D4 Health Laboratory Technology
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/51
Browse
3 results
Search Results
Item KORELASI HASIL PEMERIKSAAN HBA1C DENGAN MIKROALBUMIN URIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI LABORATORIUM KLINIK PRODIA CABANG MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-05) KUSUMA WARDANIDiabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes Melitus dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah Nefropati Diabetik yang dapat berakhir sebagai gagal ginjal. Pemantauan komplikasi nefropati berdasarkan Perkeni dilakukan dengan standarnya yaitu pemeriksaan urin dengan menghitung mikroalbuminurin, untuk mengetahui kadar albumin dalam urin yang bermanfaat untuk memprediksi perkembangan proteinuria dan diabetik nefropati pada Diabetes Melitus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil pemeriksaan HbA1c pada penderita Dibetes Melitus tipe 2, untuk mengetahui hasil pemeriksaan Mikroalbuminurin pada penderita Dibetes Melitus tipe 2 dan untuk mengetahui korelasi antara kadar HbA1c dan mikroalbuminurin pada penderita Diabetes Melitus tipe 2. Untuk mengkaji permasalahan dalam skripsi ini, Jenis Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan rektrospektif.. Data yang dikumpulkan dari hasil pemeriksaan. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui korelasi HbA1c dengan mikroalbumin pada penderita DM tipe 2. Dari hasil pembahasan menunjukkan bahwa, Banyak responden dari penelitian ini adalah 39 subjek dengan rincian hasil perempuan sebanyak 19 orang (48,7%) dan Laki-laki 20 orang (51,3%). Dari analisis data didapatkan ada korelasi hubungan Albuminuria dengan HbA1C: 0,032 (p<0,05) dengan kekuatan korelasi tergolong lemah (r= 0,344).Item GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR(2024-12-23) AYU PERMATA SARIDiabetes melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (Hiperglikemia) akibat penurunanan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Peningkatan kadar glukosa darah dapat menyebabkan jumlah leukosit meningkat sebagai akibat dari respon inflamasi. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui gambaran jumlah leukosit pada penderita diabetes melitus tipe 2 di rumah sakit tk II pelamonia makassar. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif observasional. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Metode pemeriksaan jumlah leukosit yaitu metode flow cytometri. Hasil penelitian dari 29 orang responden didapatkan mengalami leukositosis sebanyak 16 responden nilai minimum jumlah leukosit 10.060 sel /կ L, maksimum 19.480 sel/կ L dan rata-rata 11.690 sel /կ LItem PENGARUH KADAR UREUM TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN HbA1c PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2(2024-12-23) NADIA ALFIRADiabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh produksi insulin yang tidak mencukupi atau resistensi insulin oleh pankreas. Kondisi hiperglikemia dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada ginjal sehingga terjadi gangguan pada fungsi ginjal yang di tandai dengan tingginya kadar ureum. Salah satu diagnosis untuk mengetahui fungsi ginjal yaitu dengan pemeriksaan ureum. Salah satu kontrol glikemik pada penderita diabetes melitus tipe 2 yaitu pemeriksaan HbA1c dengan nilai terkontrol 4,2 – 6,0% dan nilai yang tidak terkontrol yaitu >6,0%. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kadar ureum terhadap hasil pemeriksaan HbA1c pada penderita diabetes melitus tipe 2. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan jumlah sampel sebanyak 30, kriteria penelitian ini meliputi penderita diabetes melitus tipe 2 yang berusia 35-60 tahun, lama menderita diabetes melitus tipe 2 ≥1 tahun, tidak menderita penyakit hipertensi, penyakit ginjal, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol dan tidak dalam melakukan diet protein. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10-23 september 2022 di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat Bio Systems BA400 dengan menggunakan metode automatic analyzer. Hasil penelitian ditemukan adanya peningkatan kadar ureum sebanyak 6 (20%) subjek dengan kadar HbA1c >6.0% dan kadar ureum yang normal sebanyak 14 subjek (80%). Hasil uji regresi linear menunjukan kadar ureum tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil pemeriksaan HbA1c dengan nilai p=0.071 > 0.05.