Undergraduate Theses

Permanent URI for this collectionhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/52

Browse

Search Results

Now showing 1 - 4 of 4
  • Item
    PERBEDAAN KADAR ZAT BESI PADA KASUS Multi drug resisten Tuberculosis (MDR-TB) DAN KASUS TB BARU DENGAN METODE Enzyme-linked Immunosorbent Assay
    (PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-08) APRILIA DWI WAHYUNI LEWAHERILLA
    Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB). Proses terjadinya infeksi oleh MTB biasanya secara inhalasi, Faktor lain yang dapat menjadi sumber penularan adalah lingkungan, gizi buruk dan daya tahan tubuh yang lemah. Salah satu faktor infeksi TB yaitu gizi diantaranya defisiensi zat besi. Defisiensi besi menyebabkan penurunan kemampuan netrofil untuk membunuh bakteri, mengurangi respon limfosit, mengganggu aktivitas natural killer cell (sel NK). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar zat besi pada kasus Multi drug resisten tuberculosis (MDR-TB) dan kasus TB Baru dengan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional study yaitu mengukur kadar zat besi dalam plasma pasien MDR-TB dan pasien TB Kasus Baru dengan ELISA. Sampel pada penelitian ini sebanyak 20 sampel pasien TB Kasus Baru dan 10 sampel pasien MDR-TB. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata kadar zat besi pada pasien MDR-TB (16,88 µmol/L) lebih rendah dibandingkan dengan pasien TB kasus baru (22,03 µmol/L). Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien MDR-TB yang telah diberi pengobatan lini 1 yaitu isoniazid dan rimpafisin mengalami defisiensi zat besi.
  • Item
    “ANALISIS KADAR TUMOR NECROSIS FAKTOR-ALPHA (TNF-α) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS AKTIF DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT KOTA MAKASSAR”
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-02) NADIA ANASTASIA PANGKEY
    TNF-α merupakan pusat dari respon imun protektif terhadap M. tuberculosis dan berperan penting dalam aktifasi makrofag dan inflamasi lokal. TNF-α juga melakukan beberapa fungsi yang penting dalam sitokin yaitu sebagai pertahanan inang melawan M. tuberculosis selama fase akut ataupun kronis. TNF-α merupakan sitokin yang sebagian besar diproduksi oleh monosit atau makrofag dan juga TNF-α dapat diproduksi oleh banyak sel, misalnya sel mast, sel endotel, jaringan saraf, limfosit T dan B dan sel Natural Killer (NK). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar TNF-α pada penderita Tuberkulosis Aktif Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota Makassar. Jenis penelitian ini yaitu penelitian observasi laboratorium dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study dengan menggunakan 47 sampel plasma pada penderita tuberculosis aktif dengan menggunakan metode ELISA dan diperiksa di laboratorium Hasanuddin University Medical Research Center (HUM-RC). Hasil penelitian ini didapatkan nilai rerata kadar TNF-α pada penderita tuberculosis aktif adalah 188,10 pg/ml. Nilai tertinggi kadar TNF-α pada penderita tuberculosis aktif berdasarkan usia yaitu antara usia 41-51 tahun 290 pg/ml dan terendah pada usia 19-29 tahun 110 pg/ml. Sedangkan hasil berdasarkan jenis kelamin, nilai rerata TNF-α tertinggi pada laki-laki yaitu 71.66 pg/ml dan terendah pada perempuan yaitu 69.81 pg/ml. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bahwa kadar TNF-α pada penderita tuberculosis aktif didapatkan meningkat yaitu 188,1 pg/ml hal ini sesuai dengan teori yang ada.
  • Item
    DETEKSI POLIMORFISME GEN NAT2 PADA PASIEN YANG MENDAPAT TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS ISONIAZID (INH) MENGGUNAKAN METODE PCR-RESTRICTION FRAGMENT LENGTH POLYMORPHISM (RFLP)
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-25) JEANE CHRISTIARA TAURAN
    Penanganan dan pengendalian peyakit tuberkulosis (TB) menjadi semakin sulit dengan meningkatnya kasus resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) seperti isoniazid akibat ketidakpatuhan minum obat sehingga meningkatkan risiko kegagalan pengobatan dan hepatotoksitas. INH dimetabolisme oleh gen N-asetil transferase (NAT2). Polimorfisme gen NAT2 dapat mengganggu efektivitas pengobatan dan memicu resiko hepatotoksisitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi polimorfisme gen NAT2 yang mempengaruhi metabolisme obat anti-TB, isoniazid (INH), menggunakan metode Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism (PCRRFLP). Dalam penelitian ini di peroleh 10 sampel pasien TB yang menerima terapi INH di Puskesmas Ujung Pandang Baru, Kota Makassar. Hasil deteksi polimorfisme gen NAT2 menggunakan metode PCR-RFLP menunjukkan distribusi genotip NAT2 Fok1 pada 10 sampel (100%) yang memiliki alel AA (homozigot mutan). Kesimpulan ditemukan alel G yang beresiko terhadap pengobatan isoniazid (INH)
  • Item
    ANALISIS KADAR LED (Laju Endapan Darah) CARA MANUAL DAN AUTOMATIC PADA PENDERITA Tuberculosis PARU
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2024-12-23) SANY SIWALETTE
    Tuberculosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Parameter LED dapat menunjukkan proses inflamasi yang terjadi pada pasien Tuberkulosis. Dan pada infeksi Tuberkulosis paru terjadi proses inflamasi, terdapat peningkatan kadar fibrinogen dan globulin plasma yang berkaitan dengan reaksi fase akut sehingga menyebabkan nilai LED meningkat. Prinsip pemeriksaan metode automatic yaitu darah yang dikumpul dalam kuvet khusus kemudian dibiarkan untuk megendap dalam alat. International Council for Standardization in Haematology (ICSH) mere-komendasikan untuk menggunakkan metode Westergreen Tes LED manual metode Westergreen Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui Analisis kadar laju endap darah cara manual dan automatic pada penderita Tuberkulosis, untuk melihat adanya inflamasi dengan mengunakan metode Autometic dan Westergreen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 20 sampel pasien positif Tuberkulosis yang sesuai dengan kriterian inklusi peneliti. Waktu penelitian pada bulan September 2022. Hasil penelitian ini diperoleh hasil dari 20 sampel pasien tuberkulosis, sebanyak 10 sampel dengan kadar LED normal (50%) dan sebanyak 10 sampel mengalami kenaikan kadar LED (50%), pada hasil penelitian ini juga tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan Laju Endap Darah yang signifikan dengan cara Automatic dan Manual. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada pemeriksaan LED Automatic dan Manual.