Faculty of Health Technology

Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/3

Browse

Search Results

Now showing 1 - 4 of 4
  • Item
    ANALISIS KADAR CYSTATIN C SEBAGAI PENANDA AWAL KERUSAKAN GINJAL PADA PASIEN PENYINTAS COVID-19
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-11) GILBRETH PAMEAN
    Gilbreth Pamean, 18 3145 353 195. Analisis Kadar Cystatin C sebagai Penanda Awal Kerusakan Ginjal pada Pasien Penyintas COVID-19 COVID-19(CoronaVirus Disease-19) yang di sebabkan oleh SARS-COV2, pertama kali muncul di Wuhan, Cina pada Desember 2019 dan pada Maret 2020, dinyatakan sebagai pandemi. Kelompok pasien yang telah melewati masa isolasi dan perawatan ini disebut sebagai penyintas COVID-19. Selain saluran pernapasan, virus COVID-19 juga menyerang berbagai organ tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal. Untuk mendeteksi apakah terjadi gangguan pada ginjal seseorang, biasanya dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Pada uji fungsi ginjal pasien COVID-19 terjadi peningkatan kadar kreatinin, dan Blood Urea Nitrogen (BUN) mengikuti peningkatan usia, sedangkan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) mengalami penurunan seiring dengan peningkatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimanakah kadar Cystatin C pada pasien penyintas COVID-19, kadar CysC tidak dipengaruhi oleh massa otot, sehingga CysC dapat digunakan untuk menilai fungsi ginjal, sedangkan banyak faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin pada pasien penyakit ginjal seperti kehilangan nafsu makan, penyakit hati, dan penyakit neuromuskular Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasi laboratorium dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 21 orang pasien penyintas COVID-19 yang diperiksa dengan menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukan dari 21 sampel, 17 di antaranya memiliki kadar Cystatin C yang normal sedangkan 4 lainnya mengalami peningkatan kadar Cystatin C
  • Item
    ANALISIS CYSTATIN C PADA PASIEN DIABETES MEILITUS TIPE II DI RSUD KOTA MAKASSAR
    (2025-08-11) CELSI ADHE
    Diabetes Melitus Merupakan penyakit yang diakibatkan karena adanya gangguan metabolic yang ditandai dengan adanya kenaikan glukosa dalam darah akibat penurunan sekresi insulin di sel beta pankreas atau resistensi insulin. Diabetes mellitus ini dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi nefropati diabetic salah satu penyebab utama dari gangguan fungsi ginjal. Cystatin C mempunyai fungsi sebagai inhibitor protease sistein yang mempunyai berat molekul rendah (13kDa) yang disintesis semua sel berinti. Pemeriksaan cystatin c mengetahui adanya penurunun fungsi ginjal. Tujuan dari Penelitian ini untuk menganalisa kadar cystatin c pada pasien Diabetes Melitus Tipe II. Jenis penelitian yang dilakukan yang dilakukan ada deskriptif analitik yang bersifat Cross Sectional dengan menggunakan pasien DM Tipe II yang tidak terkontrol dengan kadar HBA1C > 7. 0%. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2022 dengan menggunakan sampel Diabetes Meilitus Tipe II sebanyak 15 sampel. Dalam penelitian ini menggunakan Metode Elisa (Enzymed Linked Immunosorbent Assay). Dari hasil penelitian yang didapatkan adalah pasien Diabetes Melitus Tipe II dalam pemeriksaan kadar cystatin c didapatkan 3 sampel yang mengalami peningkatan dan 12 sampel yang menunjukan normal.
  • Item
    “ANALISIS KADAR CYSTATIN C PADA IBU PREEKLAMPSIA”
    (UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-05) OKTAVIN LOBO
    Preeklampsia merupakan sindrom kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah disertai proteinuria, pada preeklampsia terjadi penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG). Cystatin C merupakan salah satu protein berat molekul rendah (13kDa) yang terdiri dari 120 asam amino, yang hanya difiltrasi oleh glomerulus, Cystatin C dapat menjadi pamameter yang cukup menjanjikan untuk menilai laju filtrasi glomerulus pada ibu Preeklampsia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar Cystain C pada ibu Preeklampsia serta mengetahui hubungan antara kadar Cystatin C dengan umur dan derajat preeklampsia. Jenis penelitian dengan desain Cross Sectional Study, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan, yaitu total sampling. Metode penelitian ini menggunakan metode ELISA, untuk melihat nilai kuantitatif kadar Cystatin C pada pada sampel serum ibu Preeklampsia. Hasil dari penelitian ini, di dapatkan dari 15 sampel diperoleh 6 diantaranya mengalami peningkatan kadar Cystain C dengan rentang nilai 1,3-2,5 mg/dl dengan nilai normal kadar Cystatin C 0,5-1,2 mg/dl, berdasarkan hasil uji Chi-Square tidak terdapat hubungan antara kadar Cystatin C dengan umur pada pasien ibu Preeklamsia dan terdapat hubungan antara kadar Cystatin C dengan tekanan darah pada pasien ibu preeklamsia, maka dapat disimpulkan bahwa ada terjadi gangguan faal ginjal pada ibu preeklampsia.
  • Item
    ANALISIS KADAR CYSTATIN C PADA PETANI YANG MENGGUNAKAN PESTISIDA
    (2024-12-23) ILFIN ANLHA SAMULUNG
    Pestisida merupakan bahan zat kimia yang digunakan untuk membasmi hama seperti herbisida, fungisida, pestisida, penolak kutu, rodentisida, rodentisida, dan lain-lain. Dampak pestisida bagi ginjal yaitu zat beracun dari pestisida masuk ke dalam darah kemudian di keluarkan melalui ginjal dan akan terjadi dalam jangka panjang di ginjal kronis yang menyebabkan kerusakan di tubulus proksimal dan meningkatkan serum Cystatin C. Cystatin C difiltrasi secara bebas oleh glomerulus, diserap dan tidak disekresikan oleh tubulus ginjal, tetapi hampir seluruhnya (99%) terdegradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kadar Cystatin C pada petani yang menggunakan Pestisida metode yang digunakan yaitu metode ELISA adapun Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif, Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 13 sampel didapatkan hasil penelitian dengan nilai signifikan yang di peroleh >0,05 yaitu 0,091 yang berarti data tersebut normal setelah mngetahui datanya tergolong normal maka uji dilanjukan T tidak berpasangan setelah di lakukan uji ini di dapatkan nilai signifikan 0, 000 atau P <0,05 Maka dapat di simpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 di terima.Hal ini menunjukan adanya kadar Cystatin C pada petani yang menggunakan pestisida.