Faculty of Health Technology
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/3
Browse
2 results
Search Results
Item “HUBUNGAN KADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6) DENGAN FAKTORFAKTOR PENYEBAB INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK DI RSUD HAJI MAKASSAR”(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) ALFA SUKANDARInfeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit berupa infeksi akut, disebabkan oleh mikroorganisme patogen seperti bakteri dan virus yang menyerang saluran pernapasan atas atau bawah. ISPA sering terjadi pada anakanak karena diusia ini sistem imun anak masih belum berkembang dengan baik. Salah satu faktor penyebab ISPA yaitu adanya anggota keluarga yang merokok. Asap rokok dapat mempengaruhi mikroorganisme patogen dengan mudah menginfeksi anak dan melemahkan sistem imun anak sehingga terjadi inflamasi yang ditandai dengan peningkatan interleukin-6 (IL-6) dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar interleukin-6 (IL-6) pada anak ISPA yang terpapar asap rokok dan melihat hubungan faktor-faktor penyebab ISPA terhadap peningkatan kadar interleukin-6 (IL-6). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan 15 sampel anak ISPA dan diukur kadar IL-6 menggunakan metode ELISA. Hasil uji Mann Whitney U menunjukkan p-value kadar IL-6 pada anak ISPA yang terpapar asap rokok (p<0,005) dan uji Spearman Rho menunjukkan pvalue hubungan kadar IL-6 dengan usia (p>0,005), intensitas paparan dan kedekatan anak dengan anggota keluarga yang merokok (p<0,005). Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat perbedaan signifikan yaitu rata-rata kadar IL-6 untuk anak ISPA yang terpapar asap rokok secara langsung jauh lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang terpapar asap rokok secara tidak langsung dan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar IL-6 dengan intensitas paparan dan kedekatan anak dengan anggota keluarga yang merokok, kecuali faktor usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kadar IL-6.Item GAMBARAN C-REAKTIVE PROTEIN (CRP) PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HEMOGLOBIN A1C YANG TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL(2024-12-23) ANANDA HAFIZIA RAMADHANI LDiabetes melitus tipe 2 adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi). Peningkatan glukosa darah yang berlebihan dapat mengakibatkan komplikasi sehingga komplikasi tersebut menyebabkan inflamasi. Untuk mengetahui ada tidaknya inflamasi pada penderita diabetes melitus tipe 2 maka dilakukan pemeriksaan C-reaktive protein. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran C-Reaktive Protein (CRP) Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Hemoglobin A1c Terkontrol Dan Tidak Terkontrol. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional study. Lokasi penelitian dilaksanakan di RS TK II Pelamonia Kota Makassar dan di Laboratorium Imunoserologi Imunohematologi DIII Teknologi Laboratorium Medis Universitas Megarezky. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30 subjek dari penderita diabetes melitus tipe2 yang terdiri dari 15 subjek dengan kadar HbA1c terkontrol dan 15 subjek HbA1c terkontrol yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu umur, lama menderita, dan riwayat penyakit. Hasil penelitian didapatkan CRP positif dengan HbA1c terkontrol (<6 %) sebanyak 4 (26,6%) dan negatif 11 (73,3%) dan hasil CRP positif dengan HbA1c tidak terkontrol (≤6%) sebanyak 12 (80%) dan negatif sebanyak 3 (20%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu CRP dengan hasil positif ditemukan lebih banyak pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan kadar HbA1c tidak terkontrol (≤6 %)