S1 Nursing Science
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/11
Browse
Item ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS BANGKALA(2025-04-23) RATU RAHMA SAPUTRI IBRAHIMLatar Belakang: Pengetahuan yang harus dimiliki seorang penderita hipertensi antara lain mengetahui arti dari penyakit hipertensi, termasuk juga hal-hal yang dapat meningkatkan resiko hipertensi, gejala-gejala yang akan muncul dan menyertai serta dalam meningkatnya hipertensi, kemudian juga pentingnya melakukan pengobatan yang teratur. Penderita hipertensi juga harus paham bahwa penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan, hanya dapat dikontrol. Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu tidak ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pendidikannya akan tetapi semakin baik pengetahuan seseorang terhadap sesuatu hal maka akan semakin baik perilaku yang ditunjukan. Tujuan Umum: Melakukan Analisis Praktik Keperawatan dengan Intervensi Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Binaan Puskesmas Bangkala Kota Makassar. Metode: Menggunakan studi kasus dengan melakukan pemberian terapi non farmakologi jus mentimun untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada klien hipertensi selama 7 hari dengan melakukan pre dan post test untuk menilai keefektifan jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada klien dengan hipertensi. Hasil Asuhan Keperawatan: Hasil penelitian diketahui sebelum diberikan jus mentimun klien memiliki tekanan darah diatas 163/106 mmHg. Setelah diberikan jus mentimun diketahui bahwa klien mengalami penurunan tekanan darah. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipetensi. Rekomendasi: Mengkonsumsi jus mentimun memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan Pendidikan Kesehatan tentang pemanfaatan mentimun sebagai salah satu terapi hipertensi.Item ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NYERI POST OP KISTA OVARIUM DENGAN INTERVENSI TERAPI MUROTTAL KOMBINASI RELAKSASI NAPAS DALAM DI RUANG SERUNI 3A RSUP DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-29) NURMITALatar Belakang: Di Indonesia kasus kista ovarium juga merupakan masalah relatif tinggi, jika menganalisis data dari tahun 2015 - 2018 kasus kista ovarium mengalami fluktuasi atau terjadi trend yang meningkat, sedangkan pada tahun 2020 kasus kista ovarium mengalami fluktuasi sebesar 14.896 kasus dengan kematian hingga 9.581 orang meninggal (World Health Organization, 2020). Tindakan operasi laparatomy merupakan salah satu tindakan untuk penatalaksanaan kista ovarium yang cukup besar, efek samping yang akan muncul dari tindakan laparatomy adalah nyeri. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri akibat post op laparotomi adalah terapi murottal dan relaksasi napas dalam. Tujuan Umum: Untuk mengalisis asuhan keperawatan pada pasien nyeri post op kista ovarium dengan intervensi terapi murottal kombinasi relaksasi napas dalam Metode: Jenis penelitian yaitu studi kasus dengan teknik pengumpulan data, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pendokumentasian. pelaksanaan intervensi 1 kali sehari dalam 3 hari pemberian. Hasil Asuhan Keperawatan: Setelah pemberian intervensi terapi murottal dengan kombinasi relaksasi napas dalam selama 3 hari didapatkan hasil evaluasi bahwa terjadi penurunan skala nyeri 6 (sedang) ke skala 2 (ringan) dan pasien tampak sudah tidak meringis dan lebih rileks. Rekomendasi: Penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian untuk selanjutnya seperti penelitian yang dapat menindaklanjuti dari intervensi yang telah diberikan. Kata Kunci: Nyeri, Relaksasi napas dalam, Terapi murottalItem ASUHAN KEPERATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA NY. R DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN BERAS MERAH DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA RW 06 RT 04 MAKASSAR(2025-04-23) JOISPANI AMALatar belakang: Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2030 akan terjadi peningkatan penduduk yang terkena Diabetes Mellitus minimal 366 juta jiwa. Peningkatan angka prevalensi penderita Diabetes Melitus usia ≥ 15 tahun cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018 sehingga jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian (Kemenkes RI, 2019) dalam Solissa & Sudarman, (2020). Tujuan: Penelitian ini guna menganalisa peran keluarga mengawasi Ny. R dalam pemberian nasi beras merah dan efektifitas terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus. Metode: Pengumpulan data menggunakan pendekatan studi kasus yang menderita diabetes melitus. Kriteria inklusi responden yang diambil adalah