Faculty of Nursing and Midwifery
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/4
Browse
Item ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS BANGKALA(2025-04-23) RATU RAHMA SAPUTRI IBRAHIMLatar Belakang: Pengetahuan yang harus dimiliki seorang penderita hipertensi antara lain mengetahui arti dari penyakit hipertensi, termasuk juga hal-hal yang dapat meningkatkan resiko hipertensi, gejala-gejala yang akan muncul dan menyertai serta dalam meningkatnya hipertensi, kemudian juga pentingnya melakukan pengobatan yang teratur. Penderita hipertensi juga harus paham bahwa penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan, hanya dapat dikontrol. Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu tidak ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pendidikannya akan tetapi semakin baik pengetahuan seseorang terhadap sesuatu hal maka akan semakin baik perilaku yang ditunjukan. Tujuan Umum: Melakukan Analisis Praktik Keperawatan dengan Intervensi Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Binaan Puskesmas Bangkala Kota Makassar. Metode: Menggunakan studi kasus dengan melakukan pemberian terapi non farmakologi jus mentimun untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada klien hipertensi selama 7 hari dengan melakukan pre dan post test untuk menilai keefektifan jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada klien dengan hipertensi. Hasil Asuhan Keperawatan: Hasil penelitian diketahui sebelum diberikan jus mentimun klien memiliki tekanan darah diatas 163/106 mmHg. Setelah diberikan jus mentimun diketahui bahwa klien mengalami penurunan tekanan darah. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipetensi. Rekomendasi: Mengkonsumsi jus mentimun memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan Pendidikan Kesehatan tentang pemanfaatan mentimun sebagai salah satu terapi hipertensi.Item ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NYERI POST OP KISTA OVARIUM DENGAN INTERVENSI TERAPI MUROTTAL KOMBINASI RELAKSASI NAPAS DALAM DI RUANG SERUNI 3A RSUP DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-29) NURMITALatar Belakang: Di Indonesia kasus kista ovarium juga merupakan masalah relatif tinggi, jika menganalisis data dari tahun 2015 - 2018 kasus kista ovarium mengalami fluktuasi atau terjadi trend yang meningkat, sedangkan pada tahun 2020 kasus kista ovarium mengalami fluktuasi sebesar 14.896 kasus dengan kematian hingga 9.581 orang meninggal (World Health Organization, 2020). Tindakan operasi laparatomy merupakan salah satu tindakan untuk penatalaksanaan kista ovarium yang cukup besar, efek samping yang akan muncul dari tindakan laparatomy adalah nyeri. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri akibat post op laparotomi adalah terapi murottal dan relaksasi napas dalam. Tujuan Umum: Untuk mengalisis asuhan keperawatan pada pasien nyeri post op kista ovarium dengan intervensi terapi murottal kombinasi relaksasi napas dalam Metode: Jenis penelitian yaitu studi kasus dengan teknik pengumpulan data, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pendokumentasian. pelaksanaan intervensi 1 kali sehari dalam 3 hari pemberian. Hasil Asuhan Keperawatan: Setelah pemberian intervensi terapi murottal dengan kombinasi relaksasi napas dalam selama 3 hari didapatkan hasil evaluasi bahwa terjadi penurunan skala nyeri 6 (sedang) ke skala 2 (ringan) dan pasien tampak sudah tidak meringis dan lebih rileks. Rekomendasi: Penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian untuk selanjutnya seperti penelitian yang dapat menindaklanjuti dari intervensi yang telah diberikan. Kata Kunci: Nyeri, Relaksasi napas dalam, Terapi murottalItem ANALISIS MUTU PELAYANAN ANTENATAL CARE TERHADAP TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL PESERTA BPJS DI PUSKESMAS MA’RANG TAHUN 2024(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-26) ASMIATILatar belakang : Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus. Puskesmas Ma’rang menjadi salah satu instansi kesehatan yang bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh mutu pelayanan Antenatalcare terhadap tigkat kepuasan ibu hamil peserta BPJS di Puskesmas Ma’rang Tahun 2024. