Faculty of Pharmacy
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/1
Browse
Item ANALISIS KADAR METHANIL YELLOW PADA MIE BASAH YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MAKASSAR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS(2024-12-23) SIFERA SONIA RANGGATAUMie basah adalah salah produk makanan yang paling mudah ditemukan di pasaran. Methanil yellow merupakan pewarna textile yang sering di tambahkan pada mie basah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk Mie basah yang beredar dipasar tradisional dan modern kota makassar mengandung Methanil yellow dan berapa kadar methanil yellow yang terkandung pada Mie basah menggunakan metode experimental laboratorium dengan KLT dan Spektrofotometri UV-Vis. Berdasarkan hasil uji KLT diperoleh 2 sampel positif mengandung Methanil yellow dengan nilai Rf dari sampel PT 3 0,74 cm dan sampel PT 5 0,74 cm diliat dari nilai RF baku yaitu 0,72 cm dan di peroleh hasil kadar Methanil yellow dari Mie basah untuk sampel PT 3 0,0260% dan sampel PT 5 0,0364%. Berdasarkan hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari 10 produk mie basah yang beredar di pasar tradisional dan modern kota makassar, terdapat dua diantaranya positif mengandung pewarna sintetis Methanil yellow yaitu pada sampel PT 3 dan pada sampel PT 5.Item ANDIH ISMAIL(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02)Daun awar-awar (Ficus septica Burm) merupakan tanaman yang sering dimanfaatkan dikalangan masyarakat sebagai terapi tradisional seperti penyakit yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Adapun kandungan yang terdapat pada tanaman ini yaitu flavanoid, saponin dan tanin. Deodoran merupakan salah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mengurangi dan menutupi bau badan dimana sediaan ini diaplikasikan pada ketiak dengan mekanisme kerja yaitu mengahambat dekoposisi atau penguraian keringat oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm) stabil formulasikan sebagai sediaan deodoran dan Untuk mengetahui sediaan deodoran dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian dilakukan secara ekperimental yang dilakukan dengan menggunakan sampel daun awar-awar (Ficus septica Burm). Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa sediaan deodoran ekstrak etanol daun awar-awar (Ficus septica Burm) memilki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 1,5%, 2% dan 2,5%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm) stabil diformulasikan ke dalam bentuk sediaan deodoran dan Formulasi sediaan deodoran yang dibuat dalam beberapa konsentrasi 1,5%, 2%, dan 2,5% memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphycoccus aureus dengan zona hambat yaitu 12,71, 15,39 dan 17,63 mm.Item DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGGUNAAN KOMBINASI NIFEDIPIN DAN MAGNESIUM SULFAT PADA PASIEN PREEKLAMSIA DI RSIA SITTI KHADIJAH 1 MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) M. TRI BUDI MAHA SAKTAngka kematian ibu (AKI) masih menjadi salah satu prioritas utama di bidang kesehatan, dimana World Health Organization (WHO) memperkirakan AKI akan turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Pada tahun 2015, AKI di Indonesia mencapai angka 305 per 100.000 kelahiran hidup. Drug Related Problems (DRPs) adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi pada pasien akibat terapi obat dan berpotensi menghambat proses pemulihan pasien. Masalah terkait obat harus diidentifikasi selama proses pengobatan atau penyembuhan untuk mengurangi morbiditas, mortalitas, dan biaya terapi obat. Ini akan membantu meningkatkan kemanjuran terapi farmakologis, terutama pada gangguan kronis dan progresif yang memerlukan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Drug Related Problems yang disebakan dari penggunaan kombinasi obat Nifedipin dan Magnesium Sulfat pada pasien preeklamsia di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar. Mengetahui Drug Related Problems dari penggunaan kombinasi Nifedipin dan Magnesium Sulfat sudah tepat pemilihan obat serta sudah tepat pemilihan dosis obat pada pasien preeklamsia di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar. Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah non eksperimental (Observasional) dengan menggunakan metode deskriptif (Kualitatif). Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar, dari 32 pasien preeklamsia yang telah mengonsumsi kombinasi Nifedipin dan Magnesium Sulfat tidak terdapat Drug Related Problems (DRPs) ataupun efek samping yang merugikan nyawa pasien. Hal ini dikarenakan terapi dari penggunaan kombinasi Nifedipin dan Magnesium Sulfat di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar sesuai dengan tata laksana penangan preeklamsia pada ibu hamil dari pedoman pelayanan nasional kedokteran.Item EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR PERIODE JANUARI-JUNI 2021(2024-12-23) SITTI BAHRIATuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil mycobacterium tuberculosis. biasanya mengenai paru-paru (pulmonary tb) tetapi juga dapat mempengaruhi situs lain (extrapulmonary tb). Penyakit ini menyebar di udara ketika penderita pilmonary tb mengeluarkan bakteri misalnya dengan batuk Kepatuhan pemakaian obat tuberkulosis sangat penting, karena jika pengobatan tidak dilakukan secara teratur dan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan maka akan timbul kekebalan kuman tuberkulosis terhadap obat anti tuberkulosis (OAT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan obat anti tuberkulosis pada pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar periode januari-juni 2021. Metode Penelitian ini yaitu penelitian dengan metode deskriptif yakni pengambilan data secara rektrospektif yang didasarkan pada rekam medik. Pengambilan Sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan data yang diperoleh yaitu 65 sampel. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa kepatuhan penggunaan obat anti tuberkulosis berdasarkan tepat pasien yaitu terdapat 65 pasien (100%), tepat indikasi yaitu terdapat 65 pasien (100%),tepat obat terdapat 65 pasien (100%), dan tepat dosis yaitu 65 pasien (100%).Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SERUM MINYAK ATSIRI DAUN KETAPANG (Terminalia catappa Linn) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis dan Propionibakterium acne(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) HANOK SALEKYPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak atsiri daun ketapang (Terminalia catapang L) dapat diformulasikan menjadi sediaan serum dan memiliki efetivitas antibakteri terhadap jerawat, Metode penelitian secara eksperimental laboratorium dengan rancangan modifikasi pengujian Tests of Normalit, dan dilanjutkan dengan Kruskal Wallis Test untuk pengujian bakteri sedangkan Paired Samples Test untuk pengujian evaluasi sediaan. daun ketapang (Terminalia catapang L,) dif ormulasi dalam bentuk sediaan kosmetik serum wajah Hasil penelitian menunjukan bahwa ke tiga formula degan konsentrasi 2% 4% 6% sediaan serum minyak atsiri . Yang stabil, setelah dilakukan pengujian secara fisik. Dan sertah dari ke tiga sedian memiliki efektifitas untuk menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus epidermidis dan propionibacterium acnes penyebab jerawat diperoleh hasil daya hambat pada Fl (16,1 kuat ), Fll (22,1 kuat ), dan pada Flll (23,1 sagat kuat). Dan hasil daya hambat pada bakteri staphylococcus epidermidis Fl (15,3 kuat ), Fll (17,0 kuat) dan pada Flll (22,8)Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MASKER PELL OFF EKSTRAK DAUN ECENG GONDOK (Eichhorn crassipes L.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1dipheny-2- lpicrylhydrazyl).(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) AGUSTINA PETROSYANA KOMOYAPPenelitian ini dengan judul formulasi dan uji aktivitas antioksidan masker pell off ekstrak daun eceng gondok (eichhorn crassipes l.) dengan menggunakan metode DPPH (1,1dipheny-2- lpicrylhydrazyl). Masker wajah peel off merupakan salah satu jenis sediaan masker wajah yang dapat meningkatkan kenyamanan penggunaan dan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan pada kulit. Masker tersebut berbentuk pasta, dengan tekstur yang kenta. Eceng gondok (Eichhorn Crassipes L.) merupakan tumbuhan yang tumbuh liar adapun tujuan dari penelitihan ini yaitu Untuk mengetahui ekstrak daun eceng gondok dapat diformulasi sebagai masker pell off yang memiliki kandungan antivitas antioksidan yang tinggi (Eichhornia Crassipes L). formulasi masker pell off pada ekstrak daun eceng gondok (Eichornia crassipes L) dengan