seseorang dengan kadar gula darah>200mg/dL. Hasil: Menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah pada Ny. R yang semula 270 mg\dL menjadi 184 mgdL. Kesimpulan: Pemberian nasi beras merah dapat mengontrol ketidakstabilan kadar gula darah penderita diabetes melitus.Item ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN INTERVENSI ORYZA NIVERA (BERAS MERAH) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN MASALAH KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN NY.R DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA TAHUN 2024(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-23) RESTIPenyakit diabetes melitus (DM) yang disebut juga kencing manis merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak diderita oleh lansia. Lansia menderita diabetes melitusjika konsentrasi glukosa darah dalam keadaan puasa pagi hari lebih atau sama dengan 126 mg/ dl, atau kadar glukosa darah 2 jam setelah makan lebih atau sama dengan 200 mg/ dl, atau lebih dari 200 mg/ dl pada pemeriksaan kadar glukosa darah. Tujuan Umum: Melakukan intervensi/pemberian Oryza Nivera (Beras Merah) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Dengan Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Ny.R Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Tahun 2024. Metode: Menggunakan studi kasus dengan melakukan pemberian Oryza Nivera (Beras Merah) selama 5 Hari dengan takaran pemberian beras merah sebanyak 100 gram/porsi dengan frekuensi 3x/hari. Hasil Asuhan Keperawatan: Kadar glukosa dalam darah terkontrol dengan angka penurunan kadar glukosa darah yaitu dari 372 mg/dl menurun menjadi 218 mg/dl. Jadi dapat disimpulkan pemberian Oryza Nivera (Beras Merah) dapat menurunkan ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus. Rekomendasi: Pemberian Oryza Nivera (Beras Merah) memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus.Item ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. N DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN REBUSAN ANNONA MURICATA (DAUN SIRSAK) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANGKALA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-04-23) HERNA WANDIRALatar Belakang : Masalah penyakit hipertensi dapat dilakukan pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi seperti pemberian intervensi Annona muricata (Daun Sirsak) karna daun sirsak memeiliki tingkat efektifitas dalam menurunkan tekanan darah. Tujuan Umum: Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan dengan penerapan pemberian rebusan Annona muricata Linn (daun sirsak) untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi Metode : Ini Menggunakan studi kasus dengan memberikan intervensi 3 hari dengan melakukan pre dan post test untuk menilai keefektifan pemberian rebusan Annona Muricata (daun sirsak) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi Hasil Asuhan Keperawatan : Hasil pemberian intervensi Annona muricata (Daun Sirsak) selama 3 hari didapatakan rata-rata sebelum mengonsumsi daun sirsak tekanan darah Ny. N 162/88 Mmhg dan setelah dilakukan didapatakan tekanan darah 139/93 Mmhg. Mengonsumsi rebusan daun sirsak memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada pasien hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darahnya. Dengan kunjungan rumah yang dilakukan selama 3 hari dirumah pasien dengan pemberian rebusan daun sirsak selama 30 menit sesudah di tensi kemudian setelah mengonsumsi rebusan daun sirsak ada perubahan penurunan tekanan darah pada pasien Rekomendasi : Rebusan daun sirsak memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada pasien hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darah.Item ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. N DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN REBUSAN ANNONA MURICATA (DAUN SIRSAK) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANGKALA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY MKASSAR, 2025-04-23) HERNA WANDIRAMasalah penyakit hipertensi dapat dilakukan pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi seperti pemberian intervensi Annona muricata (Daun Sirsak) karna daun sirsak memeiliki tingkat efektifitas dalam menurunkan tekanan darah. Tujuan Umum: Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan dengan penerapan pemberian rebusan Annona muricata Linn (daun sirsak) untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi Metode : Ini Menggunakan studi kasus dengan memberikan intervensi 3 hari dengan melakukan pre dan post test untuk menilai keefektifan pemberian rebusan Annona Muricata (daun sirsak) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi Hasil Asuhan Keperawatan : Hasil pemberian intervensi Annona muricata (Daun Sirsak) selama 3 hari didapatakan rata-rata sebelum mengonsumsi daun sirsak tekanan darah Ny. N 162/88 Mmhg dan setelah dilakukan didapatakan tekanan darah 139/93 Mmhg. Mengonsumsi rebusan daun sirsak memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada pasien hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darahnya. Dengan kunjungan rumah yang dilakukan selama 3 hari dirumah pasien dengan pemberian rebusan daun sirsak selama 30 menit sesudah di tensi kemudian setelah mengonsumsi rebusan daun sirsak ada perubahan penurunan tekanan darah pada pasien Rekomendasi : Rebusan daun sirsak memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada pasien hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darah.Item ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN INTERVENSI SYSTEM SUPPORTIVE EDUCATIVE DALAM PROSES PENGOBATAN PADA NY. R DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-28) FAKHIRAH RAMADHANI ANZARLatar Belakang: Masalah kesehatan akibat dari proses penuaan dari lansia itu sering terjadi pada system kardiovaskuler yang merupakan proses degeneratif, diantaranya yaitu Penyakit Jantung Koroner, ia merupakan keadaan dimana terjadinya kerusakan (arteriosklerosis) atau kekakuan dan penyempitan pembuluh darah. Hal yang terjadi karena bukaan pembuluh darah pada jantung tertutup sehingga darah tidak lagi mengalir ke miokardium jantung. Salah satu penatalaksanaan non farmakologis berupa supportive educative system, dimana sistem ini merupakan dukungan pendidikan perawatan yang memberikan energi untuk memperkuat perilaku perawatan diri klien, memperoleh informasi kesehatan, modifikasi perilaku serta pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penyakitnya. Tujuan Umum: Melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik Penyakit Jantung Koroner Dengan Intervensi System Supportive Educative Dalam Proses Pengobatan Pada Ny. R Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Metode: Menggunakan pendekatan dengan system suppoertive-educative untuk meningkatkan manajemen kesehatan klien dengan penyakit jantung coroner yang dilakukan dengan kunjungan rumah dan pemberian intervensi selama 3 hari untuk menilai pemahaman kllien dengan topik intervensi yang berbeda mengenai hubungan lansia yang mengalami penyakit jantung coroner dengan pentingnya pengobatan yang harus dilakukan Hasil Asuhan Keperawatan: Setelah melakukan evaluasi, klien tampak memahami konsep penyakit yang di alami dengan menghindari faktor risiko penyakit jantung coroner dan mulai meningkatkan manajemen kesehatannya seperti rutin minum obat dan rajin control ke dokter Rekomendasi: Pendekatan dengan Supportive-Educative merupakan intervensi yang cukup berpengaruh terhadap klien yang membutuhkan dukungan terhadap bagaimana ia meningkatkan manajemen kesehatannyaItem ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN DIAGNOSIS HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN INTERVENSI PENERAPAN TERAPI SPRITUAL : DZIKIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI DI PERAWATAN PALM RSKD DADI PROV SULSEL(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-26) KASNIATILatar belakang Halusinasi merupakan persepsi yang salah (false perception) tanpa adanya objek luar. Tentu saja persepsi yang dihasilkan tidak seperti persepsi yang normal, ada objek luar pembentuk persepsi. Tujuan umum dapat menghardik halusinasi dengan cara berzikir dan dapat mengontrol halusinasinya. Metode pemberian terapi aktivitas kelompok dengan berzikir dilakukan selama 5 hari dengan metode yang sama. Hasil asuhan keperawatan masalah keperawatan yang didapatkan yaitu halusinasi pendengaran Rekomendasi Dapat dilihat dari keempat hari dilakukannya implementasi pemberian terapi aktivitas kelompok dengan berzikir agar halusinasi dapat berkurang.Item ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN PENERAPAN TERAPI MENGAMBAR TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI PADA Ny.R DI RUANG KENANGA RSKD DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-29) FITRI WULAN ODE HASAN,S.KepLatar belakang : Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 masih ditemukan angka prevalensi gangguan jiwa dengan kasus skizofrenia untuk provinsi Sulawesi Selatan peringkat ke-6 di Indonesia dengan jumlah ODGJ sebanyak 8,8 permil, kasus depresi 7,8%, gangguan mental dan emosional 9,8%. Halusinasi biasanya menjadi gejala yang sering muncul pada penderita gangguan jiwa dan memiliki kaitan erat dengan early psychosis akibat trauma pada masa kanak-kanak, Gejala yang biasa di alami oleh individu