Faculty of Health Technology

Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/3

Browse

Search Results

Now showing 1 - 7 of 7
  • Item
    Analisis Kadar Vitamin 25 (OH) D Pada Penderita Hipertensi Dengan Metode ELISA ( Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
    (PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-19) SRI MAHYUNI
    Hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg dan diastolik 90 mmhg. Hubungan vitamin D dengan hipertensi yaitu vitamin D mampu menekan gen yang mengkode renin, sehingga renin tersebut tidak terbentuk, akibatnya renin angiotensin tidak teraktifasi sehingga tekanan darah tidak meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin D pada penderita hipertensi dan untuk mengetahui hubungan kadar vitamin D dalam darah pada penderita hipetensi. Penelitian ini menggunakan serum pasien penderita hipertensi di puskesmas Barana Kabupaten Jeneponto sebanyak 20 sampel kemudian diukur kadar vitamin D dengan metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) di Laboratorium Hasanuddin University Medical Research Center (HUM-RC) RSP UNHAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kadar vitamin D dengan tekanan darah karena di dapatkan hasil >0.05 yaitu P=0.132.
  • Item
    HUBUNGAN RESISTENSI INSULIN DENGAN HIPERTENSI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PRODIA CABANG MAKASSAR
    (Perpustakaan Megarezky, 2025-08-13) ZULKIFLI HASANUDDIN
    Diabetes melitus tipe 2 adalah kondisi saat gula darah dalam tubuh tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas sel β pankreas untuk menghasilkan hormon insulin, Sekitar 90% dari kasus diabetes adalah Diabetes melitus tipe 2 dengan karakteristik gangguan sensitivitas insulin danatau gangguan sekresi insulin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuai hubungan antara resistensi insulin dengan hipertensi pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang di tandai dengan nilai HOMA-IR. Sampel di ambil secara Purposive sampling dengan kriteria pria dengan usia antara 45 – 55 tahun dan lama menderita diabetes mellitus sekitar 1 – 5 tahun. Dari sampel yang telah diteliti tidak ada hubungan antara nilai HOMA-IR dengan tekanan darah Sistol maupun diastol pada penderita diabetes melitus tipe 2.
  • Item
    GAMBARAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
    (PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-08) NUR MAZITA
    Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri. Penyakit hipertensi berkaitan dengan naiknya kadar asam urat tinggi. Semakin tinggi tekanan darah, risiko kadar asam urat meningkatkan juga akan menjadi lebih besar. Kondisi tersebut kemudian memicu pengaktifan sistem renin-angiotensin yang kemudian memicu disfungsi disfungsi endothel dan vasokontriksi pembuluh perifer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam urat pada penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian pada penelitian ini sebanyak 30 subjek yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kadar asam urat banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 5 subjek (20%) dengan nilai median 5,25 mg/dL, kelompok usia 33-44 sebanyak 11 subjek (36,7%) dengan nilai median 7,5 mg/dL, serta kadar asam urat yang meningkat dari 30 subjek sebanyak 19 subjek (63,7%) dengan nilai median 7,5 mg/dL. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar asam urat pada penderita hipertensi banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki, kelompok usia 33-44. Sedangkan kadar normal ditemukan 11 subjek dari total 30 subjek penelitian.
  • Item
    GAMBARAN KADAR KREATININ SERUM PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS ANTANG KOTA MAKASSAR
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) NURHIKMA MAHDINUR
    Latar belakang: Hipertensi adalah penyakit dengan tanda terjadinya peningkatan tekanan darah arteri dimana tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi disebut juga sebagai the silent killer karena sering tidak menunjukkan gejala apapun selama 10-20 tahun. Hipertensi dapat menjadi penyebab munculnya berbagai masalah kesehatan, seperti gagal jantung, stroke, dan gangguan ginjal. Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan pembuluh darah pada ginjal mengerut sehingga aliran zat-zat makanan menuju ginjal terganggu dan dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel ginjal. Apabila hal ini terjadi secara terusmenerus maka sel-sel ginjal tidak akan berfungsi lagi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin serum pada penderita hipertensi di Puskesmas Antang Kota Makassar. Metode penelitian: Penelitian merupakan penelitian deskriptif observasional dengan tehnik pengambilan sampel yaitu Accidental sampling. Jumlah subjek penelitian yaitu 16 sampel darah vena Penderita Hipertensi sesuai dengan kriteria peneliti yang menjalani pemeriksaan di Puskesmas Antang Kota Makassar. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 oktober 2020. Pemeriksaan kreatinin menggunakan alat Thermo Scientific Indiko. Hasil penelitian: Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil rata-rata kadar kreatinin penderita hipertensi yaitu 0,83 mg/dl. Sebanyak 1 (6,25%) orang memiliki kadar kreatinin meningkat, sebanyak 1 (6,25%) orang memiliki kadar kreatinin menurun dan sebanyak 14 (87,5%) memiliki kadar kreatinin normal. Kesimpulan: Dari 16 penderita hipertensi sebanyak 1 responden (6,25%) memiliki kadar kreatinin meningkat, 1 responden (6,25%) memiliki kadar kreatinin menurun dan 14 responden (87,5%) memiliki kadar kreatinin normal. Saran: Diharapkan bagi penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih banyak dan menggunakan jenis pemeriksaan lain selain kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal. Serta penderita hipertensi untuk menjaga pola makan, aktivitas fisik dan menghindari hal yang dapat membuat tekanan darah selalu tinggi agar terhindar dari risiko komplikasi hipertensi ke kerusakan organ lain.