presentase aktivitas antioksidan pada ekstrak daun eceng gondok dengan metode DPPH dapat dilihat kategori sangat kuat,kuat,sedang,lemah dan tidak aktif. ini dilihat dari nilai IC50. Pada kosentrasi FI 2% 3,3228 dan FII 4% 2,0359 memiliki nilai antioksidan sangat kuat dan pada FII 6% 21,7246 dan Vitamin C 17,9171 masuk dalam kategori kuat.Item FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN FACIAL WASH EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) HUSNA BAHARRUDDINEkstrak etanol daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) memiliki senyawa alkaloid, flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Antibakteri merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat membunuh bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan efektivitas terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak etanol daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) jika diformulasikan menjadi sediaan facial wash dan pada konsentrasi berapa yang efektif dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Kemudian dibuat menjadi sediaan facial wash dengan tiga konsentrasi berbeda yaitu FI (2%), konsentrasi FII (4%), dan konsentrasi FIII (6%), Hasil pengujian stabilitas sediaan meliputi uji organoleptik, viskositas, pH, daya sebar, tinggi busa dan homogenitas, stabil dan memenuhi syarat untuk sediaan facial wash. kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran. menunjukkan bahwa konsentrasi FI (2%) memiliki zona hambat sebesar 8,83 mm (kategori sedang), FII (4%) sebesar 9,63 mm (kategori sedang), dan FIII (6%) memiliki zona hambat sebesar 11,3 mm (kategori kuat). Sediaan facial wash ekstrak etanol daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) dari ketiga formula yang memiliki aktivitas antibakteri paling kuat terdapat pada FIII (6%) memiliki zona hambat 11,3 dengan kategori kuatItem FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN HANDWASH DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus dan Escherichia coli(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) ISMA HIKA IKHSANTulang rawan cumi-cumi (Loligo sp.) diketahui mengandung senyawa kitosan yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan kitosan dari tulang rawan cumi-cumi (Loligo sp.) dalam bentuk sediaan handwash dengan konsentrasi 0,1%, 0,2% dan 0,3% yang stabil secara fisik dan kimia serta melihat konsentrasi optimum dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium melalui tiga tahap ekstraksi yaitu deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi serta dilakukan uji mutu fisik dan uji sabilitas sebelum dan setelah cycling test yang meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji tinggi busa serta uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode sumuran. Hasil yang diperoleh berdasarkan uji ANOVA pada bakteri Staphylococcus aureus yaitu 0,000 dan pada bakteri Escherichia coli yaitu 0,000. Kitosan dari tulang rawan cumi-cumi (Loligo sp.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan handwash dan konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat Staphylococcus aureus dan Escherichia coli adalah konsentrasi 0,3%Item FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SERUM ANTI ACNE FRAKSI DAUN SINGKONG (Manihot esculenta, Crantz) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) IRMADaun Singkong (Manihot esculenta, Crantz.) diketahui memiliki kandungan senyawa kimia yaitu flavonoid, saponin dan tanin yang memiliki peran sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan daun singkong (Manihot esculenta, Crantz) dalam bentuk sediaan serum polar dan non polar dengan konsentrasi masing-masing 3% yang stabil secara mutu fisik dan kimia serta melihat sediaan fraksi yang optimum dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan metode remaserasi lalu dilanjutkan dengan fraksi serta dilakukan pengujian mutu fisik dan uji stabilitas sebelum dan setelah cycling test meliputi uji organoleptik (bentuk, warna, bau), uji homogenitas, uji pH, uji viskositas serta uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan menggunakan metode sumuran. Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri diperoleh sediaan fraksi yang paling efektif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes adalah non polar dengan zona hambat 7,3 mm dengan kategori sedang. Hasil yang diperoleh berdasarkan uji anova pada bakteri propionibacterium acnes p˂0,05 artinya terdapat perbedaan yang bermakna. Formulasi sediaan serum yang paling efektif dalam menghambat Propionibacterium acnes adalah non polar dengankonsentrasi 0,3%.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN MOUTHWASH EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) YORISMAKaries gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan dimulai dari permukaan gigi mulai dari email, dentin dan meluas kearah pulpa. Mikroorganisme yang banyak tumbuh dalam rongga mulut yaitu Streptococcus mutans. Biji pepanya memiliki senyawa kimia metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antibakteri yaitu senyawa tanin, flavonoid, alkaloid serta terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui aktivitas antibakteri sediaan mouthwash ekstrak etanol biji pepaya terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dan mengetahui apakah ektrak biji pepaya dapat diformulasikan dalam bentuk mouthwash yang stabil secara fisika dan kimia. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode kertas cakram dengan melihat warna bening pada sekitas kertas sebagai zona hambat, dengan masing-masing konsentrasi ektrak pada sediaan 5%, 10% dan 15% serta kontrol positif yang digunakan yaitu Listerin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada F0 tidak mempunyai daya hambat, F1 daya hambat sebesar 16,1 mm, F2 daya hambat sebesar 18,9 mm, F3 daya hambat sebesar 21,5 mm, serta pada kontrol positif daya hambatnya sebesar 15,5 mmItem FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes PENYEBAB JERAWAT(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) NURINDAH ZULFIANA ARHAMAcne vulgaris atau jerawat adalah penyakit pada kulit yang diakibatkan karena adanya peradangan kronis dengan patogenesis kompleks, yang melibatkan hiperkeratinisasi folikuler, kelenjar sebasea, reaksi imun tubuh, kolonisasi bakteri berlebihan dan peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstran etanol daun belimbing wuluh dapat diformulasikan menjadi sediaan gel yang stabil secara fisik dan kimia serta untuk mengetahui daya hambat sediaan gel ekstrak etanol daun belimbing wuluh terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan metode sumuran. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental, dengan rancangan formula dibagi kedalam tiga konsentrasi, F1 penambahan 2% ekstrak daun belimbing wuluh, F2 penambahan 2,5% ekstrak daun belimbing wuluh, dan F3 penambahan 3% ekstrak daun belimbing wuluh. Digunakan metode maserasi, maserasi dilakukan dengan cara merendam sampel dalam cairan penyari. Evaluasi sediaan gel diantaranya yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas, dan uji cycling test. Pengujian aktivitas antibakteri pada Propionibacterium acnes dengan konsentrasi 2%, 2,5%, dan 3% . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun belimbing wuluh dapat diformulasikan menjadi sediaan gel yang stabil secara fisik dan kimia. Dengan nilai daya hambat yaitu F1 10,8 mm (zona hambat kuat), F2 12,1 mm (zona hambat kuat), dan F3 13,6 mm (zona hambat kuat)Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acne(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) RIKA SULASTRI SANIDaun kersen telah di identifikasi mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tanin yang memiliki potensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L) dan mengetahui kemampuan sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun kersen dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental di laboratorium, dengan metode formulasi ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L) dalam sediaan masker gel peel-off dengan konsentrasi 5% untuk F1, 7,5% untuk F2 dan 10% untuk F3, kemudian dilakukan uji stabilitas fisik sediaan sebelum dan sesudah cycling test, selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri Propionibacterium acnes menggunakan metode sumuran. Hasil pengujian kestabilan sediaan masker gel peel-off telah memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan dengan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah cycling test, sedangkan hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa F1 dengan konsentrasi 5% memiliki zona hambat sebesar 15,28 mm, F2 dengan konsentrasi 7,5% memiliki zona hambat sebesar 17,76 mm, F3 dengan konsentrasi 10% sebesar 22,15 mm, kontrol positif (K+) memiliki zona hambat sebesar 24,8 mm dan kontrol negatif (K-) tidak memberikan daya hambat. Maka dapat disimpulkan hasil dari ketiga formula tersebut sudah efektif sebagai antibakteri pada bakteri Propinobacterium acnes dan yang paling mendekati dengan kontrol positif adalah F3 dengan konsentrasi 10% yang memiliki zona hambat sebesar 22,15 mm yang termasuk dalam kategori sangat kuat.