel kiri dapat berubah.Tujuan : Untuk mengetahui niali hasil pengukuran IVSd,LVIDd,LVIDs,LVPWD, Ejeksi fraksi pada pemeriksaan ekokardiografi pada pasien Congestive Heart Failure. Metode: Menggunakan desaian penelitian deskriptif teknik pengambilan sampling Exhaustive sampling. Pada pasien gagal jantung kongestif yang sudah melakukan pemeriksaan ekokardiografi dimana banyak jumlah sampel sebanyak 27 sampel. Hasil : penelitian ini didapatkan bahwa pasien gagal jantung kongestif pada umumnya memiliki ejekis fraksi yang menurun pada usia 41-65 tahun dan mengalami dilatasi pada ventrikel kiri. Kesimpulan : Pasien yang memiliki Ejeksi fraksi baik sebanyak 22%, cukup sebanyak 29 %, dan menurun sebanyak 48 %.Pasien yang mengalami dilatasi ventrikel kiri (LVIDd) laki-laki sebanyak 40 % dan perempuan sebanyak 3.7 %.Pasien yang mempunyai LVIDs > 1.8 cm sebanyak 92%, dan < 1.8 cm sebanyak 7.4 %.Pasien yang mempunyai IVSd < 0.6 cm sebanyak 22 %, dan > 1.1 cm sebanyak 37%, dan 0.6-1.1 cm sebanyak 40 %.Pasien yang mempunyai LVWPD > 1.1 cm sebanyak 40 % dan 0.6-1.1 sebanyak 59 %.Item GAMBARAN KAPASITAS FISIK DAN KEMAMPUAN AKTIVITAS PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DENGAN MENGGUNAKAN TREADMILL TEST DI PUSAT JANTUNG TERPADU RUMAH SAKIT WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-12) FAHMI A. AKVIANSYAHFahmi A. Akviansyah 163145408006 2019 Gambaran Kapasitas Fisik Dan Kemampuan Aktivitas Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) Dengan Menggunakan Treadmill Test di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dibimbing oleh Guntur R. Fara dan Jangga. Penyakit jantung koroner adalah ganguan fungsi jantung akibat penyempitan atau penyumbatan arteri koronaria, yaitu arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah ke otot jantung lambat, maka jantung tidak mendapatkan oksigen dan zat nutrisi yang cukup. Treadmill test merupakan salah satu cara utama untuk menegakkan diagnosa pasien dengan penyakit jantung khususnya penyakit jantung koroner. Treadmill test yaitu cara non invasif untuk mengkaji berbagai aspek fungsi jantung, dengan mengevaluasi aspek jantung selama dilakukan stress fisik, respon jantung terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dapat ditentukan. Treadmill test dapat mendeteksi ada atau tidaknya penyakit jantung koroner, baik pada orang yang telah atau pernah mengeluh nyeri dada (Angina pektoris) maupun tidak. selain untuk keperluan tersebut manfaat indikasi lain pemeriksaan Treadmill test seperti prognostik, stratifikasi, evaluasi pengobatan atau tindakan mengukur kapasitas fungsional, membuat program latihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran Kapasitas fisik dan kemampuan aktivitas pasien dengan diagnosa PJK mengunakan pemeriksaan Treadmill Test. Menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian studi kasus pada pasien PJK yang telah dilakukan studi Treadmill Test. Jumlah sampel penelitian yaitu 1 pasien. Pada penelitian ini didapat pasien laki laki usia 52 tahun yang menderita penyakit jantung koroner, yang telah melakukan Treadmill test dengan menggunakan protokol modifikasi bruce, durasi latihan 06.45 menit, kapasitas fisik 3,87 Metz (low) rendah. Dan mampu melakukan aktivitas seperti berjalan, bersepeda, dan olahraga tertentu.Item GAMBARAN ELEKTROKARDIOGRAM PRE DAN POST PCI PADA PASIEN STEMI DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) JALE SULFANIST elevasi miokardial infark (STEMI) adalah suatu keadaan yang dapat menimbulkan mortalitas sel pada jantung akibat iskemia yang berlebihan karena adanya pengaruh sumbatan atau oklusi pada koroner. Percutaneous coronary intervention adalah salah satu tindakan untuk membuka dan melebarkan pembuluh darah koroner yang menyempit. Pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah dilakukan PCI bertujuan untuk menilai keberhasilan dari pada tindakan PCI tersebut dalam memperbaiki arteri koroner yang mengalami penyempitan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan gambaran elektrokardiogram Pre dan Post PCI pada Pasien Stemi. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif berdasarkan studi kasus. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 2 sampel. Hasil penelitian ini adalah Gambaran hasil EKG pre pada kedua pasien adalah terdapat ST Elevasi di lead septum dan ST elevasi pada lead anterolateral dengan kesan PJK (STEMI) dan Gambaran hasil EKG post pada kedua pasien adalah tidak terdapat ST Elevasi hanya terdapat Old miokard patologis. Kesimpulan : Terdapat perubahan EKG pada saat pre dan post tindakan PCI pada kedua pasien yaitu sebelum tindakan masih terlihat gambaran ST Elevasi dan setelah pemasangan stent didapatkan hasil pada kedua pasien dengan ST Elevasi yang tidak muncul pada gambaran EKG.Item PEMERIKSAAN EKOKARDIOGRAFI MENGGUNAKAN METODE COLOR DOPPLER PADA PASIEN ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD) DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR(Perpustakaan Megarezky, 2025-08-06) FEBY FEBRYANTIAtrial Septal Defect (ASD) merupakan jenis penyakit jantung bawaan tipe asianotik yang ditandai dengan adanya defek atau lubang pada sekat interatrium yang mengakibatkan darah dari vena pulmonalis kembali dari atrium kiri ke atrium kanan, yang berujung pada dilatasi atrium dan ventrikel kanan dan membutuhkan pemeriksaan ekokardiografi untuk mendiagnosis ASD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur dan hasil dari pemeriksaan ekokardiografi menggunakan metode color doppler pada pasien atrial septal defect. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Jumlah sampel penelitian adalah sebanyak satu sampel. Pada hasil penelitian ini yaitu didapatkan adanya lubang atau defek pada interatrial septumItem ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN "W" DENGAN NON ST ELEVASI MIOKARD INFARK DI MAKASSAR(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-06) MISDAR, S.KepNon-ST Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) adalah adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan suplai oksigen ke myocardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan menyebabkan iskemia myocardium lokal. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depertemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004 menyatakan bahwa peringatan penyakit cardiovaskular sebagai penyebab kematian semakin meningkat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh terapi latihan terhadap penderita Non-ST Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) Killip IV di RSUD Tugurejo Semarang. Populasi penelitian ini adalah pasien penderita Non-ST Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) Killip IV. Sampel penelitian ini menggunakan seluruh populasi, yaitu sebanyak 8 pasien yang secara keseluruhan diambil sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data didapat dari pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV). Hasil uji t menunjukkan Sig. = 0,000 (<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. . Hal ini berarti HR sebelum dan sesudah tindakan (terapi latihan) tidak sama. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Terapi latihan dapat mengurangi derajat sesak napas, spasme otot pernapasan pada penderita Non-ST Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) Killip IV.Item HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL PADA TRIMESTER III DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PUSKESMAS KASSI – KASSI MAKASSAR(PERPUTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-04) ROHANA UMAWAITINAPada masa kehamilan pertambahan berat badan ibu sangat penting untuk menentukan kesehatan janin yang dikandung dan untuk menentukan bagaimana status gizi bayi yang akan dilahirkan kelak, seperti yang diperoleh sebelumnya, bahwa terdapat sosiasi yang positif antara berat badan lahir bayi maupun berat badan ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Pada Trimester III Dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Kassi-kassi Makassar Tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil trimester III yang berkunjung di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar tahun 2020 sebanyak 222 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang berkunjung di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar tahun 2020 sebanyak 71 orang. Dengan penelitian ini menggunakan jenis penelitian Analitik Observasional dengan rangcangan Cross Sectional Study. Bedasarkan hasil penelitian didapatkan Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Pada Trimester III Dengan Berat Bayi Di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar P=0.000(0,00 <0.05), ini berarti Ho di tolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu HamilTtrimester III Dengan Berat Bayi Lahir. Diharapkan kepada bidan yang bertugas di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar agar lebih meningkatkan kinerja serta perhatiannya dalam memberikan informasi tentang pentingnya pertambahan berat badan ibu hamil.Item GAMBARAN PROSEDUR DAN KEBERHASILAN TINDAKAN PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION (PCI) PADA PASIEN PRIMARY PCI DAN RESCUE PCI DI PUSAT JANTUNG TERPADU RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-02) NURUL AMALIA RAMADHANI LUKMANLatar Belakang:Coronary Artery Disease (CAD) suatu gangguan fungsi jantung dikarenakan adanya sumbatan atau penyempitan pembuluh darah di arteri jantung yang di sebabkan oleh penumpukan plak. Proses ini tersebut disebut dengan Aterosklerosis. Percutaneous Coronary Intervention (PCI) merupakan suatu tindakan pemeriksaan untuk menghilangkan dan melebarkan pembuluh darah. Tindakan ini dilakukan bagi penderita CAD. Primary PCI atau biasa disebut Intervensi koroner perkutan (angioplasty atau stenting) adalah tindakan yang tanpa di dahului fibrinolitik sedangkan Rescue PCI adalah tindakan PCI pada pasca pemberian fibrinolisis tetapi arteri koroner tetap tersumbat. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur dan keberhasilan tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) pada pasien Primary dan Rescue PCI. Metode: Metode yang digunakan penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan studi kasus.Sampel:menggunakan 2 sampel yaitu 1 pasien Primary PCI dan 1 Rescue PCI.Hasil:pasien 1 dilakukan tindakan primary PCI dengan hasilLAD proximal chronic total occlusion (CTO), RCA stenosis 70-80% dan mengalami PEA (Pulseless Electrical Activity), pasien 2 dilakukan tindakan rescue PCI dengan hasil TIMI 3 Flow.