Faculty of Pharmacy
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/1
Browse
5 results
Search Results
Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM WAJAH EKSTRAK BATANG LEMPUYANG (Zingiber zerumbet L.) DENGAN METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-16) ADINDA RIZKI APRILDAYANIPenuaan dini merupakan proses fisiologis yang tidak dapat dihindari salah satu penyebabnya yaitu Sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan produksi radikal bebas. lempuyang (Zingiber zerumbet L.), mengandung Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui ekstrak batang lempuyang (Zingiber zerumbet L.) dapat diformulakan menjadi sediaan krim dan mengetahui aktivitas antioksidan sediaan krim yang di uji dengan menggunakan metode DPPH. Metode penelitian secara eksperimental laboratorium dengan menguji aktivitas antioksidan sediaan krim wajah ekstrak batang lempuyang (Zingiber zerumbet L.) dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl). yang di lanjutkan dengan evaluasi sediaan seperti Uji organoleptik, Uji tipe emulsi, Uji pH, Uji Homogenitas, Uji daya sebar, Uji daya lekat, Uji viskositas dan Uji cycling test. Hasil penelitian yang didapat sediaan krim ekstrak batang lempuyang (Zingiber zerumbet. L) merupakan antioksidan sangat kuat ditandai pada formula I nilai IC50 3,37μg/mL, pada formula II memiliki nilai IC50 2,78μg/mL, sedangkan pada formula III memiliki nilai IC50 2,34 μg/mL, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan (<50 μg/mL).Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN KRIM FRAKSI ETANOL KULIT DALAM (ALBEDO) DURIAN (Durio Zibethinus L.) TERHADAP JAMUR Malassezia Furfur PENYEBAB PANU(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-15) ALYA KUSNANI SAVITRIKulit dalam (Albedo) durian (Durio zibethinus L.) merupakan tumbuhan yang mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin dimana tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat tradisional. Maka dalam hal ini menjadi dasar potensi kulit durian untuk dapat dimanfaatkan menjadi formulasi sediaan krim. Jamur adalah organisme eukariotik yang memiliki ciri – ciri seperti dinding sel yang terbuat dari kitin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan krim fraksi etanol kulit dalam (Albedo) durian (Durio zibethinus L.) dan untuk mengetahui aktivitas sediaan krim fraksi etanol kulit dalam (Albedo) durian (Durio zibethinus L.) terhadap jamur Malassezia furfur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental laboratorium, formula sediaan krim dibuat dengan variasi konsentrasi fraksi etanol kulit durian 10%, 11%, 12%. Sampel di maserasi menggunakan pelarut etanol 96% kemudian di fraksinasi menggunakan pelarut etanol 96% dan n – heksan. Penelitian uji antijamur sediaan krim fraksi etanol kulit durian menggunakan metode difusi cakram pada jamur Malassezia furfur. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan krim meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas, uji aktivitas antijamur, dan uji stabilitas. Sediaan krim fraksi etanol kulit durian berdasarkan hasil stabilitas krim menggambarkan kestabilan sediaan pada saat penyimpanan, hasil pada sediaan krim panu tetap homogen tidak terjadi pemisahan fase dan bau khas. Pengujian antijamur fraksi etanol kulit dalam (Albedo) durian (Durio zibethinus L.) memiliki antijamur yaitu masing – masing zona hambat fraksi etanol 10% 13,3 mm, 11% 13,7 mm dan 12% 15,3 mm yang berarti memiliki daya hambat kuat.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN MELINJO (Gnetum gnemonL.) MENGGUNAKANMETODE DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil)(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-08) JumrayanaDaun Melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakaan bahan alam yang bermanfaat sebagai antioksidan. Kandungan senyawa yang berperan sebagai antioksidan yaitu flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dapat diformulasikan sebagai sediaan krim antioksidan yang stabil secara fisika dan kimia serta untuk mengetahui konsentrasi paling efektif dari sediaan krim yang memiliki efek antioksidan berdasarkan nilai IC50. Ekstrak etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) diformulasikan dalam bentuk sediaan krim dengan konsentrasi 3%, 4%,dan 5%. Hasil pengujian mutu fisik sediaan sebelum dan setelah cycling test meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, tipe krim, daya sebar, daya lekat dan uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dapat di formulasikan menjadi sediaan krim yang memenuhi syarat stabilitas mutu fisik sediaan. Hasil penentuan aktivitas antioksidan pada krim ekstrak etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dengan metode DPPH menunjukkan sediaan krim ekstrak etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) memiliki aktivitas antioksidan paling baik pada formula 3 (5%) dengan nilai IC50 4,46 ppm termasuk antioksidan yang sangat kuat, dimana suatu sampel dinyatakan memiliki antioksidan yang sangat kuat jika nilai IC50< 50 ppm.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN AWAR-AWAR (Ficus septica Burm. F) TERHADAP Candida albicans(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-07) SRI WARNIDaun awar-awar (Ficus septic burm. F) merupakan bahan alam yang banyak di manfaatkan sebagai tanaman obat karena mengandung senyawa metabolik sekunder alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Senyawa tersebut memiliki sifat aktivitas antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) dalam bentuk sediaan krim stabil secara fisik dan kimia serta mengetahui konsentrasi zona hambat bening pada sediaan krim ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) terhadap jamur Candida albicans. Metode penelitian yang digunakan merupakan dengan rancangan formula sediaan krim dari ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) dengan konsentrasi yaitu FI (4%), FII (5%), FIII (6%) dan Kontrol negatif, Dilanjutkan evaluasi sediaan secara fisik dan kimia serta uji Cycling test, kemudian pengujian aktivitas terhadap Candida albicans menggunakan metode difusi tehnik sumuran. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan krim yang stabil secara fisik dan kimia. Pada pengujian antijamur pada formula I (4%) zona hambat yang terbentuk 10 mm, formula II (5%) zona hambat yang terbentuk 10,45 mm dan pada formula III (6%) luas zona hambat terbentuk 10,53 mm. Kesimpulan: Sediaan krim ekstrak etanol daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida albicans yang efektif pada konsentrasi 6% dengan zona hambat diameter rata-rata 10,53 mm kategori sedang, sedangkan pada aktivitas Cloritmazole ® sebagai control posistif zona hambat diameter rata-rata 18,1 mm kategori kuat.Item FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS KRIM ANTIJERAWAT LIOFILISAT BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) INDRIANI SAMSIBuah belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antibakteri. Salah satunya bakteri jerawat. Untuk memudahkan penggunaan liofilisat buah belimbing wuluh pada pengobatan jerawat, maka dari itu di formulasikan dalam bentuk sediaan farmasi yaitu dalam bentuk krim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui liofilisat buah belimbing wuluh Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat dibuat sebagai sediaan krim antijerawat dan dapat memberikan efek antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Formulasi krim liofilisat buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% dilakukan pengujian organoleptik, pH, uji homogenitas, dan uji daya sebar, daya lekat dan viskositas. Pengujian aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasil pengujian evaluasi sediaan krim memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan SNI ialah uji organoleptik, uji tipe krim, uji pH, daya sebar, dan daya lekat. Hasil uji aktivitas antibakteri krim liofilisat buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang diperoleh dapat menghambat Propionibacterium acnes pada konsentrasi 5% yaitu 16,2 mm masuk dalam kategori zona hambatan kuat, konsentrasi 7,5% yaitu 16,3 mm masuk dalam kategori zona hambatan kuat, konsentrasi 10% yaitu 18,4 mm masuk dalam kategori zona hambatan kuat