Faculty of Health Technology
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/3
Browse
6 results
Search Results
Item HUBUNGAN RESISTENSI INSULIN DENGAN HIPERTENSI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PRODIA CABANG MAKASSAR(Perpustakaan Megarezky, 2025-08-13) ZULKIFLI HASANUDDINDiabetes melitus tipe 2 adalah kondisi saat gula darah dalam tubuh tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas sel β pankreas untuk menghasilkan hormon insulin, Sekitar 90% dari kasus diabetes adalah Diabetes melitus tipe 2 dengan karakteristik gangguan sensitivitas insulin danatau gangguan sekresi insulin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuai hubungan antara resistensi insulin dengan hipertensi pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang di tandai dengan nilai HOMA-IR. Sampel di ambil secara Purposive sampling dengan kriteria pria dengan usia antara 45 – 55 tahun dan lama menderita diabetes mellitus sekitar 1 – 5 tahun. Dari sampel yang telah diteliti tidak ada hubungan antara nilai HOMA-IR dengan tekanan darah Sistol maupun diastol pada penderita diabetes melitus tipe 2.Item ANALISIS KADAR KALIUM PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG TERAPI ANTIHIPERTENSI DAN TIDAK TERAPI ANTIHIPERTENSI CAPTOPRIL (ACE INHIBITOR) DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-11) FAMILIA MAMBUNGDiabetes mellitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin.Kadar kalium pada penderita diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terkontrol dan kurangnya pemberian terapi antihipertensi menyebabkan komplikasi vaskuler meningkat dan kadar glukosa naik (hiperglikemia). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar kalium pada penderita diabetes mellitus tipe 2 yang terapi Antihipertensi Dan Tidak Terapi Antihipertensi Captopril (ACE Inhibitor) Di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Penelitian Ini Dilakukan Di Laboratorium Klinik Rumah Sakit Labuang Baji Makassar sebanyak 20 sampel pasien. Hasil penelitian diperoleh 20 responden ditemukan 17 pasien (85%) dengan kadar kalium normal dan 3 pasien (15%) dengan kadar kalium rendah.Item KORELASI HASIL PEMERIKSAAN HBA1C DENGAN MIKROALBUMIN URIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI LABORATORIUM KLINIK PRODIA CABANG MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-05) KUSUMA WARDANIDiabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes Melitus dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah Nefropati Diabetik yang dapat berakhir sebagai gagal ginjal. Pemantauan komplikasi nefropati berdasarkan Perkeni dilakukan dengan standarnya yaitu pemeriksaan urin dengan menghitung mikroalbuminurin, untuk mengetahui kadar albumin dalam urin yang bermanfaat untuk memprediksi perkembangan proteinuria dan diabetik nefropati pada Diabetes Melitus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil pemeriksaan HbA1c pada penderita Dibetes Melitus tipe 2, untuk mengetahui hasil pemeriksaan Mikroalbuminurin pada penderita Dibetes Melitus tipe 2 dan untuk mengetahui korelasi antara kadar HbA1c dan mikroalbuminurin pada penderita Diabetes Melitus tipe 2. Untuk mengkaji permasalahan dalam skripsi ini, Jenis Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan rektrospektif.. Data yang dikumpulkan dari hasil pemeriksaan. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui korelasi HbA1c dengan mikroalbumin pada penderita DM tipe 2. Dari hasil pembahasan menunjukkan bahwa, Banyak responden dari penelitian ini adalah 39 subjek dengan rincian hasil perempuan sebanyak 19 orang (48,7%) dan Laki-laki 20 orang (51,3%). Dari analisis data didapatkan ada korelasi hubungan Albuminuria dengan HbA1C: 0,032 (p<0,05) dengan kekuatan korelasi tergolong lemah (r= 0,344).Item ANALISIS KADAR PROTHROMBIN TIME (PT) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2(PERPUTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-04) DEWI SUSANDRAKadar prothrombin time adalah hasil dari pemeriksaan laboratorium yang mengukur waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku melalui jalur ekstrinsik dan jalur Bersama. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang mengkaji hubungan antara kadar gula darah (variabel independen) dan kadar prothrombin time (variabel dependen). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang sedang menjalani perawatan (rawat jalan atau rawat inap) sebanyak 30 orang di RSUD Labuang Baji Makassar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel darah oleh tenaga medis, serta pengukuran kadar gula darah dan prothrombin time dilakukan di laboratorium. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji statistik korelasi Pearson. Hasil dari penelitian ini menemukan sebagian besar pasien memiliki kadar prothrombin time normal meskipun gula darah tinggi. Namun, beberapa pasien menunjukkan peningkatan kadar prothrombin time yang signifikan, menandakan adanya gangguan koagulasi darah yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. Hasil Uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan lemah antara kadar gula darah dan Prothrombin Time yang tidak signifikan secara statistik, mengindikasikan kemungkinan faktor lain berperan dalam menentukan prothrombin time.Item ANALISIS KADAR PROTHROMBIN TIME (PT) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-04) Dewi susandraKadar prothrombin time adalah hasil dari pemeriksaan laboratorium yang mengukur waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku melalui jalur ekstrinsik dan jalur Bersama. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang mengkaji hubungan antara kadar gula darah (variabel independen) dan kadar prothrombin time (variabel dependen). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang sedang menjalani perawatan (rawat jalan atau rawat inap) sebanyak 30 orang di RSUD Labuang Baji Makassar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel darah oleh tenaga medis, serta pengukuran kadar gula darah dan prothrombin time dilakukan di laboratorium. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji statistik korelasi Pearson. Hasil dari penelitian ini menemukan sebagian besar pasien memiliki kadar prothrombin time normal meskipun gula darah tinggi. Namun, beberapa pasien menunjukkan peningkatan kadar prothrombin time yang signifikan, menandakan adanya gangguan koagulasi darah yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. Hasil Uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan lemah antara kadar gula darah dan Prothrombin Time yang tidak signifikan secara statistik, mengindikasikan kemungkinan faktor lain berperan dalam menentukan prothrombin time.Item ANALISIS KADAR PROTHROMBIN TIME (PT) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-02) DEWI SUSANDRAProtrombin Time (PT) is a laboratory test result that measures the time required for blood to clot via the extrinsic and common pathway. This study is an analytical observational study with a cross-sectional approach that examines the relationship between blood glucose levels (independent variable) and Prothrombin Time levels (dependent variable). The study population consisted of 30 patients with Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM), bouth outpatients and inpatients, at Labuang Baji Regional Hospital, Makassar. Data collection involved blood sampling by medical personnel, followed by laboratory measurement of blood glucose and Prothrombin Time levels. The data obtained were analyzed using Pearson’s correlation test. The results showed that most patients had normal Prothrombin Time levels despitedespite elevated blood glucose levels. However, some patients exhibited significantly increased Prothrombin Time levels, indicating potensial coagulation disorder that may elevate the risk of bleeding. The Pearson correlation test revealed a weak and statistically non-significant relationship between blood glucose levels and Prothrombin Time, suggesting the possibility of other factors influencing Prothrombin Time levels.