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN LIP BALM KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) DAN SARI BUAH KERSEN (Muntingia calabura L.)(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) SARTIKALip balm adalah sediaan yang di aplikasikan pada bibir untuk melindungi bibir dari faktor lingkungan merugikan seperti bibir kering dan pecah-pecah. Kulit buah naga dan sari buah kersen belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, hal ini disayangkan karena kulit buah naga dan sari buah kersen mengandung vitamin C, vitamin E serta memiliki senyawa antioksidan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kombinasi ekstrak kulit buah naga (Hylocereus costaricensis) dan sari buah karsen (Muntingia calabura L.) dapat di formulasikan sebagai sediaan lip balm yang baik serta untuk mengetahui konsentrasi berapa aktivitas antioksidan yang efektif pada sediaan lip balm dengan metode DPPH. Metode ekstraksi yang digunakan pada kulit buah naga yaitu maserasi dan pada sari buah kersen digunakan freeze dry. Pembuatan sediaan formula dengan variasi konsentrasi yaitu masing-masing 2%:4%,4%:4%, dan 4%:2% menguji aktivitas antioksidan. Sediaan lip balm yang jadi diuji mutu fisik sediaan dengan uji organoleptik, uji pH, uji suhu lebur, uji daya sebar, uji homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah naga dan sari buah kersen dapat dibuat dalam sediaan lip balm yang stabil secara fisika dan kimia. Nilai IC50 dari lip balm ekstrak etanol kulit buah naga kombinasi sari buah kersen yang paling efektif pada FII 25,77 ppm yang bersifat antioksidan sangat kuat.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN SERUM SARI BUAH KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L) DENGAN METODE DPPH(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) RADIKLA JECINDA MUKKUNBuah kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan, mengandung senyawa vitamin C, tanin, saponin, dan flavanoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sari buah kersen dapat diformulasikan sebagai sediaan serum yang stabil dan untuk mengetahui nilai IC50 sediaan serum sari buah kersen (Muntingia calabura L.) yang dapat memberikan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Metode penelitian ini dengan membuat sediaan serum wajah dari sari buah kersen (Muntingia calabura L.) dengan variasi konsentrasi yaitu 2%, 4%, 8%, dan menguji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil formula serum wajah menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan sebelum dan sesudah cycling test baik pada pengujian organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, dan Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa F1 dengan konsentrasi 2% memiliki nilai antioksidan 2.847745 ppm, F2 dengan konsentrasi 4% memiliki nilai antioksidan 2.659823 ppm, dan F3 dengan konsentrasi 8% memiliki nilai antioksidan 2.5498818 ppm, ketiga sediaan tersebut memiliki kategori antioksidan sangat kuat. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa serum sari buah kersen (Muntingia calabura L.) memiliki kestabilan fisik dan kimia dan berpotensi sangat kuat sebagai antioksidan.