Academic Research Paper
Permanent URI for this collectionhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/55
Browse
Item ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Pseudomonas aeruginosa PADA RUANG BERSALIN DI RS IBNU SINA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-04) EIRIN ELIA LIBRA LITA PABONTIKPseudomonas aeruginosa adalah bakteri Gram negatif, berbentuk batang dan terlihat sebagai bentuk tunggal, berpasangan dan terkadang dalam rantai pendek, berukuran lebar 0,5-0,8 mikron dan panjang 1,5- 3,0 mikron, bergerak aktif dengan satu flagel kutub (single polar flagellum), tidak memiliki spora, dapat tumbuh padasuhu 37-42°C dan bila dibiakkan pada medium blood agar akan menunjukkan hemolisis beta, serta bersifat oksidase positif. Pseudomonas aeruginosa bersifat aerobik atau anaerobik fakultatif karena dapat menggunakan Arginin dan Nitrat (NO3) sebagai penerima elektron pernapasan (respiratory electron acceptor). Tipe koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa beragam berdasaran asalnya yaitu koloni yang kecil dan kasar berasal dari isolat alami dari tanah atau air, koloni besar dan halus dengan tepi datar berasal dari bahan klinik dan koloni halus, berlendir (mukoid) berasal dari sekresi saluran napas dan saluran kemih Isolat Pseudomonas aeruginosa dapat membentuk tiga macam koloni. Yang bergram negatif ini umumnya memiliki 2-3 flagel polar, dan terdapat lapisan lendir polisakarida ekstra selular bila tumbuhan pada perbenihan tanpa sukrosa. Struktur ekstra selular bila tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa, bakteri ini dapat hidupdan berkembang dalam keadaan tanpa oksigen.Item PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN KERANGKA LOGAM KOMBINASI LUCITONE PADA KASUS KENNEDY KLAS I MODIFIKASI I(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-06) RIZA HAMSAHGigi tiruan kerangka logam kombinasi bahan fleksibel memiliki keuntungan yang di peroleh dari bahan fleksibel di mana lengan retentive menutupi resesi gingiva sehingga estetik tercapai dan kerangka logam menjadikan gigi tiruan lebih kaku, kuat dan stabil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Tujuan penelitian untuk mengetahui prosedur laboratorium pembuatan,mengetahui kesulitan-kesulitan dan cara mengatasi kesulitan yang dialami dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam dan dikombinasikan dengan bahan flexi lucitone pada kasus kennedy klas I modifikasi I Proses pembuatan gigi tiruan ini membutuhkan alat khusus seperti automatic inject mesin dan memperhatikan ketepatan waktu dan suhu selama proses pembuatan serta memiliki tahapan yang sangat panjang dan sedikit berbeda dari prosedur pembuatan gigi tiruan lepasan pada umumnya. Prosedur pembuatan gigi tiruan kerangka logam kombinasi lucitone dimulai dari penerimaan model kerja, survey, block out, pembuatan model refraktory, transfer desain, modeler malam, pembuatan sprue, investing, burn out, casting, deflasking, cutting sprue, sandblasting dan elektro polishing, fitting dan grinding, polishing, duplikat model, penanaman pada okludator, penyusunan gigi, flasking, pembuatan sprue, boiling out, injek, deflasking, cutting sprue, fitting, polishing. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar bisa mengkombinasikan gigi tiruan kerangka logam dengan bahan lainnya, dan melakukan penelitian lebih mendalam terkait prosedur pembuatan gigi tiruan kerangka logam dengan menggunakan teknologi terbaru.Item PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RAHANG ATAS KELAS II MODIFIKASI II DENGAN BAHAN NYLON THERMOPLASTIC ACRY PELLET MENGGUNAKAN AUTOMATIC INJECT(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) NURUL AFWAProsedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Rahang Atas Kelas II Modifikasi II Dengan Bahan Nylon Thermoplastic acry pellet Menggunakan Automatic Inject. Dibimbing oleh Umar Dg Palallo dan Asnah Marzuki. Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan gigi tiruan yang menggantikan gigi asli yang hilang yang dapat dilepas pasang oleh pasien dan telah diterima secara luas sebagai cara untuk menggantikan gigi yang hilang baik akibat karies maupuan periodontal. Nylon thermoplastic merupakan salah satu alternatif basis gigi tiruan yang terbuat dari resin poliamida. Nylon thermoplastic selain memiliki keuntungan juga memiliki kekurangan diantaranya teknik manipulasi sulit karena menggunakan technique injection moulding dan mengalami shringkage yang sangat kecil. Ada 3 jenis gigit tiruan sebagian lepasan yang dapat dibedakan menurut bahan basis gigi tiruannya yang pertama adalah gigi tiruan kerangka logam kedua akrilik dan ketiga adalah gigi tiruan dengan bahan nylon thermoplastic. Penulis karya tulis ilmiah ini memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan serta mengetahui kesulitan dan cara mengatasi kesulitan dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan rahang atas kelas II modifikasi II dengan bahan nylon thermoplastic acry pellet menggunakan automatic inject. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Dalam pembuatan gigi tiruan sebagian ini terdiri dari beberapa tahap dimulai penerimaan model, duplikat model, desain model, pembuatan basis, penanaman model pada okludator, penyusunan gigi artifisial, flasking, pemasangan sprue, boiling out, injek, deflasking, pemotongan sprue, finishing dan polishing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan berbahan thermoplastic acry pelet.Item PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN KENNEDY KLAS I MODIFIKASI III BERBAHAN THERMOSENS(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) I KOMANG ALFIAN SUTARMAGigi tiruan sebagian lepasan merupakan gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi tiruan yang didukung oleh jaringan dibawahnya yang dapat dilepas pasang oleh penderita. Penelitian ini berfokus pada pembuatan Gigi Tiruan sebagian lepasan kennedy klas I modifikasi III berbahan thermosens. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran prosedur pembuatan Gigi Tiruan sebagian lepasan kennedy klas I modifikasi III berbahan thermosens. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang mana metode ini dilakukan dengan menggambarkan prosedur laboratorium. Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik narasi secara deskriptif dengan penggambaran data dalam bentuk tekstuar. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan sebagian lepasan kennedy klas I modifikasi III di mulai dari persiapan model kerja, survey, block out, duplikasi model kerja, pembuatan galangan gigit, penanaman pada okludator, penyusunan gigi artificial, flasking, pembuatan sprue, flasking kuvet atas, boiling out, injection, deflasking, pemotongan sprue, finishing dan polishing. Hasil penelitian ini didapatkan protesa dapat terpasang pada model kerja tetapi terjadi penambahan gigitan dan tidak dapat teroklusi dengan baik.Item ANALISIS KECENDERUNGAN MASYARAKAT DALAM MEMILIH JASA PEMBUATAN GIGI TIRUAN DI DESA BATU BELERANG KECAMATAN SINJAI BORONG KABUPATEN SINJAI(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-06) HAERIA AMRIR KUMAPEKebutuhan pembuatan gigi tiruan, masyarakat lebih memilih mendatangi praktek tukang gigi dibanding ke tempat praktek dokter gigi. Tempat layanan kesehatan gigi dan mulut sudah banyak dan sudah menyentuh wilayah paling terpencil diindonesia tetapi masih banyak juga masyarakat yang menggunakan jasa tukang gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan masyarakat dalam memilih jasa pembuatan gigi tiruan di Desa Batu Belerang Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai. Penelitian ini adalah Deskriptif melalui pendekatan Uji Binomial Test. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa batu belerang yang menggunakan gigi tiruan sebanyak 57 orang. Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil yaitu dengan menggunakan rumus yamae. Uji Binomial di peroleh nilai ρ = 0,033 < ρ = 0,05 yang artinya ada pengaruh signifikan terhadap kecenderungan masyarakat memilih jasa pembuatan protesa pada tukang gigi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat lebih cenderung memilih jasa pembuatan gigi tiruan pada tukang gigi. penelitian ini menyarankan agar layanan kesehatan untuk melakukan penyuluhan mengenai peranan dokter gigi / perawat gigi dan tukang gigi sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti dalam memilih jasa pembuatan gigi tiruan.Item PROSEDUR PEMBUATAN JACKET CROWN BERBAHAN E-MAX TIPE LT PADA KASUS POSTCORE GIGI INCISIVUS CENTRALIS REGIO MAXILLA DEXTRA(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-08) CITRA ANNISA.MARSONOLatar belakang menurut hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018menunjukkan bahwa jenis perawatan gigi tiruan yang paling banyak dilakukan olehresponden adalah perawatan gigi tiruan mahkota pasak 56 responden (40,29%), perawatan gigi tiruan sebanyak 5 responden (3,60%), dan tahun 2014 sebanyak 70 (32,71%). Jumlah perawatan GTJ terendah adalah 31 (14,49%). Karena perawatan pasca mahkota terutama dilakukan pada gigi anterior, seperti mahkota penuh dan mahkota jaket. Tujuan penelitian untuk mengetahui prosedur pembuatan jacket crown berbahan E-max tipe lt pada kasus postcore gigi incisivus centralis region maxilladextra. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskripsi, dan metode observasional, yaitu melakukan pengamatan mengenai prosedur pembuatan jacketcrown berbahan E-max tipe lt pada kasus postcore gigi incisivus centralis region maxilla dextra yang disinkronkan dengan mengumpulkan dan melakukan pengamatan data dari buku, jurnal penelitian, dan laporan. Hasil penelitian Pembuatan pasak dilakukan mulai dari persiapan model kerja, duplikasi model kerja, ditching, coaching, pemberian bahan separator, waxing, pemasangan sprue, investing, burn out, casting,divesting, sandblasting, pemotongan sprue (grinding), Fitting, sandblasting, aplikasi porselen (bonding), serta (Opaque ). Dan pembuatan crown berbahan E-max dimulai dari coacing, ditching, duplikasi model dengan mahkota pasak, coping malam, spruing, pemasangan crusibel, investing, burn out, spinjek, divesting, Sandblasting, Pemotongan sprue (grinding), Fitting, sandblasting, wash firing, pembakaran, pengaplikasian porselen, glazing, dan pembakaranKesimpulan prosedur pembuatan dibagi menjadi 2 yaitu pembuatan pasakdan pembuatan crown.Item SISTEM MANAJEMEN ADMINISTRASI LABORATORIUM DI KURNIA DENTAL LABORATORY SURABAYA(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-08) SINTA DWI ARUMLaboratorium merupakan tempat dilakukannya percobaan, penelitian, pengerjaan suatu studi yang berfokus pada beberapa bidang. Banyak laboratorium yang berdiri tanpa mementingkan kesiapan manajemen administrasi yang dimiliki sehingga kadang tidak sesuai arah. Dengan perkembangan teknologi seperti saat ini suatu laboratorium memerlukan sistem yang dapat membantu mengelola data yang ada di laboratorium tersebut. Melakukan pencatatan secara manual masih menimbulkan banyak kesalahan, selain itu pencatatan secara manual bisa saja hilang atau terselip karena terlalu banyak tumpukan catatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pelasanaan Sistem Manajemen Administrasi Laboratorium Di Kurnia Dental Laboratory Surabaya. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui Sistem Manajemen Administrasi Laboratorium Kurnia Dental Laboratory Surabaya. Pengumpulan data Dilakukan dengan wawancara mendalam yang disinkronkan dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari jurnal penelitian. Hasil penelitian yaitu pelaksanaan sistem manajemen administrasi di Kurnia Dental Laboratory yang dibantu oleh sistem website sehingga dapat mempermudah dan membantu pekerjaan karyawan. Dalam pelaksanaan sistem manajemen administrasi laboratorium yang ada di Kurnia Dental Laboratory memiliki beberapa hambatan yaitu, mengganti karyawan, human error, dan faktor eksternal. Kurnia Dental Laboratory memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Direktur, Manager, Supervisor, Front Office, Quality control dan Staf (Tekniker) yang memiliki peran yang berbeda-beda. Untuk mengatasi hambatan yang terjadi personil Kurnia Dental laboratory melakukan, quality control yang baik dan menggunakan website titipan. Kurnia Dental Laboratory memiliki tim yang solid dan memilki sistem website yang dapat membantu dalam melaksanakan sistem manajemen administrasi laboratorium.Item ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb) PADA SAMPEL DARAH PEKERJA OJEK ONLINE USIA 36-45 TAHUN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-12) FERNANDO WATTINAPekerja ojek online merupakan salah satu kelompok pekerja yang rentan terpapar timbal (Pb), hal ini di dukung oleh usia, tempat, jam, APD (Alat Pelindung Diri) yang mereka gunakan. Usia merupaka salah satu faktor dikarenakan semakin tua usia seseorang samakin besar resiko terhadap kesehatan jika terpapar dengan timbal. Jalan raya adalah tempat mereka lintasi mengambil dan mengantar orderan, dan merupakan salah satu sumber polutan timbal terbesar yang berasal dari berbagai kendaraan roda dua maupun roda empat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar timbal dalam darah pada pekerja ojek online dengan usia 36-45 tahun dibeberapa titik Kota Makassar. Metode yang digunakan untuk menganalisis kadar timbal dalam darah adalah Spektrofotmtri Serapan Atom. kadar timbal pada darah akan dibandingkan dengan nilai standar Kementrian Kesehatan. Hasil penelitian ini menu njukan bahwa pada sampel kode A yaitu 1,2679µg/L, sampel kode B yaitu 0,7619 µg/L, sampel kode C yaitu 1,7048 µg/L, sampel kode D 0,7000 µg/L, dan sampel kode E yaitu 1,1071 µg/L. Gambaran rata-rata kadar timbal dalam darah pekerja ojek online yaitu 1,1 µg/dl. nilai tersebut tidak melebihi nilai standar timbal dalam darah yang ditetetapkan menurut Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 1406/MENKES/SK/IX/2002 tentang nilai ambang batas kadar timbal (Pb) dalam darah untuk orang dewasa adalah 10-25 µg/dL. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar timbal pada darah pekerja ojek online dengan usia 36-45 tahun adalah rendahItem PEMBUATAN ALAT PELIPAT CATRIDGE DENTAL MANUAL(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-15) AINUN DALA RIVATDalam pembuatan gigi tiruan flexy dilakukan proses injection karena material nilon plastik ini berupa granula sehingga dalam pembuatannya material dimasukkan dalam catridge kemudian ditutup dengan rapat, dipanaskan hingga meleleh lalu disuntikkan ke dalam molud. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat pelipat catridge dental manual dengan harapan dapat mempermudah pekerjaan teknisi gigi dalam laboratorium dan sebagai langkah awal untuk membuat alat yang lebih canggih lagi dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunkana metode eksperimen, membuat rancangan alat pelipat catridge dental manual dan melakukan uji coba penggunaan untuk menghasilkan alat yang dapat berfungsi dengan baik.Item STUDI ETNOMEDISIN TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU TORAJA(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-15) ENCI’ SRIWULANDARI P.Etnomedisin merupakan studi yang mempelajari mengenai persepsi dan konsepsi masyarakat lokal dalam memahami kesehatan dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai pengobatan pada masyarakat. Banyaknya jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional dapat memberikan referensi terhadap dunia pengobatan. Suku Toraja di Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara merupakan salah satu suku di Provinsi Sulawesi Selatan yang mempercayai pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan dan cara pemanfaatan tumbuhan yang berkhasiat obat oleh suku Toraja. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan sampel yaitu purpose sampling, snowball sampling, melalui wawancara terhadap 29 informan yang merupakan battra. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 119 spesies tumbuhan dari 55 famili. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun dengan persentasenya sebesar 67%, buah sebesar 9%, akar sebesar 7%, batang dan rimpang sebesar 5%, bunga sebesar 3%, dan biji dan getah sebanyak 2%. Adapun cara pengolahan tumbuhan dilakukan dengan cara direbus dengan persentase sebesar 84%, dihaluskan sebanyak 10%, dioles sebanyak 5% dan dikunyah sebanyak 1%.Item “PERBANDINGAN KEKUATAN TRANSVERSAL SELF CURED ACRYLIC DAN ORTHOPLAST SEBAGAI BAHAN BASIS ALAT ORTHODONSI LEPASAN”(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) NURUL AFIFANURUL AFIFA, B1G121005 Perbandingan Kekuatan Transversal Self Cured Acrylic Dan Orthoplast Sebagai Bahan Basis Alat Orthodonti Lepasan (Dibimbing oleh: Magfira dan Ariyani Goeliling) Penggunaan alat ortodontik lepasan telah menjadi salah satu metode yang efektif dalam pengobatan gangguan gigi dan rahang. Bahan dasar dalam pembuatan alat orthodponti lepasan harus memiliki kekuatan transversal yang baik untuk dapat menerima beban. Selama penggunaan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan transversal self cure acrylic dan orhoplast sebagai bahan basis alat orthodonti lepasa n. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekserimental laboratoris.. Kesimpulan berdasarkan hasil yang telah dilakukan pada laboratorium mekanik negeri ujung pandang dapat disimpukan bahwa pada pengujian kekuatan transversal antara bahan self cured acrylic dan orthoplast terdapat perbedaan dengan nilai rata-rata self cured acrylic 96,00 Mpa, dan orhoplast 112,00 Mpa, sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan orhoplast mempunyai kekuatan transversal lebih besar jika di bandingkan dengan self cured acrylic, lebih tahan terhadap fraktur dan memiliki ketahan yang lebih baik terhadap penyerapan cairan yang dapat mempengaruhi kekuatan transversal.Item UJI COBA PENCAMPURAN KITOSAN (BUBUK CANGKANG KEPITING) DAN RESIN AKRILIK PADA PROSES PEMBUATAN GIGI TIRUAN(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) DEVI TRIANA NANDEDEVI TRIANA NANDE, B1G121006. Uji Coba Pencampuran Kitosan (Bubuk Cangkang Kepiting) dan Resin Akrilik pada Proses Pembuatan Gigi Tiruan (Dibimbing oleh: Isma Suprapti dan Magfira) Basis gigi tiruan dapat terbuat dari bahan resin akrilik. Resin akrilik head cured memiliki beberapa kelebihan bila digunakan sebagai basis gigi tiruan, antara lain tidak bersifat toxic, tidak iritasi, estetik baik, mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensi minimal namun resin akrilik adalah bahan dasar gigi tiruan yang mudah patah karena kekuatan transversalnya rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kekuatan transversal dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan kitosan. Sampel pada penelitian ini adalah resin akrilik tanpa penambahan bubuk kitosan dan penambahan kitosan dengan perbandingan 7,99gr/0,01gr, 7.98gr/0,02gr. Ukuran sampel yang digunakan yaitu berbentuk persegi panjang 60mm x 10mm dengan ketebalan 3mm. Metode rancangan penelitian eksperimental laboratoris yang dilakukan di laboratorium Mekanik Teknik Negeri Ujung Pandang Menggunakan alat Universal Testing Machine. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan nilai kekuatan transversal dari nilai penambahan kitosan dengan fraksi volume yang berbeda di penelitian berikut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kitosan sebesar 2% (0,02gr) pada akrilik polimerisasi panas mempunyai kekuatan transversal yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya dan direkomendasikan untuk pembuatan gigi tiruanItem “Pembuatan Kotak Filter Corsi-Rosenthal Sebagai Pembersih Udara Di Dalam Laboratorium Gigi(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) RESKITA INDARWATIRESKITA INDARWATI, B1G121012, Pembuatan Kotak Filter Corsi-Rosenthal Sebagai Pembersih Udara Di Dalam Laboratorium Gigi. (Dibimbing Oleh : Umar Dg. Palallo, dan Magfira) Dalam Laboratorium Gigi yang merupakan tempat kerja dimana prosesnya mengeluarkan debu, sehingga dapat menyebabkan pengurangan kenyamanan saat kerja, gangguan pada penglihatan, gangguan pada fungsi paru-paru, bahkan juga dapat menimbulkan keracunan umum. Penelitian ini bertujuan dengan harapan mempermudah dan memberi kenyamanan pada pekerja teknisi gigi didalam laboratorium gigi juga sebagai Langkah awal membuat alat digital yang lebih canggih dimasa yang akan mendatang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, membuat alat Filter corsi-rosenthal sebagai pembersih udara di dalam laboratorium gigi dan melakukan uji coba penggunaan untuk menghasilkan alat yang dapat berfungsi dengan baikItem PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK DENGAN TAMBAHAN FIBER REINFORCED (FIBER WIRE MESH) PADA PASIEN DIABETES MELITUS(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) FITRIANIGigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) Tujuan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah memperbaiki estetika, fungsi pengunyahan, serta fungsi bicara. Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan yang sering di jumpai yaitu bahan akrilik . Akrilik dapat di kombinasikan dengan berbagai macam material lain termasuk Viber reinforced. Viber reinforced merupakan salah satu bahan pilihan yang dapat menambah kekuatan gigi tiruan yang terbuat dari akrilik. Prosedur yang di lalui dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan yaitu pencetakan model kerja, penerimaan model kerja dan persiapan model kerja, surveing, Block out, Duplikas model kerja, Duplikasi, Desain, Pembuatan cengkram, Pembuatan base plate, Pembuatan bite rim, Try in modeler malam ke pasien, Penanaman model kerja di okludator, Pentusunan gigi artifisial, Try in modeler malam, Flasking, Boiling out, Packing akrilik dan penambahan fiber reinforced , Curing, Deflasking, Finishing, Polishing.Item GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT YANG KEHILANGAN GIGI DAN TIDAK MENGGUNAKAN GIGI TIRUAN LEPASAN DI DESA DEBUT KECAMATAN MANYEUW KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2023(Perpustakaan Megarezky, 2025-08-19) MIKHIEL MAUPUKAKehilangan gigi merupakan hal umum yang sering terjadi pada Masyarakat saat ini. Pengambilan Keputusan seseorang untuk tidak menggunakan gigi tiruan dipengaruhi juga beberapa faktor, seperti lamanya waktu pembuatan gigi tiruan, faktor ekonomi yakni mahalnya biaya pembuatan gigi tiruan, dan pengetahuan antara lainnya pengetahuan Masyarakat tentang manfaat dan fungsi penggunaan gigi tiruan.. Kehilangan gigi satu atau beberapa gigi anterior sangat mempengaruhi mental seseorang dalam beraktifitas. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan yaitu teknik pengumpulan data primer yang Dimana data yang didapatkan secara langsung dari responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak menggunakan gigi tiruan lepasan sebanyak 60. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sikap dan pengetahuan terhadap Masyarakat tentang gambaran perilaku Masyarakat tentang gambaran perilaku Masyarakat yang tidak menggunakan gigi tiruan di desa debut kecamatan manyeuw kabupaten maluku Tenggara. Berdasarkan hasil penelitian ini di desa debut kecamatan manyeuw kabupaten maluku Tenggara belum memahami dan menyadari pentingnya gigi tiruan lepasan terlihat dari hasil data yang diperoleh yaitu hasil yang signifikan 1,0 lebih besar dari 0,5 sehingga responden dari 50% merasa nyaman.Item GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PEMELIHARAAN GIGI TIRUAN LEPASAN AKRILIK DI DESA SALASSAE KEC. BULUKUMBA KAB. BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-19) SARINA KUYLOGigi tiruan lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan gigi yang hilang dan jaringan sekitarnya dalam lengkung rahang dan bisa dilepas pasang dari rongga mulut serta dipasang kembali oleh pasienPerilaku memelihara kebersihan gigi tiruan merupakan faktor penting dalam keberhasilan perawatan gigi tiruan. Perilaku memelihara kebersihan gigi tiruan mempunyai hubungan erat dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat dalam menggunkan gigi tiruan. Jenis penelitian: jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif melalui kusioner. Informan dalam penelitian ini sejumlah 20 0rang warga desa salassae yang menggunakan gigi tiruan lepasan akrilik. Untuk menentukan jumlah informan dengan menggunakan purpose sampling. Kesimpulan: sebagian besar dari jumla responden mengetaui dengan benar pentingnya pemeliharaan gigi tiruan lepasan akrilik.Item GAMBARAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK PENGERJAAN PROTESA BERBAHAN AKRILIK DI LABORATORIUM GIGI KOTA MAKASSAR(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-21) LA ODE ARDINOPenggunaan alat pelindung diri (APD) sangat penting dalam menjaga keselamatan kerja di laboratorium teknik gigi, khususnya pada proses pembuatan protesa berbahan akrilik yang memiliki risiko tinggi terhadap paparan debu dan bahan kimia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana gambaran penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam pengerjaan protesa berbahan akrilik di laboratorium gigi Kota Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara mendalam terhadap kepala laboratorium, penanggung jawab laboratorium dan tekniker gigi di laboratorium Kota Makassar. Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan informan tentang pentingnya APD cukup baik. APD yang tersedia meliputi masker medis, kacamata pelindung (goggles), sarung tangan, dan baju laboratorium, namun dalam praktiknya masih ada ketidak sesuaian, seperti penggunaan masker medis yang kurang efektif menangkal debu akrilik. Ketersediaan APD secara umum tercukupi, namun terdapat tantangan dalam konsistensi karena faktor kenyamanan. Kesimpulannya, meskipun kesadaran akan keselamatan sudah ada, diperlukan sosialisasi dan pengawasan lebih ketat terkait standar APD untuk meminimalkan risiko kesehatan pekerja. Saran penelitian mencakup evaluasi berkala terhadap ketersedian dan efektifitas APD, serta pelatihan teknis untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan penggunaannya.