Lecturers and Researchers Paper

Permanent URI for this collectionhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/60

Browse

Search Results

Now showing 1 - 10 of 25
  • Item
    PERBANDINGAN KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA PENDERITA TUBERKULOSIS YANG MENJALANI PENGOBATAN FASE AWAL DAN FASE LANJUTAN
    (Perpustakaan Universitas Megarezky, 2025-08-19) ULUL AZMI
    Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya dapat menyerang organ paru paru manusia. Untuk mencegah infeksi lebih lanjut maka diberikan obat anti tuberkulosis (OAT). Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase awal dan fase lanjutan. Efek samping penggunaan obat anti tuberkulosis (OAT) dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati atau hepatotoksik. Hal ini disebabkan terdapat 3 jenis obat anti tuberkulosis yang mengandung toksisitas yaitu Isoniazid, Rifampisin dan Pirazinamid, hal ini menyebabkan kadar bilirubin total dalam darah dapat meningkat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan kadar bilirubin total pada penderita tuberkulosis berdasarkan lama pengobatan fase awal dan fase lanjutan. Jenis peneliian ini merupakan metode komperatif. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 30 subjek yang menjalani pengobatan fase awal dan 30 subjek fase lanjutan yang diperoleh menggunakan metode total sampling. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai bilirubin total normal sebanyak 25 (41,6%) subjek dan meningkat sebanyak 5 (8,3%) subjek sedangkan nilai bilirubin total pada fase lanjutan normal 26 (43,3%) subjek dan meningkat sebanyak 4 (6,6%) total subjek sebanyak 60. Dari hasil uji statistik menggunakan uji Independent test didapatkan nilai Asymp. Sig (2-tailed)=>0,05 artinya tidak didapatkan perbandingan yang signifikan antara hasil pemeriksaan bilirubin total pada penderita tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan fase awal dan fase lanjutan.
  • Item
    PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT PADA LAKI-LAKI DEWASA YANG MENGKONSUMSI DAN TIDAK MENGKONSUMSI ALKOHOL DI KELURAHAN ANTANG RT A/RW 6
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-11) MASLINDA
    Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung alkohol atau etanol. Konsumsi alkohol dengan resiko asam urat yakni alkohol yang mengandung purin yang tinggi yang dikonsu msi dalam jumlah berlebihan sehingga mempercepat proses pemecahan Adenosin Tripospat (ATP) di hati dan meningkatkan produksi asam urat. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan nilai kadar asam urat pada lakilaki dewasa pengkonsumsi dan tidak pengkonsumsi alkohol. Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan pendekatan studi potong lintang. Populasi penelitian ialah Laki-laki dewasa yang berada di kelurahan Antang RT A/RW 6. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 44 sampel yang terbagi atas 22 mengkonsumsi alkohol dan 22 tidak mengkonsumsi alkohol yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Teknik analisis data diolah menggunakan uji statistik untuk melihat perbandingan kadar asam urat antara kedua kelompok disajiikan dalam tabel distribusi frekuensi disertai penjelasannya. Hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar asam urat pada pengkonsumsi alkohol yaitu 6,91 mg/dL dan yang tidak pengkonsumsi alkohol yaitu 4,75 mg/dL. Uji statistik menunjukkan nilai sig 0,000 yang artinya p-value <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbandingan yang signifikan antara kadar asam urat yang mengkonsumsi dan tidak mengkonsumsi alkohol.
