Faculty of Health Technology
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/3
Browse
2 results
Search Results
Item UJI EFEKTIVITAS DAN TOKSISITAS EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia Pendans) SEBAGAI ANTI DIABETIK PADA TIKUS PUTIH (Galur Wistar)(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-03) ARFA RIZIAH A. LAPETONGTanaman sarang semut (Myrmecodia pendans) sering digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan. Tanaman Epifit yang banyak tumbuh di Papua diyakini mampu mengobati berbagai penyakit kronis, seperti kanker, hipertensi, diabetes, liver, asam urat, dan penyakit jantung. Tanaman sarang semut mengandung 85% gula. Glukosa dalam sarang semut termasuk jenis kompleks, bukan glukosa sederhana. Glukosa kompleks ini berpotensi sebagai obat, termasuk obat diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen laboratorium, hewan dikelompokkan menjadi 5 kelompok yang masing- masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih (Galur wistar) jantan. Masing-masing kelompok diinduksi glukosa. Kelompok I adalah kontrol negatif yang diinduksi Na CMC suspensi 1%, kelompok II adalah kontrol positif yang diinduksi Glibenklamid , dan kelompok III, IV, V adalah kelompok perlakuan yang diinduksi ekstrak sarang semut dengan dosis 100 mg/KgBB, dosis 200 mg/KgBB, dosis 300 mg/KgBB Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendans) dapat menurunkan kadar gula darah (antidiabites) pada tikus putih jantan (galur wistar) yang diinduksi dengan aloksan, dan konsentrasi ekstrak sarang semut yang paling efektif dalam menurunkan kadar gula darah adalah dosis 300 mg/KgBB . Pemberian ekstrak sarang semut pada tikus putih (Galur wistar) menyebabkan peningkatan kadar AST, ALT, Creatinin dan Ureum.Item DETEKSI Staphylococcus aureus PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIK MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-25) NUR MUKHLISIN MAKMUR HAFIEDZDiabetes melitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau tingginya kadar gula dalam darah. Salah satu komplikasi dari DM adalah adanya ulkus diabetik. Seiring berjalannya waktu penderita diabetes melitus mengalami komplikasi, salah satunya yaitu ulkus diabetikum, Ulkus diabetikum adalah kondisi ketika kaki mengalami luka disertai dengan keluarnya cairan nanah yang berbau tidak sedap. Pada ulkus didominasi mikroorganisme yg menginfeksi salah satunya adalah Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya bakteri Staphylococcus aureus pada Penderita diabetes melitus dengan ulkus diabetik menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Jenis penelitian ini adalah cross sectional study dengan menggunakan 15 sampel swab ulkus. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dari 15 sampel pus penderita Diabetes Melitus dengan ulkus diabetikum di Klinik Griya Afiat yang digunakan, terdapat sampel positif 9 (60%) ditandai dengan terbentuknya pita pada ukuran 279 bp, dan 6 (40%) sampel lainnya negatif. Hal ini menunjukkan sampel swab yang digunakan terdapat Staphylococcus aureus