  • Item
    GAMBARAN KADAR PROTEIN URINE PADA HIPERTENSI DI PUSKESMAS ANTANG KOTA MAKASSAR
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) NUR FARA LUSTI
    Latar belakang: Hipertensi merupakan penyebab kematian ke 3 dengan proporsi kematian mencapai 6,7% dari populasi semua umur di Indonesia. Hipertensi menyebabkan ginjal bekerja lebih berat mengakibatkan rusaknya sel ginjal yang ditandai dengan adanya proteinuria. Proteinuria adalah urine yang mengandung protein melebihi nilai normalnya yaitu 150 mg/hari. Tujuan penelitian ini diketahui gambaran kadar protein urine pada penderita hipertensi di Puskesmas Antang Kota Makassar. Metode penelitian: Penelitian merupakan penelitian deskriptif observasional dengan teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Jumlah subjek penelitian yaitu 15 sampel urine penderita hipertensi sesuai dengan kriteria penelitian di Puskesmas Antang Kota Makassar. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober tahun 2020. Pemeriksaan protein urine menggunakan alat Uriscan Optima Plus. Hasil penelitian: Diperoleh hasil kadar protein urine penderita hipertensi terdapat 2 subyek (13,3%) proteinuria trace (±), terdapat 1 subyek (6,7%) proteinuria positif 1+, terdapat 2 subyek (13,3%) proteinuria positif 2+, dan terdapat 10 subyek (66,6%) proteinuria negatif. Kesimpulan: Didapatkan gambaran hasil proteinuria pada 15 subyek penelitian penderita hipertensi hasil positif protein urine sebanyak 5 subyek (33,4%), sedangkan hasil negatif sebanyak 10 subyek (66,6%). Diharapkan agar para penderita hipertensi melakukan pemeriksaan protein urine untuk mengetahui apakah fungsi ginjal mulai atau sudah terganggu.
  • Item
    GAMBARAN KADAR UREUM PADA PENDERITA HIPERTENSI DI LABORATORIUM KLINIK PARAHITA DIAGNOSTIC CENTER MAKASSAR
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-04-23) RISKA AYU PRATIWI SONDENG
    Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak menular dan tidak diketahui oleh penderita sebelum mereka memeriksakan tekanan darah, serta penderita hipertensi tidak mengalami suatu tanda dan gejala sebelum terjadi komplikasi hingga berakhir dengan kematian. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan risiko morbiditas dan mortalitas yang meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik yang melebihi 140/90 mmHg. Hipertensi menyebabkan vasokonstriksi (pengecilan lumen pembuluh darah) sehingga terjadi penurunan aliran darah ke ginjal yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus. Ureum adalah hasil katabolisme (pemecahan) protein dan Asam amino. Ureum juga merupakan salah satu parameter pemeriksaan tes fungsi ginjal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Gambaran Kadar Ureum pada Penderita Hipertensi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 39 orang, menggunakan metode urease kinetic (GLDH). Alat yang digunakan cobas c 311 Di Laboratorium Klinik Parahita Diagnostic Center Makassar. Hasil kadar ureum pada penderita hipertensi semua subjek normal
  • Item
    ANALISIS KADAR PROFIL LIPID PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSAD TK II PELAMONIA MAKASSAR
    (2024-12-23) ALGA RANTE TINORING
    Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia yang dapat terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi disebut juga “silent killer” karena pada sebagian kasus tidak menunjukan gejala apapun. Hipertensi tidak terjadi secara tiba – tiba, melainkan melalui proses yang berlangsung cukup lama. Penyakit hipertensi jika tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat berdampak pada munculnya penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit ginjal. Kadar profi lipid dalam darah merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam mengdiagnosa penyakit jantung koroner. Kadar profil lipid seperti kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), Hight Density Lipoprotein (HDL) dan trigliserida yang berlebihan menyebabkan penyakit jantung koroner. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti melakukan penelitian tentang “Analisis Kadar Profil Lipid Pada Penderita Hipertensi di Makassar”. Jenis penelitian yang digunakan yaitu survei yang bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Hasil pemeriksaan berdasarkan kriteria normal pada pasien hipertensi didapatkan kadar kolestrol total normal (< 200) sebanyak 10 orang (43,5%), Trigliserida normal (< 150) sebanyak 6 orang, HDL normal (>55) sebanyak 0 orang (23,33%) dan LDL normal (< 130) sebanyak 8 orang (34,8%) sedangkan hasil pemeriksaan berdasarkan kriteria abnormal pada pasien hipertensi didapatkan kadar kolestrol total tinggi ( >200) sebanyak 13 orang (56,5%), trigliserida tinggi ( >150) sebanyak 17 orang (73,9%), HDL Rendah (< 55) sebanyak 23 orang (100%), dan LDL tinggi ( >130) sebanyak 15 orang (65,2%). Kesimpulan pemeriksaan profil lipid pada penderita Hipertensi didapatkan kadar profil lipid yang paling tinggi adalah kadar Trigliserida yaitu sebanyak 17 pasien (73,9%), dan kriteria normal terendah kadar Trigliserida sebanyak 6 Pasien (26,1%).