Stunting adalah balita yang mengalami kegagalan dalam pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak tampak lebih pendek dari usianya. Masalah stunting masih ditemui di wilayah Puskesmas Tamangapa Makassar, salah satu penyebab terjadinya stunting adalah keluarga belum dapat melaksanakan perawatan balita stunting secara mandiri. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan sikap ibu terhadap kemandirian keluarga dalam merawat balita stunting di Puskesmas Tamangapa Kota Makassar. Metode penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden, penentuan besar sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah sikap diukur dengan instrumen kuesioner. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemandirian keluarga yang diukur dengan lembar observasi kemandirian keluarga menurut Friedman. Analisis datamenggunakan uji Spearman rho ρ=0,05. Hasil uji Spearman rho menunjukkan nilai kemaknaan ρ = 0,004 dengan taraf signifikan 0.01 (ρ < 0.05) dapat disimpulkan terdapat hubungan sikap ibu terhadap kemandirian keluarga dalam merawat balita stunting di Puskesmas Tamangapa Kota Makassar.
No Thumbnail Available
Date
2025-08-16
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY
Abstract
Kunyit (Curcuma domestica) merupakan tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional
yang mengandung senyawa antijamur yaitu Flavanoid dan kurkumin. Senyawa flavanoid dan
kurkumin dapat menghambat pertumbuhnan jamur dengan cara merusak dinding sel jamur.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah fraksi etil asetat kunyit (Curcuma
domestica) dapat di formulasikan menjadi sediaan shampo yang stabil secara fisik dan kimia,,
untuk mengetahui apakah sediaan shampo fraksi etil asetat kunyit (Curcuma domestica)
dapat menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur dan untuk mengetahui pada
konsentrasi berapakah formulasi sediaan fraksi etil asetat kunyit (Curcuma
domestica)
memiliki efektivitas antijamur yang optimal. Jenis penelitian ini
eksperimental laboratorium menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut etanol
96% dan fraksinasi dengan pelarut etil asetat, N-heksan, dan air. Penelitian ini
menggunakan tiga konsentrasi yang berbeda yaitu, 15%, 20% dan 25% serta dua
kontrol pendukung yaitu kontrol (-) sebagai sediaan shampo tanpa zat aktif dan
kontrol (+) yaitu shampo ketomed ketokonazole. Uji organoleptik, uji pH, uji daya
sebar, uji viskositas, uji tinggi busa dan uji efektivitas antijamur, dimana baik
sebelum maupun setelah cyclingramram test memperlihatkan tidak ada perbedaan
bermakna (p>0,05), sehingga disimpulkan bahwa fraksi etil asetat kunyit dapat
diformulasikan menjadi sediaan shampo yang stabil secara fisik dan kimia, sediaan
shampo antiketombe memiliki efektivitas terhadap pertumbuhan Malassezia furfur
dan pada konsentrasi sediaan shampo yang efektif menghambat pertumbuhan
Malassezia furfur yaitu 25% dengan kategori sangat kuat.
Description
Keywords
Kunyit (Curcuma domestica), Shampo, Antiketombe, Malassezia furfur