Faculty of Health Technology
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/3
Browse
3 results
Search Results
Item PERBANDINGAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN COVID-19 GEJALA RINGAN DAN BERAT DI RUMAH SAKIT TK. II PELAMONIA MAKASSAR(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-13) KHUSNUL MAESARAHKhusnul Maesarah (2021) Perbandingan Kadar C-Reactive Protein (CRP) Pada Pasien COVID-19 Gejala Ringan Dan Berat di Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar. Dibimbing oleh : Joko Widodo dan Indas Wari Rahman. C-Reactive Protein (CRP) merupakan protein fase akut yang diproduksi ketika terjadi inflamasi dalam tubuh. Pada dasarnya, kadar CRP yang tinggi pada suatu penyakit dapat digunakan sebagai penanda tingkat keparahan penyakit salah satunya penyakit COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar CRP antara pasien COVID-19 yang bergejala ringan dan bergejala berat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasi kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian observasi kuantitatif digunakan untuk menganalisa data berupa angka dari hasil pemeriksaan laboratorium. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah imunoturbidimetri. Dari 30 sampel yang terdiri dari 15 sampel pasien bergejala ringan dan 15 sampel bergejala berat, didapatkan hasil dengan nilai rata-rata kadar CRP pada pasien bergejala ringan yaitu 4,8 mg/L sedangkan nilai rata-rata kadar CRP pasien yang bergejala berat yaitu 60,1 mg/L. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan kadar CRP yang signifikan diantara pasien COVID-19 bergejala ringan dan bergejala berat dengan nilai p < 0,05 (p = 0,000). Pasien COVID-19 bergejala berat mempunyai kadar CRP yang lebih tinggi dibandingkan kadar CRP pasien bergejala ringan.Item ANALISIS KADAR CYSTATIN C SEBAGAI PENANDA AWAL KERUSAKAN GINJAL PADA PASIEN PENYINTAS COVID-19(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-11) GILBRETH PAMEANGilbreth Pamean, 18 3145 353 195. Analisis Kadar Cystatin C sebagai Penanda Awal Kerusakan Ginjal pada Pasien Penyintas COVID-19 COVID-19(CoronaVirus Disease-19) yang di sebabkan oleh SARS-COV2, pertama kali muncul di Wuhan, Cina pada Desember 2019 dan pada Maret 2020, dinyatakan sebagai pandemi. Kelompok pasien yang telah melewati masa isolasi dan perawatan ini disebut sebagai penyintas COVID-19. Selain saluran pernapasan, virus COVID-19 juga menyerang berbagai organ tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal. Untuk mendeteksi apakah terjadi gangguan pada ginjal seseorang, biasanya dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Pada uji fungsi ginjal pasien COVID-19 terjadi peningkatan kadar kreatinin, dan Blood Urea Nitrogen (BUN) mengikuti peningkatan usia, sedangkan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) mengalami penurunan seiring dengan peningkatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimanakah kadar Cystatin C pada pasien penyintas COVID-19, kadar CysC tidak dipengaruhi oleh massa otot, sehingga CysC dapat digunakan untuk menilai fungsi ginjal, sedangkan banyak faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin pada pasien penyakit ginjal seperti kehilangan nafsu makan, penyakit hati, dan penyakit neuromuskular Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasi laboratorium dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 21 orang pasien penyintas COVID-19 yang diperiksa dengan menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukan dari 21 sampel, 17 di antaranya memiliki kadar Cystatin C yang normal sedangkan 4 lainnya mengalami peningkatan kadar Cystatin CItem GAMBARAN LAJU ENDAP DARAH (LED) PADA PASIEN COVID-19 DI RS UNHAS (UNIVERSITAS HASANUDDIN) MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-07) NURUL MISBAH ROLOBESSYRumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimanakah gambaran LED pada pasien COVID-19 di RS UNHAS (Universitas Hasanuddin) Makassar?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran LED pada pasien COVID-19 di RS UNHAS Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jenis penelitian eksperimen laboratorik dengan melakukan pemeriksaan LED dengan menggunakan alat Auto E.S.R Analyzer (MICROsed-System) pada pasien yang terkonfirmasi COVID-19. Subjek penelitian ini adalah pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan jumlah sampel 35 orang. Teknik pengumpulan data diambil dari data primer yang diperoleh dari hasil pemeriksaan langsung pada sampel. Hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan kadar LED terhadap pasien COVID-19 di RS UNHAS Makassar, terdapat 16 sampel yang mengalami peningkatan pada pasien COVID-19 dimana 4 sampel diantaranya memiliki kadar LED yang meningkat secara drastis dikisaran 52-130 mm/jam dengan kategori usia 32-44 tahun dimana sebagian besar peningkatan terjadi pada laki-laki, sedangkan 19 sampel memiliki kadar LED normal dikisaran 3-20 mm/jam dengan kategori usia 20-48 tahun, dimana sebagian besarnya adalah perempuan