Academic Research Paper
Permanent URI for this collectionhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/59
Browse
3 results
Search Results
Item GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 BEDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN A1c (HbA1c) DI RS TK II. PELAMONIA MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-11) DWI PUTRI MAHARANI MANSURDiabetes Mellitus merupakan gangguan metabolik yang membuat tubuh tidak dapat maksimal dalam menggunakan insulin yang diproduksi yang mengakibatkan tingginya konsentrasi glukosa di dalam darah. Kontrol glukosa darah dapat dilakukan dengan pemeriksaan HbA1C. Kadar glukosa dalam darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan metabolisme lipid yang dapat meningkatan kadar kolesterol total. Kadar Kolesterol Total perlu rutin diperiksakan meskipun HbA1c dalam kadar terkontrol maupun tidak terkontrol sehingga dapat menjadi mendetiksi awal adanya risiko penyakit akibat gangguan metabolisme lipid. Tujuan penelitian mengetahui gambaran kadar kolesterol total pada penderita diabetes melitus tipe 2 bedasarkan hasil pemeriksaan HbA1c. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan obsevasional analitik. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 37 sampel yang diperoleh dari convenience sampling dan disesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian dari 37 total subjek terdapat sebanyak 18 subjek kadar HbA1c terkontrol dengan Kolesterol Total meningkat sebanyak 3(17%) subjek sedangkan Kolesterol Total normal sebanyak 15(83%) subjek dan terdapat 19 subjek penelitian kadar HbA1c tidak terkontrol dengan Kolesterol Total meningkat sebanyak 17(89%) subjek dan Kolesterol Total normal sebanyak 2(11%). Kesimpulan pada penelitian ini adalah kadar HbA1c yang terkontrol lebih banyak ditemukan kadar Kolesterol Total yang normal, sedangkan kadar HbA1c yang tidak terkontrol lebih banyak ditemukan kadar Kolesterol Total yang meningkat.Item GAMBARAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-11) KARTIKA VIVI IRIANIDiabetes melitus tipe II terjadi karena sel-sel sasaran insulin gagal dan tidak dapat merespon insulin secara normal dan baik sehingga terjadi resistensi insulin mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah dan terjadinya penurunan fungsi ekskresi ginjal pada asam urat yang terdapat ditubulus ginjal yang mengakibatkan peningkatan kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat memiliki hubungan dengan variabel pada penelitian ini yaitu terkontrol dan tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar asam urat pada penderita DM tipe II terkontrol dan tidak terkontrol. Jenis penelitian ini deskriptif observasional laboratorium dengan sampel sebanyak 24 terdiri dari 12 sampel terkontrol dan 12 sampel tidak terkontrol. Kriteria pada penelitian ini usia 35-55 tahun. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 - 26 september di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Metode yang digunakan yaitu enzimatik uricase menggunakan alat BioSystem BA400. Hasil penelitian ini ditemukan jenis kelamin perempuan sebanyak 16 (67%) dan laki-laki sebanyak 8 (33%). Berdasarkan kelompok umur 35-45 tahun sebanyak 15 (63%) dan umur 46-55 tahun sebanyak 9 (37%). Berdasarkan nilai Terkontrol sebanyak 12 (50%) tidak terkontrol 5 (21%).Item GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN HbA1C DI RUMAH SAKIT TK. II PELAMONIA MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) INAYAH AULIA HASRIDiabetes melitus adalah sindrom metabolik kronis dengan tanda khas hiperglikemia. Hiperglikemia disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Kondisi hiperglikemia dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan HbA1C. Pada penderita diabetes melitus selain mengalami hiperglikemia, juga biasanya diikuti dengan metabolisme lipid yang terganggu, salah satunya adalah peningkatan kadar trigliserida. Trigliserida adalah senyawa utama lipid, yang jika berlebihan dapat terakumulasi didalam tubuh. Oleh karena itu, trigliserida perlu rutin diperiksa meskipun HbA1C dalam kadar yang terkontrol pada penderita diabetes melitus tipe 2 sehingga dapat mendeteksi awal adanya risiko komplikasi akibat gangguan metabolisme lipid. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1C di Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan observasional analitik. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 37 sampel yang diperoleh dari convenience sampling. Hasil penelitian ini adalah dari 37 subjek penelitian didapatkan kadar trigliserida meningkat dengan kadar HbA1C tidak terkontrol sebanyak 17 (89%) subjek, kadar trigliserida meningkat dengan kadar HbA1C terkontrol sebanyak 2(11%) subjek, sedangkan kadar trigliserida normal dengan kadar HbA1C tidak terkontrol sebanyak 3(17%) subjek, kadar trigliserida normal dengan HbA1C terkontrol sebanyak 15(8%) subjek. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kadar trigliserida lebih banyak ditemukan normal dengan kadar HbA1C yang terkontrol, sedangkan kadar trigliserida meningkat lebih banyak ditemukan dengan kadar HbA1C yang tidak terkontrol