antara lain adalah berbicara dan tertawa-tawa sendiri, bersikap seperti mendengarkan sesuatu, mengalami disorientasi, alur pemikiran kacau, menarik diri, sering kali melamun. Tujuan umum : Mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah gangguan persepsi sensori haluasinasi pendengaran Metode : jenis penelitian yaitu studi kasus dengan teknik pengumpulan data, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pendokumentasian. pelaksanaan intervensi selama 4 peretmuan. Hasil asuhan keperawatan : setelah 4x pemberian SP dan 2x penerapan terapi mengambar klien mampu mengontrol gejala halusinasi yang dialami. Rekomendasi : kasus ini dapat di jadikan salah satu acuan untuk peneliti lainnya dalam mengambil intervensi apa yang ingin dilakukan pada klien.Item ASUHAN KEPERAWATAN NY. M DENGAN CA MAMAE DEXTRA DENGAN PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM DI RUANG ONKOLOGI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2021(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-01-02) FITRIYANTI DAENG SIJAYA S.KepLatar belakang : Pasien kanker payudara yang mengalami nyeri, biasanya di rumah sakit hanya diberikan terapi secara farmakologis tanpa ada intervensi khusus dalam perawatannya, dengan begitu bisa dikatakan bahwa intervensi mandiri perawat dalam mengatasi nyeri belum adekuat. Perawat masih mengutamakan tindakan kolaboratif dengan pemberian analgesik. Tujuan Umum : Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan penerapan teknik relaksasi napas dalam pada nyeri kronis Ca Mamae. Metode : Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri pada penderita ca mamae adalah teknik relaksasi. Beberapa intervensi termasuk teknik relaksasi yaitu pencitraan, relaksasi progresif, biofeedback, self-hypnosis, meditasi (seperti tai chi dan yoga) dan latihan pernapasan. Tujuan dari tekniknya serupa: untuk menghasilkan respons alami dari relaksasi dan peningkatan perasaan sejahtera serta motivasi untuk sembuh. intervensi non-farmakologis secara signifikan juga sudah terbukti dalam penanganan nyeri pada pasien kanker. Hasil : Teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan Ny.M secara berulang dengan benar dan dengan pendekatan secara relegius, merangsang rasa nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan toleransi persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang dialami. Ny. M mampu meningkatkan toleransinya terhadap nyeri dan mampu beradaptasi dengan nyeri dari skala 4 NRS menjadi 3 NRS, dan juga, dan memiliki pertahanan diri yang baik pula. Teknik relaksasi untuk pasien kanker payudara dengan dengan nyeri adalah memiliki efek signifikan secara statistik, dan berdasarkan bukti yang baik untuk praktik. Rekomendasi Peneliti merekomendasi untuk menggunakan teknik ini sebagai intervensi keperawatan mandiri pada pasien dengan masalah keperawatan nyeriItem ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “M” DENGAN HEMORAGIK STROKEDI RUANG INTENSIF CARE UNIT DI RSUP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-28) SRI KANTI:Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang terjadi akibat terganggunya aliran darah otak secara tiba-tiba yang mengakibatkan kematian sel saraf otak sehingga terjadi disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya kecacatan ataupun kematian. Latihan Range of Motion adalah suatu latihan yang dilakukan untuk menilai dan meningkatkan fungsi sistem muskuloskeletal dan juga merupakan salah satu terapi lanjutan pada pasien stroke yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah otak, meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan, sehingga dapat memperbaiki fungsi sensorimotorik.Tujuan:Mengidentifikasi pengaruh latihan Range of Motion terhadap kekuatan otot pasien stroke di BLU RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado.Metode: Penelitian ini bersifat Kuasi Eksperimen dengan metode Nonequivalent Control Group Desain. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Data primer berasal dari lembar hasil observasi pasien dan data sekunder dari rekam medis pasien yang dirawat di Irina F Neurologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Sampel : Penelitian ini melibatkan15 responden dalam periode waktu penelitian 14 Juni 2013 – 28 Juni 2013 dan dilakukan di ruang rawat inap F Neuro BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil : analisa dengan menggunakan uji statistic Paired Sample T-Test dengan tingkat kemaknaan (α) 0.05, menunjukkan score kekuatan otot sebelum dan ejournalKeperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 2 sesudah dilakukan latihan range of motion mengalami peningkatan