  • Item
    GAMBARAN KADAR KREATININ SERUM PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS ANTANG KOTA MAKASSAR
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) NURHIKMA MAHDINUR
    Latar belakang: Hipertensi adalah penyakit dengan tanda terjadinya peningkatan tekanan darah arteri dimana tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi disebut juga sebagai the silent killer karena sering tidak menunjukkan gejala apapun selama 10-20 tahun. Hipertensi dapat menjadi penyebab munculnya berbagai masalah kesehatan, seperti gagal jantung, stroke, dan gangguan ginjal. Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan pembuluh darah pada ginjal mengerut sehingga aliran zat-zat makanan menuju ginjal terganggu dan dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel ginjal. Apabila hal ini terjadi secara terusmenerus maka sel-sel ginjal tidak akan berfungsi lagi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin serum pada penderita hipertensi di Puskesmas Antang Kota Makassar. Metode penelitian: Penelitian merupakan penelitian deskriptif observasional dengan tehnik pengambilan sampel yaitu Accidental sampling. Jumlah subjek penelitian yaitu 16 sampel darah vena Penderita Hipertensi sesuai dengan kriteria peneliti yang menjalani pemeriksaan di Puskesmas Antang Kota Makassar. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 oktober 2020. Pemeriksaan kreatinin menggunakan alat Thermo Scientific Indiko. Hasil penelitian: Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil rata-rata kadar kreatinin penderita hipertensi yaitu 0,83 mg/dl. Sebanyak 1 (6,25%) orang memiliki kadar kreatinin meningkat, sebanyak 1 (6,25%) orang memiliki kadar kreatinin menurun dan sebanyak 14 (87,5%) memiliki kadar kreatinin normal. Kesimpulan: Dari 16 penderita hipertensi sebanyak 1 responden (6,25%) memiliki kadar kreatinin meningkat, 1 responden (6,25%) memiliki kadar kreatinin menurun dan 14 responden (87,5%) memiliki kadar kreatinin normal. Saran: Diharapkan bagi penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih banyak dan menggunakan jenis pemeriksaan lain selain kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal. Serta penderita hipertensi untuk menjaga pola makan, aktivitas fisik dan menghindari hal yang dapat membuat tekanan darah selalu tinggi agar terhindar dari risiko komplikasi hipertensi ke kerusakan organ lain.
  • Item
    IDENTIFIKASI PROTOZOA Entamoeba histolytica PADA FESES ANAK DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) ANTANG MENGGUNKAN METODE SEDIMENTASI
    (Perpustakaan Megarezky, 2025-08-05) WINDY TANDIELE
    Entamoeba histolytica adalah jenis parasit yang termasuk dalam golongan ptotozoa usus, yang hidup sebagai mikroorganisme yang menguntungkan (aptogen) di dalam jaringan usus manusia, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi mikroorgnisme yang bersifat merugikan bagi manusia (patogen). Amebiasis merupakan sebuah penyakit yang dapat menginfeksi pada usus manusia. Protozoa Entamoeba histolytica menyebabkan suatu penyakit yaitu ambeasis. infeksi protozoa dapat terjadi apabila pada makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh kista protozoa usus masuk kedalam tubuh manusia melalui jalur fecal oral. Pada saat kista protozoa masuk kedalam, pada umumnya bersifat sebagai bibit penyakit di usus halus dan usus besar, sehingga dapat menimbulkan beberapa indikasi contohnya perut terasa tidak nyaman, diare, muntah atau bahkan demam, Entamoeba histolytica dapat menyebabkan suatu penyakit yang dikenal sebagai ambeasis. Rendahnya tingkat ekonomi, pendidikan, kebersihan diri yang kurang, lingkungan yang kurang bersih, kurangnya air bersih dan bahkan dapat dipengaruhi keadaan iklim. Prevelensi Entamoeba histolytica diberbagai daerah di Indonesia sekitar 10-18%. Di RRC, Mesir, India dan Belanda Berkisar 10,1% sampai 11,5% pada Eropa Utara sebanyak 5-20%, sedangkan di Eropa Selatan 20- 51% dan pada Amerika Serikat menduduki angka 4-21% (Sutanto et all, 2015). Jenis penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan desain observasi laboratorik. Metode pemeriksaan menggunakan metode sedimentasi. Dari 13 sampel tidak teridentifikasi protozoa Entamoeba histolytica namun teridentifikasi telur cacing Ascaris lumbricoudes dan telur cacing Trichuris Trichiura.
