Faculty of Pharmacy
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/1
Browse
6 results
Search Results
Item FORMULASI SEDIAAN PATCH EKSTRAK DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus)(Perpustakaan Megarezky, 2025-08-15) YUNALDILuka insisi merupakan luka yang ditimbulkan karena teriris oleh instrumen yang tajam, seperti luka yang terjadi setelah pembedahan atau operasi. Salah satu tanaman yang telah digunakan secara tradisional dalam penyembuhan luka sayat adalah daun gamal. Dari penelitian sebelumnya hasil skrining fitokimia ekstrak daun gamal, diperoleh hasil positif adanya kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid, dan glikosida yang dapat mempercepat penyembuhan luka. Formulasi sediaan patch ekstrak daun gamal bertujuan untuk Untuk mengetahui sifat dan karakteristik patch ektrak daun gamal (Gliricidia sepium) dalam penyembuhan luka insisi dan Untuk mengetahui nilai optimum ektrak daun gamal (Gliricidia sepium) dalam penyembuhan luka insisi. Patch transdermal dari ekstrak daun gamal dibuat dengan 3 formula yaitu F1, F2, dan F3. Kemudian dilakukan pengujian luka sayat terhadap kelinci dengan menggunakan metode spss one way ANOVA menggunakan 8 ekor tikus putih dengan 15 luka yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan : kontrol negatif (tidak diberikan apapun), kontrol positif (Paster Betadine), dan F1, F2, F3 (Ekstrak Daun Gamal). Parameter yang diamati adalah uji sifat fisik dan efektivitas luka insisi terhadap tikus putih yaitu panjang luka sayat dan persentase penyembuhan luka. Formula terbaik yaitu formula 2 (F2) dengan % persembuhan luka sebesar 0,65%, 0,66%, dan 0,68% namun tidak melebihi efektivitas dari kontrol positif (betadine) dengan % persembuhan luka sebesar 0,68%, 0,71% dan 0,72%. Kemudian diikuti dengan formula 1 (F1) dengan % persembuhan luka sebesar 0,62%, 0,63%, 0,64%. Terakhir formula 3 (F3) dengan % persembuhan luka sebesar 0,54%, 0,55% dan 0,55%.Item FORMULASI DAN EVALUASI EKSTRAK ETANOL DAUN ANDONG (Cordyline fruticosa (L) A. Chev.) SEBAGAI SEDIAAN LIP BALM(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-13) ITA PUSPITA NENGSITelah dilakukan penelitian tentang formulasi dan evaluasi ekstrak etanol daun andong (Cordyline fruticosa (L) A. Chev.) dengan variasi konsentrasi dalam sediaan sediaan lip balm. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan tujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun andong (Cordyline fruticosa (L) A. Chev.) dapat dibuat dalam sediaan lip balm dengan variasi konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5%, dan stabil secara fisik dan kimia. Ekstrak daun andong (Cordyline fruticosa (L) A. Chev.) dibuat dalam sediaan lip balm kemudian dilakukan pengujian stabilitas fisik sediaan yang meliputi ujipH, uji organoleptik, uji homogenitas, uji suhu lebur dan uji iritasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun andong (Cordyline fruticosa (L) A. Chev.) dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm. Penigkatan variasi konsentrasi berpengaruh pada sifat fisik lip balm yaitu warna semakin pekat. Sebelum dan sesudah cycling test sediaan lip balm diperoleh hasil sediaan yang homogen, tidak terjadi perubahan warna dan bau, terjadi perubahan pada bentuk sediaan dari bentuk salep menjadi lebih padat, suhu lebur yang sesuai (50-70oC), pH sesuai (4,5-6,5) dan tidak mengiritasi. Ketiga sediaan yang dibuat berdasarkan perbedaan konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5% stabil secara fisik dan kimia.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN BLUSH ON CREAM DARI EKSTRAK ETANOL BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) SEBAGAI PEWARNA ALAMI(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-08) ANDI MUTFIKA TAUFIKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan blush on cream sebagai pewarna alami serta berapa konsentrasi optimum sediaan blush on cream dari ekstrak etanol buah naga merah (Hylocereus polyrhizus memiliki aktivitas antioksidan. Metode penelitian secara eksperimental laboratorium yakni ekstrak etanol Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan blush on cream sebagai pewarna alami dengan konsentrasi yaitu FI (20%), FII (30%), FIII (40%) dan F0 (sediaan tanpa ekstrak). Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi sediaan meliputi pengujian mutu fisik dan uji stabilitas meliputi uji organoleptik (bentuk, warna, bau), Uji pH, uji viskositas, uji waktu kering, uji cycling test dan uji homogenitas serta uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian aktivitas antioksidan pada konsentrasi 20%, 30% dan 40% memiliki aktivitas antioksidan yaitu basis diperoleh nilai IC50 yaitu -26,2907, nilai IC50 pada formula F1 yaitu 15,29543 dan pada formula F2 diperoleh IC50 yaitu 1,373233, kemudian pada formula F3 diperoleh IC50 yaitu 3,901961 serta pada pembanding Vitamin C diperoleh IC50 yaitu 2,5.Item UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PARTISI EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.)) TERHADAP Staphylococcus aureus(Perpustakaan Megarezky, 2025-08-06) NOVITA GRACEDaun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.)) diketahui mengandung senyawa kimia berupa Flavonoid, Alkaloid, Saponin, dan Tanin dimana senyawa tersebut memiliki aktivitas Antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri partisi daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.)Steenis) menjadi ekstrak partisi yang dapat memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus Aureus. Metode yang digunakan dalam penelitian antibakteri yaitu penelitian ini adalah difusi Cakram, sebelum itu Dilakukan pengujian skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri, dari hasil uji dari skrining fitokimia mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dimana senyawa tersebut mampu menghambat bakteri, hasil uji antibakteri daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.)Steenis) dengan 3 perlakuan yaitu Etanol, N-Heksan, dan Tidak larut n-heksan memberikan antibakteri terhadap Staphylococcus Aureus masuk dalam kategori sangat kuat.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SABUN MANDI CAIR EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI POLAR DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus)(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) WIDYA YUNA BAHRADaun waru merupakan salah satu tanaman obat berkhasiat. Berdasarkan penelitian ilmiah, daun waru memiliki antibakteri karena mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, dan tannin. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan sabun mandi cair dan mengetahui kemampuan sediaan sabun cair dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian yaitu eksperimental laboratorium. Formulasi sabun mandi cair ekstrak etanol daun waru dan fraksinya dengan konsentrasi masing-masing 25% dilakukan pengujian organoleptis, pH, tinggi busa, homogenitas dan viskositas. Pengujian yang dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi. Hasil pengujian mutu sabun cair memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan SNI. Hasil pengamatan yang diperoleh dengan rata-rata zona hambat untuk konsentrasi daun waru 25% adalah 12,41 mm, dan konsentrasi fraksi polar daun waru adalah 15,86 mm, kontrol positif sabun mandi dettol adalah 14,95 mm, sedangkan kontrol negatif tidak terbentuk zona hambat. Kesimpulan penelitian ini bahwa ekstrak etanol daun waru (Hibiscus tiliaceus) memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus, yaitu dengan konsentrasi ekstrak etanol dan fraksi polarnya masing-masing 25% masuk dalam kategori kuat. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut tentang potensi ekstrak daun waru dan fraksinyItem KARAKTERISTIK SEDIAAN PATCH TRANSDERMAL EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana Camara)(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) NUR RAHMA KARIMPatch transdermal merupakan bentuk sediaan transdermal berupa perekat yang memiliki dosis obat yang diaplikasikan ke permukaan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sediaan patch transdermal ekstrak daun tembelekan (Lantana camara). Dengan metode penelitian secara eksperimental dengan memformulasi sediaan patch transdermal. Sediaan patch transdermal diformulasi dalam Formula Kontrol (FK) tanpa ekstrak, Formula 1 (F1) dengan ekstrak 100 mg, Formula 2 (F2) dengan ekstrak 150 mg dan Formula 3 (F3) dengan ekstrak 200 mg. Pengujian yang dilakukan berupa uji evaluasi karakteristik sediaan yaitu organoleptik, keseragaman bobot, ketebalan, pH, daya serap kelembaban, ketahanan lipat dan persentase pemanjangan dengan metode cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji organoleptik sebelum dan setelah cycling test, FK memiliki warna bening, berbentuk bulat dan berbau khas, F1 berwarna kuning bening, F2 berwarna kuning muda, F3 berwarna kuning pekat, untuk F1,F2,F3 berbentuk bulat dan berbau khas. Pada uji keseragaman bobot sebelum dan setelah cycling test, FK, F1, F2, F3 berkisar antara 4,43 g – 4,65 g. Pada uji ketebalan sebelum dan setelah cycling test, FK, F1, F2, F3 berkisar antara 0,48 mm – 0,53 mm. Pada uji pH sebelum dan setelah cycling test, FK, F1, F2, F3 berkisar antara 5,0 – 6,2. Pada uji daya serap kelembaban sebelum dan setelah cycling test, FK, F1, F2, F3 berkisar antara 4,33% – 5,98%. Pengujian ketahanan lipat sebelum dan setelah cycling test, FK, F1, F2, F3 yaitu >300 kali. Dan pada pengujian persentase pemanjangan sebelum dan setelah cycling test, FK, F1, F2, F3 berkisar antara 13,46% – 20,95%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sediaan patch transdermal ekstrak daun tembelekan (Lantana camara) memiliki karakteristik yang baik dan memenuhi persyaratan mutu sediaan patch yang baik dan formula yang memiliki karakteristik paling baik yaitu Formula 2 dengan konsentrasi ekstrak daun tembelekan 150 mg.