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01) RISMAYANTI IRIANYTanaman pare merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Daun pare mengandung beberapa metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, tanin, flavonoid dan triterpenoid yang mana bermanfaat sebagai antibakteri dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi gel antijerawat dari ekstrak daun pare (Momordica charantia L) dengan konsentrasi 5%, 7% dan 9% kemudian menguji aktivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes menggunakan metode sumuran. Analisis statistik yang dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan diameter zona hambat tiap formula terhadap kontrol positif, yaitu p < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka ekstrak daun pare (Momordica charantia L) dapat diformulasikan sebagai gel antijerawat dan memiliki aktivitas terhadap bakteri Propionibacterium acnes dimana konsentrasi optimumnya yaitu pada konsentrasi 9% dengan diameter rata-rata 16,7mm yang mana termasuk dalam zona hambat kategori kuatItem FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS KRIM ANTIJERAWAT LIOFILISAT BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) INDRIANI SAMSIBuah belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antibakteri. Salah satunya bakteri jerawat. Untuk memudahkan penggunaan liofilisat buah belimbing wuluh pada pengobatan jerawat, maka dari itu di formulasikan dalam bentuk sediaan farmasi yaitu dalam bentuk krim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui liofilisat buah belimbing wuluh Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat dibuat sebagai sediaan krim antijerawat dan dapat memberikan efek antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Formulasi krim liofilisat buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% dilakukan pengujian organoleptik, pH, uji homogenitas, dan uji daya sebar, daya lekat dan viskositas. Pengujian aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasil pengujian evaluasi sediaan krim memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan SNI ialah uji organoleptik, uji tipe krim, uji pH, daya sebar, dan daya lekat. Hasil uji aktivitas antibakteri krim liofilisat buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang diperoleh dapat menghambat Propionibacterium acnes pada konsentrasi 5% yaitu 16,2 mm masuk dalam kategori zona hambatan kuat, konsentrasi 7,5% yaitu 16,3 mm masuk dalam kategori zona hambatan kuat, konsentrasi 10% yaitu 18,4 mm masuk dalam kategori zona hambatan kuatItem FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK ETANOL DAUN GEDI (Abelmoschus manihot L.) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITR(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) KRISNA SURYADaun gedi (Abelmoschus manihot L.) merupakan bahan alam yang bermanfaat sebagai antibakteri, seperti pengobatan pada jerawat dan penyakit lain. Kandungan senyawa yang berperan sebagai antibakteri yaitu flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun gedi (Abelmoschus manihot L.) dapat diformulasikan sebagai sediaan gel antijerawat yang stabil secara fisika dan kimia dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylacoccus aureus. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium, yakni ekstrak daun gedi (Abelmoschus manihot L.) dibuat dalam bentuk sediaan gel dengan konsentrasi yaitu Kontrol negatif ,FI (2,5%), FII (5%), FIII (7,5%). Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi sediaan dengan uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji viskositas , dan uji Cyling test. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumuran. Hasil dari penelitian ini menunjukan ekstrak etanol daun gedi (Abelmoschus manihot L.) dapat di formulasikan sebagai sediaan gel antijerawat yang stabil secara fisika dan kimia. Pada pengujian antibakteri, pada formula I (2,5%) zona hambat yang terbentuk yaitu 10,7 mm, pada formula II (5%) zona hambat yang terbentuk yaitu 15,6 mm dan pada formula III (7,5) merupakan konsentrasi yang memiliki aktivitas antibakteri paling optimal terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan luas zona hambat 18,8 mm. Kesimpulan: Sediaan gel antijerawat ekstrak etanol daun gedi (Abelmoschus manihot L.) dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 2,5% yaitu 10,7 mm (sedang), konsentrasi 5% yaitu 15,6 mm (kuat), pada konsentrasi 7,5% yaitu 18,8 mm (kuat).Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN MOUTHWASH KOMBINASI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) DAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) MUFHTIAH DIAN AULIYA TAHRIMDaun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dan daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman yang memiliki senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, tanin, saponin dan minyak atsiri yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kombinasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dan daun sirih (Piper betle L.) dapat diformulasikan menjadi mouthwash yang stabil secara fisik-kimia serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorim, ekstrak daun salam dan daun sirih dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96%, dibuat menjadi sediaan mouthwash dari ekstrak daun salam dan daun sirih sebagai antibakteri dengan variasi konsentrasi yaitu masing-masing 5%:1%, 1%:5% dan 3%:3% menguji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dengan metode difusi. Hasil formulasi sediaan mouthwash menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan sebelum dan sesudah cycling test baik pada pengujian organoleptik, pH, viskositas, daya sebar, homogenitas. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa pada K- tidak memiliki zona hambat, F1 memiliki rata-rata diameter zona hambat sebesar 7,7 mm dengan kategori sedang, pada F2 memiliki zona hambat sebesar 9,6 mm dengan kategori sedang, pada F3 memiliki zona hambat sebesar 10,3 mm dengan kategori kuat dan pada K+ memiliki zona hambat sebesar 13,9 mm dengan kategori kuat. Adanya perbedaan nilai daya hambat pada setiap konsentrasi sediaan mouthwash ekstrak daun salam dan daun sirih (p<0,05). Kesimpulan bahwa sediaan mouthwash kombinasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dan daun sirih (Piper betle L.) pada K- tidak memiliki aktivitas antibakteri sedangkan F1, F2, F3 dan K+ memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans.Item FORMULASI DAN UJI SEDIAAN PERMEN JELLY DARI LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium Cepa L.) SEBAGI ANTIOKSIDA DENGAN METODE DPPH(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-03-12) FIRA YUNIARKulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu limbah rumah tangga yang sangat jarang dimaanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kulit bawang merah mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan penelitiaan ini adalah untuk mengetahui apakah limbah kulit bawang merah dapat di formulasikn menjadi sediaan permen jelly dan untuk mengetahui apaka limbah kulit bawang merah memiliki aktivitas antioksidan dengan mengunakan metode eksperimental laboratorium. Redamen kulit bawang merah yang di peroleh adalah sebesar 21,048%. Dibuat sediaan permen jelly dengan konsetrasi ekstrak formula 2%, 5%, 10% . dilakukan pengujian Uji kadar air, Uji daya sebar, Uji derajat keseamaan ( PH ), Uji organoleptic. Berdasarkan hasil pengukuram aktivitas antioksidan maka didapatkan hasil IC50 pada formula I, formula II, formula III secara berturut-turut yaitu 38,7733 ug/mL, 76,7315 ug/mL, dan 22,4550 ug/mL. Formula I dikategorikan sangat kuat, formula II dkategorikan kuat, formula III dikategorikan sangat kuat antioksidan tetapi yang paling bagus terdapat padan formula I dengan nilai IC50 sebesar 38,7733 ug/mL.Item FORMULASI DAN UJIAKTIVITAS SEDIAAN SABUN BATANG KOMBINASI EKSTRAK ETANOLDAUN KEMANGI (Ocimum basilicumL)DAN KULIT LEMON(Citrus limonL) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) ANCELINA A. SANGGENAPADaun Kemangi (Ocimum basilicum L) dan Kulit Lemon (Citrus limon L) merupakan tanaman berkhasiat karena memiliki senyawa yang bersifat antibakteri. Kandungannya yaitu triterpenoid yang bekerja merusak membran sel bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol kombinasi daun kemangi (Ocimum basilicum L)dan kulit lemon (Citrus limon L) dapat diformulasikan dalam sediaan sabun batang dan mengetahui kombinasi ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L) dan kulit lemon (Citrus limon L) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusdan Escherichia coli. Penelitian ini memformulasikansediaan sabun batang dengan konsentrasi 1%, 2% dan 3%. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan evaluasi sediaan secara fisika dan kimia serta pengujian antibakteri dengan metode sumuran. Hasil penelitian ini dapat diformulasi dalam sediaan sabun batang yang memiliki aktivitas antibakteri kategori sangat kuat pada formula I dengan zona hambat 23,98 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan pada formula II dengan zona hambat 23,93 mm terhadap bakteri Escherichia coli