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian yang digunakan quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretestposttest design. Purposive sampling digunakan untuk menentukan sampel sebanyak 69 pada ibu hamil BPJS yang berkujung ke Puskesmas Ma’rang. Hasil : Data analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa adanya hubungan dimensi tangible (p=0,036), responsiveness (p=0,018), assurance (p=0,018), dengan kepuasan ibu hamil. Sedangkan tidak ada hubungan antara dimensi realibility (p=0,964), dan empathy (p=0,089) dengan kepuasan ibu hamil Kepuasan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu pelayanan, oleh karena itu kualitas pelayanan dan kelengkapan fasilitas dalam pelayanan perlu ditingkatkan agar tercapainya kepuasan secara maksimal.Item ASUAHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “R” MULAI DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI PUSKESMAS BINAMU KOTA(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-25) SRI PUTRI SAMANTAAsuhan kebidanan berkelanjutan (continutity of care) yaitu pemberian asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas, neonates hingga memutuskan menggunakan KB. Ini bertujuan sebagai upayah untuk membantu memantau dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu menggunakan KB. Adapun tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuity Of Care) dan melakukan donkumentasi SOAP pada ibu hamil, bersalin, masa nifas, bayi baru lahir dan KB dengan menggunakan manajemen kebidanan Metode yang di gunakan penulis adalah asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuty Of Care) di Puskesmas Binamu Kota. Asuhan Kebidanan yang di berikan pada NY “R” 9 bulan dari masa kehamilan 35-39 minggu, bersalin, nifas, neonatus sampai KB dengan frekuensi kunjungan hamil 3 kali, persalinan 1 kali, nifas 3 kali, neonatus 3 kali serta KB sebanyak 2 kali. Pada NY “R” proses kehamilan berjalan dengan fisiologi. Proses persalinan berlangsung normal di Puskesmas Binamu Kota dengan kala I 1 jam 30 detik, kala II 25 menit, kala lll 5 menit dan kala IV 6 Jam. Setelah penulis memberikan asuahan kebidanan dengan memberikan HE tentang aktivitas dan istirahat yang cukup keluhan tersebut mulai hilang. Kunjungna keluarga berencana dilakukan sebanyak 2 kali pada kunjungan pertama melakukan konseling pada ibu mengenai kelebihan dan kekurangan terhadap penggunaan kontrasepsi KB MAL (Metode Amenorrhea Laktasi).Item ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN DARI MASA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS, KELUARGA BERENCANA (KB) DIPUSKESMAS BINAMU KOTA(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-26) NUR AIPALaporan Tugas Akhir ini menguraikan tentang asuhan kebidanan berkelanjutan di Puskesmas Binamu Kota yang meliputi kehamilan, persalinan, bayi, nifas, dan keluarga berencana. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan menguraikan tentang pelaksanaan asuhan kebidanan berkelanjutan dan holistik di Puskesmas. Metode penilaian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kerangka konseptual untuk kegiatan pengumpulan berkelanjutan, desain penilaian, strategi pengumpulan data, dan metode pengumpulan data yang mematuhi etika penilaian. Temuan penelitian menunjukkan bahwa asuhan kebidanan berkelanjutan di Puskesmas Binamu Kota telah memberikan banyak keuntungan bagi ibu hamil, bayi, dan keluarga yang ingin berkeluarga berencana. Kesimpulan laporan ini menguraikan perlunya membangun asuhan kebidanan berkelanjutan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.Item ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY ”A” MULAI DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI PUSKESMAS BINAMU KOTA(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-24) RIDHA HANIFAH ARIFINAsuhan kebidanan berkelanjutan yaitu pemberian asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas, neonatus hingga memutuskan menggunakan KB tujuannya untuk memantau dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai mulai kehamilan sampai KB ibu. Studi kasus ini menggunakan pendekatan manajemen kebidan (7 Langkah varney) dan SOAP. Metode Penelitian yang digunakan deskripsi, subjek 1 orang ibu hamil trimester III. Hasil studi kasus menunjukkan asuhan diberikan sejak tanggal 21 Maret 2024 sampai 24 April 2024 dari umur kehamilan 35 Minggu 4 Hari sampai ibu menggunakan KB. Kunjungan dilakukan di rumah ibu dan di Puskesmas Binamu kota jeneponto. Pada pukul: 05.10 Wita, tanggal 21 April 2024 ibu diusia kehamilan 40 Minggu, ibu bersalin secara normal, bayi lahir spontan belakang kepala, JK laki-laki, dengan BB 2.800 gr, PBL 49 cm, persalinan tanpa komplikasi dan penyulit. Kunjungan nifas pertama ibu mengeluh nyeri luka jahitan perineum dan sudah teratasi, didapatkan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Keadaan bayi selama kunjungan dalam keadaan baik, TTV bayi dalam batas normal,tidak ada tanda-tanda infeksi dan kegawatdaruratan. Kunjungan KB pertama diberikan konseling dan pada kunjungan kedua ibu memilih KB Implant. Hasil Askeb secara coc telah diberikan oleh Ny.”A” saat