Undergraduate Theses
Permanent URI for this collectionhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/26
Browse
11 results
Search Results
Item FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN MOUTHWASH EKSTRAK DAUN JAMBLANG (Syzygium cumini) DAN POTENSINYA SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Streptoccus mutans(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-19) YAN SEPTHIAN SAPUTRAYan Septhian Saputra (B1A119379). Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Jamblang (Syzygium cumini) Dan Potensinya Sebagai Antibakteri Terhadap Streptococcus mutans. Dibimbing Oleh Nurfiddin Farid dan Nurfitria Junita. Daun jamblang (Syzygium cumini) adalah suatu tanaman yang memiliki kandungan senyawa kimia seperti, flavonoid yang digunakan sebagai antibakteri. penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan daun jamblang (Syzygium cumini) dalam bentuk sediaan mouthwash yang stabil secara fisika kimia dan untuk mengetahui potensi dari sediaan ekstrak daun jamblang (Syzygium cumini) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Metode penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium. Dimana ekstrak daun jamblang (Syzygium cumini) dibuat dalam bentuk sediaan mouthwash dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, kemudian dilakukan uji stabilitas dengan penyimpanan 40C dan 400C serta pada suhu ruang dan pemeriksaan terhadap sediaan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji kejernihan, uji viskositas dan dilakukan pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram papperdisk serta dilakukan uji analisis data secara statistik menggunakan uji Oneway ANOVA. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sediaan mouthwash yang dibuat, berdasarkan hasil uji evaluasi sediaan mouthwash stabil secara fisika dan kimia. Berdasarkan daya hambat FI (2%) memiliki zona hambat 6,5 mm, FII (4%) zona hambat 8,8 mm, FIII (6%) zona hambat 9,7 mm, K- tidak memiliki zona hambat dan K+ zona hambat 11,5 mm. Berdasarkan hasil uji Oneway ANOVA <0,05 (signifikan). Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan mouthwash daun jamblang memiliki aktivitas antibakteri dan yang paling efektif sebagai antibakteri terdapat pada konsentrasi 6% dengan zona hambat 9,7 mm.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans.(Perpustakaan Megarezky, 2025-08-15) ANGGARA MAULANA SAPUTRAKulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki efek sebagai antibakteri, senyawa metabolit sekunder antara lain flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak etanol kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L) dapat diformulasikan dalam sediaan obat kumur yang stabil secara fisik dan kimia, dan mengetahui apakah sediaan obat kumur ekstrak etanol kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) memiliki aktivitas antibakteri dan berapa konsentrasi optimum bakteri Streptococcus mutans. Metode yang digunakan adalah metode maserasi. Ekstrak kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin, yang mempunyai aktivitas antibakteri. Evaluasi sediaan obat kumur meliputi uji organoleptik yang menghasilkan bentuk cair, warna coklat, bau segar, dan rasa dingin. Uji pH memenuhi kriteria pH obat kumur dan dapat dikatakan aman. Uji homogenitas menunjukan susunan yang homogen. Uji bobot jenis memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua formulasi memiliki aktivitas sebagai antibakteri, dengan zona hambat F1 0,5% 4,71mm (lemah), F2 1% 5,93mm (sedang), dan F3 1,5% 6,71mm (sedang).Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MOUTHWASH EKSTRAK DAUN KAYU JAWA (Lannea coromandelica) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-13) ISNAENI ALQADRIItem FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN MOUTHWASH FRAKSI ETANOL DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB KARIES GIGI (Streptococcus mutans)(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-12) MHD. ASLAN J. NABAKaries gigi merupakan suatu kondisi gangguan pada jaringan keras gigi yang diakibatkan oleh kegiatan metabolisme bakteri dalam plak dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang bahkan patah. Banyak efek yang ditimbulkan dari penggunaan obat sintetis oleh karena itu penggunaan obat kumur berbahan alami seperti daun eceng gondok dengan kandungan antibakteri menjadi alternatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas formula mouthwash fraksi etanol ekstrak daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) terhadap bakteri Streptococcus mutans pada konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan memformulasi sediaan mouthwash yang dibagi ke dalam 4 formula yaitu formula 1 adalah formula sediaan mouthwash tanpa zat aktif, formula 2, 3 dan 4 adalah formula sediaan mouthwash fraksi etanol daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Pengujian yang dilakukan yaitu uji kestabilan fisik dan kimia yang meliputi organoleptik, viskositas dan pH ditentukan pada sebelum dan sesudah cycling test selama 6 siklus, kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dengan Teknik difusi agar menggunakan paper disk dengan melihat zona bening yang dihasilkan pada medium dalam cawan petri. Hasil penelitian pada uji organoleptik, viskositas dan pH pada saat sebelum dan sesudah cycling test memperlihatkan tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05). Kemudian uji aktivitas antibakteri pada formula 1 terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap semua formula. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa fraksi etanol daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) dapat diformula menjadi sediaan mouthwash dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN MOUTHWASH EKSTRAK ETANOL DAUN NILAM (Pogostemon Cablin Benth) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-09) ZILFIA FITRIANISalah satu penyakit yang paling banyak dijumpai oleh masyrakat adalah karies gigi. Karies gigi dalah kerusakan email yang dapat meluas sampai ke bagian saraf gigi. proses regresif kronis ini diawali dengan larutnya mineral email akibat dari beberapa faktor mulai dari gigi, subtract, waktu maupun aktivitas jasad renik. Salah satu penyebab karies gigi adalah bakteri streptococcus mutans. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui ekstrak daun nilam (Pogostemon cablin Benth) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan mouthwash dan stabil secarafisik serta Untuk mengetahui aktivitas sediaan mouthwash ekstrak etanol daun nilam (Pogostemon cablin Benth) terhadap bakteri Streptococcus mutans penyebab karies gigi. Metode penelitian eksperimental dengan pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi teknik paper disk serta evaluasi secara kimia dan fisika terhadap kosentrasi 1%, 3%, 5%, kontrol negatif dan kontrol positif. Hasil penelitian sediaan mouthwash ekstrak etanol daun nilam (Pogostemon Cablin Benth) yaitu pada kosentrasi 1%, 3% dan 5% memenuhi syarat secara kimia dan fisika serta uji aktivitas antibakteri dengan kosentrasi 1% zona hambat 15,6 mm (kuat), 3% zona hambat 16,1 mm (kuat) dan 3% zona hambat 17,2 mm (kuat). Disimpulkan bahwa untuk kosentrasi 3% dengan diameter zona hambat 17,2 mm (kuat) yang paling efektif.Item POTENSI ANTIBAKTERI FORMULASI SEDIAAN MOUTHWASH FRAKSI POLAR DAN NON POLAR DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus L.) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-09) NURSUSILADaun keji beling (Strobilanthes crispus L.) di indonesia memiliki kandungan antimikroba yang menjadi dasar penemuan baru, infeksi bakteri terhadap (kerusakan gigi dan mulut). Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk memformulasikan daun keji beling (Strobilanthes crispus L.) fraksi polar dan non polar dalam bentuk sediaan mouthwash yang stabil secara fisika kimia dan mengetahui aktivitas antibakteri yang dihasilkan dalam sediaan mouthwash daun keji beling (Strobilanthes crispus L.) serta mengetahui perbandingan yang efektif dalam potensi antibakteri fraksi polar dan non polar terhadap bakteri Streptococcus mutans. Jenis penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 95%, dan uji lanjutan fraksinasi yaitu fraksi polar menggunakan larutan aquades, etanol 95% dan non polar menggunakan larutan n-heksan. Formulasi sediaan mouthwash dengan uji evaluasi yaitu uji organoleptik, homogenitas, pH, uji viskositas dan cycling test serta hasil analisis data secara statistik menggunakan uji Oneway ANOVA. Hasil dari penelitian menunjukan sediaan mouthwash dalam bentuk data statistik yang dihasilkan signifikan dengan hasil data(p= 0,065). Dapat disimpulkan bahwa sediaan mouthwash stabil secara fisika dan kimia serta memilki aktivitas antibakteri dengan konsentrasi optimum, yaitu 10% pada fraksi polar 24,1mm, non polar 23,2mm, ekstrak 23,5mm. potensi antibakteri yang efektif untuk karies gigi adalah fraksi non polar dengan konsentrasi 10% dan zona hambat 23,2 mm dengan hasil data statistik (P= 0,065) data signifikan.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.) TERHADAP Streptococcus mutans(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-07) JUSNADaun Pegagan (Centella asiatica L.) memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin yang berfungsi sebagai antibakteri dan dalam sediaan obat kumur untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Telah dilakukan penelitian ini dengan tujuan memformulasikan sebagai sediaan obat kumur yang stabil secara fisika dan kimia serta untuk mengetahui aktivitas sediaan berdasarkan aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium, maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, lalu diformulasikan menjadi sediaan obat kumur dengan berbagai konsentrasi yaitu FI (5%), FII (10%), dan FIII (15%). Parameter yang diamati pada penelitian ini antara lain uji pH, uji viskositas, cycling test, dan uji aktivitas antibakteri sediaan. Hasil penelitian menunjukan sediaan obat kumur yang telah dibuat memenuhi