score rata-rata 3.87. Kesimpulan : adanya pengaruh latihan range of motion terhadap kekuatan otot pada pasien stroke dengan nilai P = 0.003Item ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN PRIMIGRAVIDA (G1P0A0) UK.22 MINGGU + HIPERKOLESTRO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NYAMAN (NYERI) DENGAN TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI DI RUANGAN POLI OBGYNE RSUP Dr THADJUDDIN CHALLID MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-04-23) ENJHEL LITHA MASEHILatar Belakang: pada pasien primigravida + Hiperkolestrol, masalah keperawatan yang dapat muncul bisa berupa: Nyeri, gangguan rasa nyaman, defisit pengatuhan. Pasien primigravida + hiperkolestrol biasanya akan mengalami gejala pada mual dan muntah, payudarah tegang dan besar, gerakan janin yang dilihat, dan hiperkolestrol tegang pada tengkuk dan kebas pada ekstremitas. Salah satu penatalaksanaan primigravida + hiperkolestrol tindakan nonfarmakologis relaksasi napas dalam dan teknik relaksasi genggam jari. Tujuan Umum: Mengidentifikasi Asuhan Keperawatan pada primigravida Uk.22 + Hiperkolestrol dengan intervensi genggam jari di RSUP Dr. Thadjuddin Chalid Makassar. Metode: menggunakan studi kasus dengan melakukan Teknik Relaksasi Genggam Jari untuk mengedalikan dan mengembalikan emosi yang akan membuat tubuh menjadi rileks dengan membandingakn pre dan post intervensi selama 1x8 jam. Hasil Asuhan Keperawatan: Hasilnya skala nyeri pada pada tengkuk mengalami penurunan skala 6 sedang menurun menjadi skala 3 yaitu ringan dalam kurun waktu 8 jam. Rekomendasi: Relaksasi genggam jari memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan nyeri pada pasien Primigraida+Hiperolestrol.Item ASUHAN KEPERAWATAN TN. A DENGAN DIABETES MELITUS POST AMPUTASI PEMERIKSAAN IPSWICH TOUCH TEST DAN CEK NADI DORSALIS PEDIS DAN POSTERIOR TIBIALIS UNTUK DETEKSI DINI RISIKO LUKA KAKI DIABETES DI RW 06 RT 4 KELURAHAN BANGKALA KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-24) HUSNUL HAFIFALatar Belakang: Indonesia menempati peringkat kelima untuk jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 19,5 juta orang dan diperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan penderita diabetes menjadi 28,6 juta orang pada tahun 2045 (International Diabetes Federation, 2021). Salah satu intervensi yang dapat digunakan dalam mengatasi risiko luka luka kaki diabetes (LKD) yaitu pemeriksaan IPTT dan cek nadi dorsalis pedis dan posterior tibialis Tujuan Umum: Untuk Melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan diagnosa medis diabetes militus tipe 2 riwayat amputasi Metode: Jenis penelitian yaitu studi kasus dengan teknik pengumpulan data, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pendokumentasian. pelaksanaan intervensi 1 kali sehari dalam 3 hari dilakukan asuhan keperawatan. Hasil Asuhan Keperawatan: Tingkat pengetahuan berhubungan signifikan dengan kejadian ulkus kaki diabetes Pada pemeriksaan neuropati yang dilakukan didapatlan hasil yaitu klien mengalami neuropati. Neuropati sensori perifer kemungkinan yang akan terjadi trauma berulang sehingga akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Ketidakpatuhan berhubungan signifikan dengan kejadian ulkus kaki diabetesItem CASE STUDY KEPERAWATAN PADA An”S” DENGAN TRAUMA BRAIN INJURY (TBI) + POST OPERASI CRANIATOMY EC.EPIDURAL HEMATOM REGIO TEMPORAPARIETAL DI RUANGAN INTENSIVE CARE UNIT (ICU)RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-28) SITI ARDINA ASTA MAYANGSARI, S.Kep- Tingkat kesadaran merupakan salah satu indikator kegawatan dan prognosis pada cedera kepala. Penurunan kesadaran pada cedera kepala di ukur secara objektif dengan Glasgow Comma Scale (GCS). Penurunan kesadaran tersebut dapat mempengaruhi pemenuhaan kebutuhan dasar pasien. Beberapa penelitian menunjukan bahwa stimulasi sensori mampu memberikan efek neuroprotektif yang mencegah kerusakan sel-sel otak dari iskemik yang ditimbulkan cedera kepala. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh stimulasi sensori terhadap nilai GCS pada pasien cedera kepala di RSUP dr Hasan Sadikin Bandung. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan pendekatan Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan non probability sampling jenis consecutive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol (15 responden) dan perlakuan (15 responden). Kelompok perlakuan, selain mendapatkan terapi standar, ia juga mendapatkan stimulasi sensori (stimulasi olfaktori, auditori, taktil dan gustatori) selama 3 hari. Sedangkan kelompok kontrol hanya mendapatkan terapi standar saja.Item DETEKSI Entamoeba histolytica PADA SAMPEL TINJA SANTRI DI PESANTREN YANG BERLOKASI DI SEKITAR TPA ANTANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)(2025-04) ANDI NISA MAHARANI MARWIJIDiare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Penyebab timbulnya diare disebabkan oleh parasit melalui kontaminasi makanan dan minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan penderita. Parasit yang dapat menyebabkan diare salah satunya adalah Entamoeba histolytica atau disebut Amoebiasis. Parasit Entamoeba histolytica dapat di temukan di lingkungan masyarakat yang kurang bersih, seperti contohnya pemukiman yang berada dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Salah satu pemukiman yang dekat dengan TPA yaitu Pesantren. Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk mendeteksi Entamoeba histolytica pada sampel tinja santri di Pesantren yang berlokasi disekitar TPA Antang dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Jenis penelitian yang digunakan yaitu bersifat deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 10 sampel tinja santri. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa tidak didapatkan pita DNA yang dapat diartikan bahwa tidak terdeteksinya Entamoeba histolytica pada target 439bp. Pesantren ini dapat dsimpulkan dari penelitan yang telah dilakukan bahwa tidak terdeteksi Entamoeba histolytica pada tinja pesantren dengan metode PCR.Item EFEKTIVITAS PEMBERIAN SEDUHAN DAUN KELOR TERHADAP PENINGKATAN HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ANEMIA DI PUSKESMAS LABBO KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2024(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-24) RISKA YULIANA ASISAnemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal, dapat ditangani dengan cara non farmakologi, seperti mengkomsumsi seduhan daun kelor. Daun kelor merupakan sumber protein, vitamin A dan Vitamin C serta mineral (besi dan kalsium juga sumber vitamin B). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Efektivitas Pemberian Seduhan Daun Kelor Terhadap Peningkatan Hemoglobin Pada Ibu Hamil Yang Mengalami Anemia Di Puskesmas Labbo Kabupaten Bantaeng tahun 2023. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen pendekatan two group pretest and post test design. Populasi ibu hamil 43 orang dengan sampel 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok masing -masing 15 responden. Objek dalam penelitian pemberian teh daun kelor dan kadar Haemoglobin. Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Labbo Kabupaten Bantaeng bulan Desember 2023. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis data secara univariat dan bivariat (uji t test). Hasil penelitian diketahui rata-rata kadar Hb kelompok eksperimen sebelum diberikan seduhan daun kelor pada ibu hamil adalah 10,49 gr/dl dan kadar Hb sesudah diberikan seduhan daun kelor pada ibu hamil adalah 12,69 gr/dl. Ratarata kadar Hb kelompok kontrol sebelum diberikan seduhan daun kelor adalah 10,60 gr/dl, dan kadar Hb sesudah diberikan seduhan daun kelor adalah 10,61 gr/dl. Ada pengaruh pemberian seduhan daun kelor pada ibu hamil terhadap peningkatan kadar Haemoglobin di Puskesmas Labbo Kabupaten Bantaeng Tahun 2023 (p-value <0,001). Saran Memberikan informasi kepada ibu hamil tentang mencegah dan mengantisipasi anemia dengan cara mengkonsumsi teh daun kelor.Item FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA LANSIA DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-04-23) LAILY KADARIYAHLatar Belakang : Risiko terkena penyakit jantung koroner meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan kejadian penyakit jantung koroner dapat timbul 10 tahun lebih awal pada pria (>45 tahun) dibandingkan wanita (>55 tahun), masyarakat usia lebih dari 45 tahun sudah memasuki usia pralansia, pada pralansia tubuh secara fisiologis menurun karena terjadinya penurunan sekresi dan juga fisiologi tubuh, sehingga lama kelamaan akan munculnya penyakit yang diakibatkan oleh masalah degenerative. Tujuan : Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner pada lansia. Metode : Penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah pasien yang mengalami penyakit jantung koroner pada lansia di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar yang sudah dihitung menggunakan rumus slovin sebanyak 80 responden. Hasil : Penelitian menunjukkan terdapat hubungan jenis kelamin dengan penyakit jantung koroner dengan nilai ρ=0,002, terdapat hubungan riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner dengan nilai ρ=0,004, terdapat hubungan kebiasaan merokok dengan penyakit jantung koroner dengan nilai ρ=0,001, terdapat hubungan riwayat