  • Item
    GAMBARAN KADAR C-Reactive Protein (CRP) PADA PENDERITA COVID-19
    (Perpustakaan Megarezky, 2025-08-06) ASPIRA ALVIONITA
    Coronavirus disease 2019 (Covid-19) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh SARS-COV2. C-reactive protein (CRP) merupakan protein fase akut infalamasi yang disintesis dihati, C-Reactive Protein (CRP) tingkat ekspresi biasanya rendah tetapi meningkat dengan cepat dan signifikan selama akut respon inflamasi termasuk pada penderita Covid-19. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui untuk mengetahui kadar C-reactive protein (CRP) pada penderita Covid-19. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasi dengan pendekatan studi potong lintang atau Cross Sectional. Hasil penelitian menunjukan dari 100 subjek yang memenuhi kriteria penelitian didapatkan hasil kadar CRP meningkat pada 100 subjek baik pada kelompok jenis kelamin laki-laki sebanyak 60 (60%) subjek dan perempuan sebanyak 40 (40%) subjek, kelompok umur 19-59 tahun sebanyak 66 (66%) subjek dan 51-81 tahun sebanyak 34 (34%) subjek, kelompok dengan penyakit komorbid sebanyak 42 (42%) subjek dan tanpa komorbid sebanyak 58 (58%) subjek. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pada 100 subjek penelitian mengalami peningkatan beberapa kali lipat dari nilai normal kadar C-Reactive Protein (CRP) (5 mg/dL). Serta kadar CRP berkolerasi dengan tingkat keparahan penyakit Covid-19.
  • Item
    GAMBARAN KADAR PROTEIN URINE PADA HIPERTENSI DI PUSKESMAS ANTANG KOTA MAKASSAR
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) NUR FARA LUSTI
    Latar belakang: Hipertensi merupakan penyebab kematian ke 3 dengan proporsi kematian mencapai 6,7% dari populasi semua umur di Indonesia. Hipertensi menyebabkan ginjal bekerja lebih berat mengakibatkan rusaknya sel ginjal yang ditandai dengan adanya proteinuria. Proteinuria adalah urine yang mengandung protein melebihi nilai normalnya yaitu 150 mg/hari. Tujuan penelitian ini diketahui gambaran kadar protein urine pada penderita hipertensi di Puskesmas Antang Kota Makassar. Metode penelitian: Penelitian merupakan penelitian deskriptif observasional dengan teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Jumlah subjek penelitian yaitu 15 sampel urine penderita hipertensi sesuai dengan kriteria penelitian di Puskesmas Antang Kota Makassar. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober tahun 2020. Pemeriksaan protein urine menggunakan alat Uriscan Optima Plus. Hasil penelitian: Diperoleh hasil kadar protein urine penderita hipertensi terdapat 2 subyek (13,3%) proteinuria trace (±), terdapat 1 subyek (6,7%) proteinuria positif 1+, terdapat 2 subyek (13,3%) proteinuria positif 2+, dan terdapat 10 subyek (66,6%) proteinuria negatif. Kesimpulan: Didapatkan gambaran hasil proteinuria pada 15 subyek penelitian penderita hipertensi hasil positif protein urine sebanyak 5 subyek (33,4%), sedangkan hasil negatif sebanyak 10 subyek (66,6%). Diharapkan agar para penderita hipertensi melakukan pemeriksaan protein urine untuk mengetahui apakah fungsi ginjal mulai atau sudah terganggu.
  • Item
    GAMBARAN KADAR KREATININ SERUM PADA MAHASISWA OBESITAS DI UNIVERSITAS MEGAREZKY
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-05) REZKI AMALIA D.PUTRI
    Obesitas adalah keadaan dimana terjadi penumpukan lemak dijaringan adiposa. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami obesitas adalah mengomsumsi protein secara berlebihan. Protein ini akan disimpan oleh tubuh didalam otot dan hasil metabolisme otot dapat berupa kreatinin. Penelitian ini berguna untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin pada mahasiswa obesitas di Universitas Megarezky. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional. Sampel penelitian adalah mahasiswa obesitas di Universitas Megarezky dengan teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 20 mahasiswa obesitas dengan menggunakan metode pengukuran kadar kreatinin yaitu Enzimatic Colorimetric. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kreatinin berdasarkan indeks massa tubuh pada mahasiswa obesitas menunjukkan hasil yang normal pada seluruh subjek penelitian. Ini artinya seluruh subjek penelitian memiliki fungsi ginjal yang normal.