persyaratan parameter uji, namun hasil analisis paired test pada uji pH menunjukkan terdapat perbedaan bermakna yaitu 0,01<0,05 dan pada uji viskositas hasil analisis paired test menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna yaitu 0,19>0,05. Dan pada uji aktivitas antibakteri diporoleh zona hambat kategori kuat pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15% terhadap Streptococcus mutans. Kesimpulan bahwa ekstrak daun pegagan (Centella asiatica L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan obat kumur yang stabil secara fisika dan kimia, serta sediaan obat kumur dari ekstrak daun pegagan (Centella asiatica L.) memiliki aktivitas antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN MOUTHWASH FRAKSI METANOL DAUN PUCUK MERAH (Syzygium myrtifolium Walp) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans(Perpustakaan Megarezky, 2025-08-06) TIANSY SENOLINGGITujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sediaan mouthwash fraksi metanol daun pucuk merah (Syzygium myrtifolium Walp) stabil secara fisik dan kimia serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans. Metode yang digunakan adalah metode fraksinasi. Fraksi daun pucuk merah (Syzygium myrtifolium Walp) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin yang mempunyai aktivitas antibakteri. Evaluasi sediaan mouthwash meliputi uji organoleptik yang menghasilkan bau segar, bentuk cair, rasa dingin, warna kecoklatan serta. Uji pH memenuhi kriteria pH mouthwash jadi dapat dikatakan aman. Uji homogenitas menunjukkan susunan yang homogen. Uji bobot jenis memenuhi kriteria kemudian hasil pengujian antibakteri diantara ketiga formula, konsentrasi terbaik yaitu formula ketiga (1,5%) dengan zona hambat 16,33 mm termasuk dalam kategori kuat sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga formula memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN MOUTHWASH ANTIJAMUR DAN ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Arthocarpus heterophyllus) TERHADAP Candida albicans DAN Streptococcus mutans(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-04) NELLY ARYANTIMulut yang tidak bersih dapat menjadi penyebab utama karies gigi dan kandidiasis. Salah satu bakteri yang menyebabkan penyakit dimulut yaitu bakteri Streptococcus mutans dan Candida albicans. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium, ekstrak daun nangka (Arthocarpus heterophyllus) dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Dibuat sediaan Moutwash dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, kontrol positif, kontrol negatif. Kemudian dilakukan uji organoleptik, pH, homogenitas, viskositas, bobot jenis dan cycling test yang dilakukan selama 6 siklus. Hasil penelitian pada aktivitas antibakteri dengan menggunakan konsentrasi 1% memiliki zona hambat diameter rata-rata 6,1mm kategori sedang, konsentrasi 2% memiliki zona hambat diameter rata-rata 8 mm kategori sedang, konsentrasi 3% memiliki zona hambat diameter rata-rata 9,8mm kategori sedang, serta pada Moutwash minosep sebagai kontrol positif diameter rata-rata 11,8mm kategori kuat. Dan pada hasil pengujian aktivitas Moutwash pada jamur didapatkan hasil pada konsentrasi 1% memiliki zona hambat diameter rata-rata 6,7mm kategori sedang, konsentrasi 2% memiliki zona hambat diameter rata-rata 8,1mm kategori sedang, konsentrasi 3% memiliki zona hambat diameter rata-rata 9,7mm kategori sedang, serta pada minosep gargle sebagai kontrol positif diameter rata-rata 11,6mm kategori kuat. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun nangka (Arthocarpus heterophyllus) konsentrasi 1%, 2% dan 3% dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan Moutwash memenuhi persyaratan fisika dan kimia dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan Candiida albicans.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L) TERHADAP Streptococcus mutans(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-24) ASFIRADaun mengkudu merupakan tanaman obat yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan fisik sediaan obat kumur ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L) dan untuk mengetahui aktivitas antibakteri obat kumur dari konsentrasi yang digunakan terhadap bakteri Streptococcus mutans. Metode pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dilakukan dengan metode difusi agar. Uji evaluasi sediaan obat kumur meliputi uji organoleptis, uji pH dan uji viskositas. Aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans pada F1 konsentrasi 2% menghasilkan zona hambat sebesar 17 mm, F2 konsentrasi 2,5%sebesar 18 mm dan F3 konsentrasi 3% sebesar 19 mm. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sediaan obat kumur ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L) memiliki kestabilan yang baik dan memenuhi persyaratan untuk diformulasikan serta sediaan obat kumur ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dengan kategori kuat pada konsentrasi 3% dengan diameter zona hambat 19 mm.