hipertensi dengan penyakit jantung koroner dengan nilai ρ=0,005, terdapat hubungan riwayat DM dengan penyakit jantung koroner dengan nilai ρ=0,006. Kesimpulan : Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya dengan metode lain terkait dengan faktor-fator yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner pada pansia.Item FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DANGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-30) ARIL GISISIDi Puskesmas Antang Perumnas Kelurahan Antang Perumnas didapatkan jumlah penderita DBD pada Bulan Januari – Mei 2020 sebanyak 25 Orang dengan rincian Januari 0 kasus, Februari 5 kasus, Maret 4 kasus, April 6 kasus, dan Mei 10 kasus. Melihat tingginya angka kasus DBD yang terjadi tiap tahunnya maka sangat dibutuhkan peran masyarakat dalam menekan angka kejadian tersebut. Menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan tindakan Keluarga dalam upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk menentukan hubungan antara variable independent dan variable dependen dengan menggunakan pengukuran secara bersama. Uji statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p = 0,00(α <0,05). Dengan demikian hipotesis penelitian dinyatakan diterima, berarti pendidikan berhubungan dengan perilaku masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD). Uji statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p = 0,041(α <0,05). Dengan demikian hipotesis penelitian dinyatakan diterima, berarti pendidikan berhubungan dengan upaya pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan dapat di tarik kesimpulan bahwa pendidikan berhubungan dengan perilaku keluarga Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kelurahan Antang Perumnas.Item FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-03) PUTRILatar belakang : Menopause adalah fase alamiah dalam proses penuaan wanita yang di tandai dengan menurunya produksi hormon estrogen dan berakhirnya siklus mentruasi, Beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan wanita menopause meliputi pengetahuan, sikap, dukungan sosial, tingkat ekonomi, dan gaya hidup. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktorfaktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan ibu menopause. Metode : penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif kolerasi dengan mengunakan Cross Sectional. dengan teknik porpusive sampling, melibatkan 65 responden ibu menopause. Hasil : Hasil univariat di dapatkan pengetahuan kurang (63,4%), sikap negatif (82,5%), Dukungan sosial mendukung (79,5%), gaya hidup negatif (83,7%), tingkat ekonomi kelas bawah (79,4%). sementara tingkat kecemasan berat (82,5%). Hasil ujin bivariat dengan menggunakan uji Chi Square terdapat hubungan pengetahuan, sikap, dukungan sosial, gaya hidup dan tingkat ekonomi dengan tingkat kecemasan (p = 0,000< alpha= 0,005). Kesimpulan: Terdapat hubungan pengetahuan, sikap, dukungan sosial, gaya hidup tingkat ekonomi dengan tingkat kecemasan. Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan kepada masyarakat terutama pada ibu menopause dalam menghindari kecemasan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut..Item FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DIET DM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS BANGKALA(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-04-23) HENDERIKA KATAREDA AFDANDiabetes merupakan akibat dari kurangnya insulin yang mengakibatkan glukosa menumpuk di dalam darah (WHO 2023). Kepatuhan diet merupakan perilaku pasien patuh pada petunjuk dalam bentuk terapi atau anjuran. Pada pasien DM anjuran diet yang sering yaitu diet DM (Novia et al. 2022). Namun tingkat kepatuhan pasien dalam melakukan diet DM didapatkan masih sangat rendah. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan diet DM pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Bangkala. Metode : Rancangan penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2024 di Puskesmas bangkala dengan jumlah responden sebanyak 44 orang. Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet yaitu p-value (0.015) <0.05 hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan diet yaitu p-value (0.039) <0.05 dan hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet yaitu p-value (0.000) <0.05 Kesimpulan : Terdapat hubungan antara dukungan keluarga, dukungan sosial dan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Bangkala. Rekomendasi : Rekomendasi penelitan ini diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang kepatuhan diet DM dengan menggunakan uji korelasi yang berbeda.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »