Faculty of Health Technology
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/3
Browse
5 results
Search Results
Item PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK DENGAN TAMBAHAN FIBER REINFORCED (FIBER WIRE MESH) PADA PASIEN DIABETES MELITUS(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) FITRIANIGigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) Tujuan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah memperbaiki estetika, fungsi pengunyahan, serta fungsi bicara. Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan yang sering di jumpai yaitu bahan akrilik . Akrilik dapat di kombinasikan dengan berbagai macam material lain termasuk Viber reinforced. Viber reinforced merupakan salah satu bahan pilihan yang dapat menambah kekuatan gigi tiruan yang terbuat dari akrilik. Prosedur yang di lalui dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan yaitu pencetakan model kerja, penerimaan model kerja dan persiapan model kerja, surveing, Block out, Duplikas model kerja, Duplikasi, Desain, Pembuatan cengkram, Pembuatan base plate, Pembuatan bite rim, Try in modeler malam ke pasien, Penanaman model kerja di okludator, Pentusunan gigi artifisial, Try in modeler malam, Flasking, Boiling out, Packing akrilik dan penambahan fiber reinforced , Curing, Deflasking, Finishing, Polishing.Item DETEKSI Staphylococcus aureus PADA PENDERITA LUKA (ULKUS) DIABETES MELITUS (DM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-13) FITRIDiabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, yang dapat di sebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Luka (Ulkus) diabetes adalah salah satu bentuk komplikasi kronik diabetes melitus yang timbul secara spontan maupun karena trauma, menyebabkan berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan setempat. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi Staphylococcus aureus yang menginfeksi ulkus pada penderita diabetes dengan metode PCR, menggunakan desain penelitian observasional deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 16 sampel swab ulkus pada pasien diabetes melitus. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 16 sampel swab ulkus diabetes melitus didapatkan satu sampel pada nomor 12 positif bakteri Staphylococcus aureus sedangkan 15 sampel lainya negatif tidak terdapat bakteri Staphylococcus aureus. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat bakteri Staphylococcus aureus pada sampel ulkus dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), dan pada peneliti selanjutnya di sarankan untuk meneliti lebih lanjut jenis bakteri Gram positif yang dapat menginfeksi ulkus diabetes melitus selain bakteri Staphylococcus aureus dan juga dapat meneliti bakteri lain seperti jenis bakteri Gram negatif yang dapat menginfeksi ulkus.Item UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK SARANG BURUNG WALET PUTIH (Collocalia fuciphaga) TERHADAP PERTUMBUHAN ISOLAT Staphylococcus aureus DARI SWAB LUKA PENDERITA DIABETES MELITUS(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-08) FITRI SARILuka kaki diabetes merupakan luka yang sering terjadi pada penderita diabetes dengan gejala hiperglikemia yang kronis sehingga menimbulkan kerusakan pada organ. Sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga) memiliki kandungan sialic acid bekerja dengan cara memecah struktur desmosom pada korneosit dengan cara menghilangkan ikatan kovalen lipid intraselular disekitar keratinosit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas zona hambat dan menentukan KHM ekstrak sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dari isolasi swab luka penderita diabetes melitus. Jenis penelitian ini eksperimen Laboratorium dengan menggunakan sampel ekstrak sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga) yang diujikan ke isolat Staphylococcus aureus yang berasal dari swab luka penderita diabetes melitus. Metode yang digunakan metode difusi kemudian data dianalisis dan disimpulkan. Hasil penelitian, ekstrak sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga) dengan konsentrasi 15%, 30%, 45%, 60% dan 75% tidak terdapat zona hambat, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga) tidak efektif untuk mengahambat isolat Staphylococcus aureus.Item GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN HbA1C DI RUMAH SAKIT TK. II PELAMONIA MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) INAYAH AULIA HASRIDiabetes melitus adalah sindrom metabolik kronis dengan tanda khas hiperglikemia. Hiperglikemia disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Kondisi hiperglikemia dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan HbA1C. Pada penderita diabetes melitus selain mengalami hiperglikemia, juga biasanya diikuti dengan metabolisme lipid yang terganggu, salah satunya adalah peningkatan kadar trigliserida. Trigliserida adalah senyawa utama lipid, yang jika berlebihan dapat terakumulasi didalam tubuh. Oleh karena itu, trigliserida perlu rutin diperiksa meskipun HbA1C dalam kadar yang terkontrol pada penderita diabetes melitus tipe 2 sehingga dapat mendeteksi awal adanya risiko komplikasi akibat gangguan metabolisme lipid. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1C di Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan observasional analitik. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 37 sampel yang diperoleh dari convenience sampling. Hasil penelitian ini adalah dari 37 subjek penelitian didapatkan kadar trigliserida meningkat dengan kadar HbA1C tidak terkontrol sebanyak 17 (89%) subjek, kadar trigliserida meningkat dengan kadar HbA1C terkontrol sebanyak 2(11%) subjek, sedangkan kadar trigliserida normal dengan kadar HbA1C tidak terkontrol sebanyak 3(17%) subjek, kadar trigliserida normal dengan HbA1C terkontrol sebanyak 15(8%) subjek. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kadar trigliserida lebih banyak ditemukan normal dengan kadar HbA1C yang terkontrol, sedangkan kadar trigliserida meningkat lebih banyak ditemukan dengan kadar HbA1C yang tidak terkontrolItem EFEKTIVITAS REBUSAN BUAH KELOR (Moringa oleifera Lam) SEBAGAI ANTIDIABETIK PADA HEWAN COBA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR (Rattus novergicus)(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-02) NURUL INDAH CAHYANI A. SIKURUDiabetes melitus adalah suatu penyakit dengan keadaan abnormal yang ditunjukkan dengan tingginya kadar glukosa dalam darah. Buah kelor diketahui berkhasiat sebagai anti-mikroba, anti-persensitif, anti-inflamasi, anti-rematik, obat cacing, kanker wajah, anti-hipertensi dan anti-diabetes. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas buah kelor (Moringa oleifera) sebagai antidiabetik dengan beberapa kosentrasi pada hewan coba tikus wistar. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental guna untuk melihat peran aktivitas rebusan buah kelor dengan beberapa konsentrasi sebagai antidiabetik dengan menggunakan hewan coba tikus wistar. Hasil penelitian dengan 5 kelompok perlakuan kontrol negatif, kontrol positif, konsentrasi 10%, konsentrasi 20%, konsentrasi 40%, didapatkan hasil pada konsentrasi 10% sebelum diberi rebusan rata-rata 132-143 mg/dl dan setelah diberi rebusan rata-rata 85-121 mg/dl, pada konsentrasi 20% sebelum diberi rebusan rata-rata 132-141 mg/dl dan setelah diberi rebusan rata-rata 90-135 mg/dl, pada konsentrasi 40% sebelum diberi rebusan rata-rata 130-139 mg/dl dan setelah diberi rebusan rata-rata 87-121 mg/dl. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa rebusan buah kelor efektif dapat menurunkan kadar glukosa darah.