  • Item
    IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL PADA SARUNG TANGAN BEKAS PAKAI DI RUANGAN PERAWATAN PRIVATE CARE CENTER (PCC) RS. Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-05) NURFAISAH ABDULLAH
    Infeksi nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) adalah infeksi yang didapat dari rumah sakit dan menyerang pasien yang sedang dalam proses perawatan atau ketika penderita itu dirawat di rumah sakit.Infeksi ini timbul sekurang-kurangnya dalam waktu 3 x 24 jam (72 jam) sejak mulai di rawat di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi nosokomial pada sampel sarung tangan bekas pakai di ruangan Perawatan Private Care Center (PCC) RS Dr. Wahidin Sudirohusodo. Jenis penelitian yang digunakan bersifat obsevasional deskriftif yang dimana pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Hasil penelitian yang telah didapatkan dari 10 pasang sampel sarung tangan bekas pakai di ruangan perawatan Private Care Center (PCC) RS Dr. Wahidin Sudirohusudo adalah 3 bakteri Klebsiella sp dan 7 bakteri Basillus sp.
  • Item
    STUDI LITERATUR ANALISIS KADAR FOSFAT PADA AIR SUNGAI MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS SECARA ASAM ASKORBAT
    (PERPUTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-05) AGNES ANGREYANI
    Sungai merupakan ekosistem penting dalam kehidupan ditinjau dari dua fungsi utamanya, yaitu sebagai sumber utama kebutuhan manusia dan sebagai tempat pertumbuhan beberapa habitat. Air sungai yang digunakan bisa saja terdapat zat kimia berbahaya seperti fosfat. Kandungan fosfat dalam perairan umumnya berasal dari limbah pupuk pada pertanian, limbah domestik dan industri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa sungai di Indonesia menunjukkan hasil kadar fosfat dari lima sungai yang diteliti. Hasil terendah pada bagian hulu serta tengah Sungai Balian, Kampung Leuwicatang hingga Kampung Jambu Sungai Cikaniki, Sungai Citarum dan Stasiun 11 Sungai Banyuasin hasil ini masih memenuhi ambang batas baku mutu. Sedangkan hasil kadar fosfat pada air sungai tertinggi didapatkan pada muara Sungai Lais, bagian hilir Sungai Balian, Kampung Babakan Liud Sungai Cikaniki dan Stasiun 15 Sungai Banyuasin hasil ini telah melebihi ambang batas baku mutu. Hal ini menujukkan bahwa dari kelima sungai yang menjadi acuan studi literatur, sebagian besar mengandung fosfat yang melebihi ambang batas berdasarkan Baku Mutu PP No. 82 Tahun 2001, yaitu < 0,2 mg/L.
  • Item
    PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT UBI JALAR UNGU SEBAGAI PENGGANTI CRYSTAL VIOLET PADA PEWARNAAN GRAM
    (PERPUTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-05) A. SRI NURUL HIDAYAH
    Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki keunggulan yang banyak dibandingkan dengan jenis umbi lainnya. ubi jalar ungu memiliki kandungan antosianin yang tinggi. Kandungan antosianin pada kulit ubi jalar ungu lebih tinggi dibandingkan antosianin yang ada pada umbinya yaitu 521,84-729,74 mg/100 g sedangkan pada umbinya yaitu 110,51 mg/100 g. Zat pewarna alami yang berpotensi untuk diekstrak diantaranya adalah antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji zat warna antosianin pada ekstrak kulit ubi jalar ungu sebagai pengganti crystal violet pada pewarnaan gram. Adapun jenis penelitian yang digunakan Eksperimen Kuasi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Pada penelitian ini dilakukan ektraksi dengan menggunakan larutan Etanol : Asam asetat : Air (25 : 1 : 5). Selanjutnya dilakukan pewarnaan gram menggunakan ekstrak kulit ubi jalar ungu menggunakan konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90%, 100% dan crystal violet sebagai kontrol positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pewarnaan menggunakan ekstrak kulit ubi jalar ungu konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90% pada isolat bakteri gram positif Sthapylococcus menunjukkan hasil pewarnaan bakteri yang kurang baik karena bakteri tidak berwarna ungu jika dibandingkan dengan zat warna crystal violet sedangkan pada konsentrasi 100% menunjukkan hasil pewarnaan bakteri yang baik karena bakteri berwarna ungu. Sedangkan pada isolat bakteri gram negatif E.coli pada konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90%, 100% menunjukkan hasil pewarnaan bakteri yang baik karena bakteri berwarna merah.