hamil sampai KB hasil pemeriksaan dalam batas normal, tidak ada kendala yang menyertai. Diharapkan ibu dapat menerapkan konseling yang diberikan sehingga kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat.Item ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “D” MULAI DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI PUSKESMAS BONTORAMBA JENEPONTO(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-26) HARSA MELISA HASANUDINAsuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) yaitu pemberian asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas neonatus hingga memutuskan menggunakan KB ini bertujuan sebagai upaya untuk membantu dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu menggunakan KB Adapun tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) dan melakukan dokumentasi SOAP pada ibu hamil, bersalin, masa nifas, bayi baru lahır dan KB dengan menggunakan manajemen kebidanan Metode yang digunakan penulis adalah asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) di Puskesmas BontoRamba. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny"D" +8 bulan dari masa kehamilan 35-39 minggu, bersalin, nifas, neonates sampai KB dengan frekuensi kunjungan hamil 3 kali, persalınan 1 kali, nifas 3 kali, neonatus 3 kali, serta KB sebanyak 2 kali. Pada Ny"D" proses kehamilan berjalan dengan fisiologis Proses persalinan berlangsung normal di puskesmas bontoramba dengan kala I 1 jam 30 menit, kala II 25 menit, kala III 5 menit dan kala IV 6 jam. Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan dengan memberikan HE tentang aktivitas dan istirahat yang cukup keluhan tersebut mulai hilang. Kunjungan keluarga berencana dilakukan sebanyak 2 kali pada kunjungan pertama melakukan konseling pada ibu mengenai kelebihan dan kekurangan terhadap penggunaan kontrasepsi KB MALItem ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “D” MULAI DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI PUSKESMAS BINAMU KOTA JENEPONTO(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-26) NELI ERSIMAAsuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) asuhan yang diberikan mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. Tujuan asuhan ini adalah untuk mendeteksi dini kemungkinan timbulnya komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai dengan ibu menggunakan KB. Adapun tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan (continuity of care) dam melakukan pendokumentasian SOAP pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney di puskesmas Binamu Kota Jeneponto. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny “D” ± 8 bulan dari masa kehamilan 35-39 minggu, bersalin, nifas, bayi baru lahir, sampai KB dengan frekansi kunjungan kehamilan 3 kali, persalinan 1 kali, nifas 3 kali, bayi 3 kali, serta KB sebanyak 2 kali. Pada Ny “D” proses kehamilan berjalan dengan baik. Proses persalinan berlangsung normal di puskesmas Binamu Kota dengan Kala I berlangsung 2 jam 30 menit, kala II 30 menit, kala III 5 menit dan kala IV 6 jam. Setelah penulis memberikan Healt Education tentang aktivitas dan istrahat yang cukup keluhan tersebut mulai berkurang. Kunjungan keluarga berencana dilakukan 2 kali pada kunjungan pertama melakukan konseling pada ibu mengenai kelebihan dan kekurangan terhadap penggunaan kontrasepsi mal.Item ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “R” MULAI DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI PUSKESMAS BONTO RAMBA(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-26) WA NONA SALAYAsuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) yaitu pemberian asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas, neonatus hingga memutuskan menggunakan KB ini bertujuan sebagai upaya untuk membantu memantau dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu menggunakan KB. Adapun tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) dan melakukan dokumentasi SOAP pada ibu hamil, bersalin, masa nifas, bayi baru lahir dan KB dengan menggunakan manajemen kebidanan Metode yang digunakan penulis adalah asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) di Puskesmas Bonto Ramba. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny “R” ±8 bulan dari masa kehamilan 35 -39 minggu, bersalin, nifas, neonates sampai KB dengan frekuensi kunjungan hamil 3 kali, persalinan 1 kali, nifas 3 kali, neonatus 3 kali, serta KB sebanyak 2 kali. Pada Ny “R” proses kehamilan berjalan dengan fisiologis. Proses persalinan berlangsung normal di puskesmas bontoRamba dengan kala I kurang lebih 1 jam, kala II 35 menit,kala III 5 menit dan kala IV kurang lebih 24 jam.Setelahpenulismemberikan asuhan kebidanan dengan memberikan HE tentang aktivitas dan istirahat yang cukup keluhan tersebut mulai hilang. Kunjungan keluarga berencana dilakukan sebanyak 2 kali pada kunjungan pertama melakukan konseling pada ibu mengenai kelebihan dan kekurangan terhadap penggunaan kontrasepsi KB MAL( Metode Amenorhea Laktasi).Item ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.”H” MULAI DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI PUSKESMAS BONTORAMBA(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-26) AMISA MITULASAsuhan kebidanan berkelanjutan yaitu pemberian asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas, neonatus hingga memutuskan menggunakan KB ini bertujuan sebagai upaya untuk membantu memantau dan mendeteksi timbulnya komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu menggunakan KB. Asuhan diberikan sejak tanggal 31 Januari 2024 sampai 08 Maret 2024 yaitu dari usia kehamilan 35 minggu 6 hari sampai ibu menggunakan KB. Kunjungan dilakukan di rumah ibu dan di Puskesmas Bontoramba. Usia kehamilan 39 minggu 1 hari ibu bersalin di Puskesmas Bontoramba, persalinan berlangsung normal. Tanggal 23 Februari 2024 pukul 20.05 wita bayi lahir spontan, presentasi belakang kepala, segera menangis, JK Laki-laki, BB 3000 gram, PB 50 cm, persalinan tanpa komplikasi dan penyulit. Kunjungan Nifas pertama ibu mengeluh nyeri luka jahitan perineum dan sudah teratasi, didapatkan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Keadaan bayi selama kunjungan dalam keadaan baik, TTV bayi dalam batas normal, tidak ada tanda infeksi dan kegawatdaruratan. Kunjungan KB pertama ibu diberikan konseling dan pada kunjungan kedua ibu memilih KB MAL. Hasil Askeb secara COC telah diberikan kepada Ny.“H” saat hamil sampai KB hasil pemeriksaan dalam batas normal, tidak ada kendala yang menyertai. Diharapkan Ibu dapat menerapkan konseling yang diberikan sehingga kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat.Item ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.A MULAI DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI PUSKESMAS BONTO RAMBA JENEPONTO(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-26) KOMANG AYU ARINIAsuhan kebidanan berkelanjutan yaitu pemberian asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas, neonatus hingga memutuskan menggunakan KB ini bertujuan sebagai upaya untuk membantu memantau dan mendeteksi timbulnya komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu menggunakan KB. Asuhan diberikan sejak tanggal 31 Januari 2024 sampai 15 Maret 2024 yaitu dari usia kehamilan 35 minggu 2 hari sampai ibu menggunakan KB. Kunjungan dilakukan di rumah ibu dan di Puskesmas Bonto Ramba Jeneponto. Usia kehamilan 39 minggu 2 hari hari ibu bersalin di Puskesmas Bonto Ramba berlangsung normal. Tanggal 28 Februari 2024 pukul 15.10 wita bayi lahir spontan belakang kepala, JK Perempuan, BB 3.200 gram, PB 42 cm, persalinan tanpa komplikasi dan penyulit. Kunjungan Nifas pertama ibu mengeluh nyeri luka jahitan perineum dan sudah teratasi, didapatkan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Keadaan bayi selama kunjungan dalam keadaan baik, TTV bayi dalam batas normal, tidak ada tanda infeksi dan kegawatdaruratan. Kunjungan KB pertama ibu diberikan konseling dan pada kunjungan kedua ibu memilih KB MAL. Hasil Askeb secara COC telah diberikan kepada Ny “A” saat hamil sampai KB hasil pemeriksaan dalam batas normal, tidak ada kendala yang menyertai. Diharapkan Ibu dapat menerapkan konseling yang diberikan sehingga kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat.Item ASUHAN KEPERATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA NY. R DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN BERAS MERAH DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA RW 06 RT 04 MAKASSAR(2025-04-23) JOISPANI AMALatar belakang: Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2030 akan terjadi peningkatan penduduk yang terkena Diabetes Mellitus minimal 366 juta jiwa. Peningkatan angka prevalensi penderita Diabetes Melitus usia ≥ 15 tahun cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018 sehingga jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian (Kemenkes RI, 2019) dalam Solissa & Sudarman, (2020). Tujuan: Penelitian ini guna menganalisa peran keluarga mengawasi Ny. R dalam pemberian nasi beras merah dan efektifitas terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus. Metode: Pengumpulan data menggunakan pendekatan studi kasus yang menderita diabetes melitus. Kriteria inklusi responden yang diambil adalah seseorang dengan kadar gula darah>200mg/dL. Hasil: Menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah pada Ny. R yang semula 270 mg\dL menjadi 184 mgdL. Kesimpulan: Pemberian nasi beras merah dapat mengontrol ketidakstabilan kadar gula darah penderita diabetes melitus.Item ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN INTERVENSI ORYZA NIVERA (BERAS MERAH) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN MASALAH KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN NY.R DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA TAHUN 2024(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-23) RESTIPenyakit diabetes melitus (DM) yang disebut juga kencing manis merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak diderita oleh lansia. Lansia menderita diabetes melitusjika konsentrasi glukosa darah dalam keadaan puasa pagi hari lebih atau sama dengan 126 mg/ dl, atau kadar glukosa darah 2 jam setelah makan lebih atau sama dengan 200 mg/ dl, atau lebih dari 200 mg/ dl pada pemeriksaan kadar glukosa darah. Tujuan Umum: Melakukan intervensi/pemberian Oryza Nivera (Beras Merah) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Dengan Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Ny.R Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Tahun 2024. Metode: Menggunakan studi kasus dengan melakukan pemberian Oryza Nivera (Beras Merah) selama 5 Hari dengan takaran pemberian beras merah sebanyak 100 gram/porsi dengan frekuensi 3x/hari. Hasil Asuhan Keperawatan: Kadar glukosa dalam darah terkontrol dengan angka penurunan kadar glukosa darah yaitu dari 372 mg/dl menurun menjadi 218 mg/dl. Jadi dapat disimpulkan pemberian Oryza Nivera (Beras Merah) dapat menurunkan ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus. Rekomendasi: Pemberian Oryza Nivera (Beras Merah) memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus.Item ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. N DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN REBUSAN ANNONA MURICATA (DAUN SIRSAK) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANGKALA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-04-23) HERNA WANDIRALatar Belakang : Masalah penyakit hipertensi dapat dilakukan pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi seperti pemberian intervensi Annona muricata (Daun Sirsak) karna daun sirsak memeiliki tingkat efektifitas dalam menurunkan tekanan darah. Tujuan Umum: Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan dengan penerapan pemberian rebusan Annona muricata Linn (daun sirsak) untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi Metode : Ini Menggunakan studi kasus dengan memberikan intervensi 3 hari dengan melakukan pre dan post test untuk menilai keefektifan pemberian rebusan Annona Muricata (daun sirsak) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi Hasil Asuhan Keperawatan : Hasil pemberian intervensi Annona muricata (Daun Sirsak) selama 3 hari didapatakan rata-rata sebelum mengonsumsi daun sirsak tekanan darah Ny. N 162/88 Mmhg dan setelah dilakukan didapatakan tekanan darah 139/93 Mmhg. Mengonsumsi rebusan daun sirsak memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada pasien hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darahnya. Dengan kunjungan rumah yang dilakukan selama 3 hari dirumah pasien dengan pemberian rebusan daun sirsak selama 30 menit sesudah di tensi kemudian setelah mengonsumsi rebusan daun sirsak ada perubahan penurunan tekanan darah pada pasien Rekomendasi : Rebusan daun sirsak memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada pasien hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darah.Item ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. N DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN REBUSAN ANNONA MURICATA (DAUN SIRSAK) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANGKALA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY MKASSAR, 2025-04-23) HERNA WANDIRAMasalah penyakit hipertensi dapat dilakukan pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi seperti pemberian intervensi Annona muricata (Daun Sirsak) karna daun sirsak memeiliki tingkat efektifitas dalam menurunkan tekanan darah. Tujuan Umum: Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan dengan penerapan pemberian rebusan Annona muricata Linn (daun sirsak) untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi Metode : Ini Menggunakan studi kasus dengan memberikan intervensi 3 hari dengan melakukan pre dan post test untuk menilai keefektifan pemberian rebusan Annona Muricata (daun sirsak) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi Hasil Asuhan Keperawatan : Hasil pemberian intervensi Annona muricata (Daun Sirsak) selama 3 hari didapatakan rata-rata sebelum mengonsumsi daun sirsak tekanan darah Ny. N 162/88 Mmhg dan setelah dilakukan didapatakan tekanan darah 139/93 Mmhg. Mengonsumsi rebusan daun sirsak memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada pasien hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darahnya. Dengan kunjungan rumah yang dilakukan selama 3 hari dirumah pasien dengan pemberian rebusan daun sirsak selama 30 menit sesudah di tensi kemudian setelah mengonsumsi rebusan daun sirsak ada perubahan penurunan tekanan darah pada pasien Rekomendasi : Rebusan daun sirsak memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada pasien hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darah.Item ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN INTERVENSI SYSTEM SUPPORTIVE EDUCATIVE DALAM PROSES PENGOBATAN PADA NY. R DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-28) FAKHIRAH RAMADHANI ANZARLatar Belakang: Masalah kesehatan akibat dari proses penuaan dari lansia itu sering terjadi pada system kardiovaskuler yang merupakan proses degeneratif, diantaranya yaitu Penyakit Jantung Koroner, ia merupakan keadaan dimana terjadinya kerusakan (arteriosklerosis) atau kekakuan dan penyempitan pembuluh darah. Hal yang terjadi karena bukaan pembuluh darah pada jantung tertutup sehingga darah tidak lagi mengalir ke miokardium jantung. Salah satu penatalaksanaan non farmakologis berupa supportive educative system, dimana sistem ini merupakan dukungan pendidikan perawatan yang memberikan energi untuk memperkuat perilaku perawatan diri klien, memperoleh informasi kesehatan, modifikasi perilaku serta pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penyakitnya. Tujuan Umum: Melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik Penyakit Jantung Koroner Dengan Intervensi System Supportive Educative Dalam Proses Pengobatan Pada Ny. R Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Metode: Menggunakan pendekatan dengan system suppoertive-educative untuk meningkatkan manajemen kesehatan klien dengan penyakit jantung coroner yang dilakukan dengan kunjungan rumah dan pemberian intervensi selama 3 hari untuk menilai pemahaman kllien dengan topik intervensi yang berbeda mengenai hubungan lansia yang mengalami penyakit jantung coroner dengan pentingnya pengobatan yang harus dilakukan Hasil Asuhan Keperawatan: Setelah melakukan evaluasi, klien tampak memahami konsep penyakit yang di alami dengan menghindari faktor risiko penyakit jantung coroner dan mulai meningkatkan manajemen kesehatannya seperti rutin minum obat dan rajin control ke dokter Rekomendasi: Pendekatan dengan Supportive-Educative merupakan intervensi yang cukup berpengaruh terhadap klien yang membutuhkan dukungan terhadap bagaimana ia meningkatkan manajemen kesehatannyaItem ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN DIAGNOSIS HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN INTERVENSI PENERAPAN TERAPI SPRITUAL : DZIKIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI DI PERAWATAN PALM RSKD DADI PROV SULSEL(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-26) KASNIATILatar belakang Halusinasi merupakan persepsi yang salah (false perception) tanpa adanya objek luar. Tentu saja persepsi yang dihasilkan tidak seperti persepsi yang normal, ada objek luar pembentuk persepsi. Tujuan umum dapat menghardik halusinasi dengan cara berzikir dan dapat mengontrol halusinasinya. Metode pemberian terapi aktivitas kelompok dengan berzikir dilakukan selama 5 hari dengan metode yang sama. Hasil asuhan keperawatan masalah keperawatan yang didapatkan yaitu halusinasi pendengaran Rekomendasi Dapat dilihat dari keempat hari dilakukannya implementasi pemberian terapi aktivitas kelompok dengan berzikir agar halusinasi dapat berkurang.Item ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN PENERAPAN TERAPI MENGAMBAR TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI PADA Ny.R DI RUANG KENANGA RSKD DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-29) FITRI WULAN ODE HASAN,S.KepLatar belakang : Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 masih ditemukan angka prevalensi gangguan jiwa dengan kasus skizofrenia untuk provinsi Sulawesi Selatan peringkat ke-6 di Indonesia dengan jumlah ODGJ sebanyak 8,8 permil, kasus depresi 7,8%, gangguan mental dan emosional 9,8%. Halusinasi biasanya menjadi gejala yang sering muncul pada penderita gangguan jiwa dan memiliki kaitan erat dengan early psychosis akibat trauma pada masa kanak-kanak, Gejala yang biasa di alami oleh individu antara lain adalah berbicara dan tertawa-tawa sendiri, bersikap seperti mendengarkan sesuatu, mengalami disorientasi, alur pemikiran kacau, menarik diri, sering kali melamun. Tujuan umum : Mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah gangguan persepsi sensori haluasinasi pendengaran Metode : jenis penelitian yaitu studi kasus dengan teknik pengumpulan data, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pendokumentasian. pelaksanaan intervensi selama 4 peretmuan. Hasil asuhan keperawatan : setelah 4x pemberian SP dan 2x penerapan terapi mengambar klien mampu mengontrol gejala halusinasi yang dialami. Rekomendasi : kasus ini dapat di jadikan salah satu acuan untuk peneliti lainnya dalam mengambil intervensi apa yang ingin dilakukan pada klien.Item ASUHAN KEPERAWATAN NY. M DENGAN CA MAMAE DEXTRA DENGAN PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM DI RUANG ONKOLOGI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2021(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) FITRIYANTI DAENG SIJAYA S.KepLatar belakang : Pasien kanker payudara yang mengalami nyeri, biasanya di rumah sakit hanya diberikan terapi secara farmakologis tanpa ada intervensi khusus dalam perawatannya, dengan begitu bisa dikatakan bahwa intervensi mandiri perawat dalam mengatasi nyeri belum adekuat. Perawat masih mengutamakan tindakan kolaboratif dengan pemberian analgesik. Tujuan Umum : Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan penerapan teknik relaksasi napas dalam pada nyeri kronis Ca Mamae. Metode : Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri pada penderita ca mamae adalah teknik relaksasi. Beberapa intervensi termasuk teknik relaksasi yaitu pencitraan, relaksasi progresif, biofeedback, self-hypnosis, meditasi (seperti tai chi dan yoga) dan latihan pernapasan. Tujuan dari tekniknya serupa: untuk menghasilkan respons alami dari relaksasi dan peningkatan perasaan sejahtera serta motivasi untuk sembuh. intervensi non-farmakologis secara signifikan juga sudah terbukti dalam penanganan nyeri pada pasien kanker. Hasil : Teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan Ny.M secara berulang dengan benar dan dengan pendekatan secara relegius, merangsang rasa nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan toleransi persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang dialami. Ny. M mampu meningkatkan toleransinya terhadap nyeri dan mampu beradaptasi dengan nyeri dari skala 4 NRS menjadi 3 NRS, dan juga, dan memiliki pertahanan diri yang baik pula. Teknik relaksasi untuk pasien kanker payudara dengan dengan nyeri adalah memiliki efek signifikan secara statistik, dan berdasarkan bukti yang baik untuk praktik. Rekomendasi Peneliti merekomendasi untuk menggunakan teknik ini sebagai intervensi keperawatan mandiri pada pasien dengan masalah keperawatan nyeriItem ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “M” DENGAN HEMORAGIK STROKEDI RUANG INTENSIF CARE UNIT DI RSUP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-28) SRI KANTI:Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang terjadi akibat terganggunya aliran darah otak secara tiba-tiba yang mengakibatkan kematian sel saraf otak sehingga terjadi disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya kecacatan ataupun kematian. Latihan Range of Motion adalah suatu latihan yang dilakukan untuk menilai dan meningkatkan fungsi sistem muskuloskeletal dan juga merupakan salah satu terapi lanjutan pada pasien stroke yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah otak, meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan, sehingga dapat memperbaiki fungsi sensorimotorik.Tujuan:Mengidentifikasi pengaruh latihan Range of Motion terhadap kekuatan otot pasien stroke di BLU RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado.Metode: Penelitian ini bersifat Kuasi Eksperimen dengan metode Nonequivalent Control Group Desain. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Data primer berasal dari lembar hasil observasi pasien dan data sekunder dari rekam medis pasien yang dirawat di Irina F Neurologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Sampel : Penelitian ini melibatkan15 responden dalam periode waktu penelitian 14 Juni 2013 – 28 Juni 2013 dan dilakukan di ruang rawat inap F Neuro BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil : analisa dengan menggunakan uji statistic Paired Sample T-Test dengan tingkat kemaknaan (α) 0.05, menunjukkan score kekuatan otot sebelum dan ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 2 sesudah dilakukan latihan range of motion mengalami peningkatan score rata-rata 3.87. Kesimpulan : adanya pengaruh latihan range of motion terhadap kekuatan otot pada pasien stroke dengan nilai P = 0.003