S1 Pharmacy

Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/24

Browse

Search Results

Now showing 1 - 4 of 4
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN KRIM FRAKSI ETANOL KULIT DALAM (ALBEDO) DURIAN (Durio Zibethinus L.) TERHADAP JAMUR Malassezia Furfur PENYEBAB PANU
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-15) ALYA KUSNANI SAVITRI
    Kulit dalam (Albedo) durian (Durio zibethinus L.) merupakan tumbuhan yang mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin dimana tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat tradisional. Maka dalam hal ini menjadi dasar potensi kulit durian untuk dapat dimanfaatkan menjadi formulasi sediaan krim. Jamur adalah organisme eukariotik yang memiliki ciri – ciri seperti dinding sel yang terbuat dari kitin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan krim fraksi etanol kulit dalam (Albedo) durian (Durio zibethinus L.) dan untuk mengetahui aktivitas sediaan krim fraksi etanol kulit dalam (Albedo) durian (Durio zibethinus L.) terhadap jamur Malassezia furfur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental laboratorium, formula sediaan krim dibuat dengan variasi konsentrasi fraksi etanol kulit durian 10%, 11%, 12%. Sampel di maserasi menggunakan pelarut etanol 96% kemudian di fraksinasi menggunakan pelarut etanol 96% dan n – heksan. Penelitian uji antijamur sediaan krim fraksi etanol kulit durian menggunakan metode difusi cakram pada jamur Malassezia furfur. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan krim meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas, uji aktivitas antijamur, dan uji stabilitas. Sediaan krim fraksi etanol kulit durian berdasarkan hasil stabilitas krim menggambarkan kestabilan sediaan pada saat penyimpanan, hasil pada sediaan krim panu tetap homogen tidak terjadi pemisahan fase dan bau khas. Pengujian antijamur fraksi etanol kulit dalam (Albedo) durian (Durio zibethinus L.) memiliki antijamur yaitu masing – masing zona hambat fraksi etanol 10% 13,3 mm, 11% 13,7 mm dan 12% 15,3 mm yang berarti memiliki daya hambat kuat.
  • Item
    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIJAMUR EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-12) IKSAN
    Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisonal adalah daun binahong (Anredera cordifolia(Ten)Steenis). zat bioaktif dari tanaman binahong dapat membantu proses penyembuhan penyakit. Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antibakteri dan antijamur ekstrak daun binahong (Andredera cordifolia (Ten) Steenis). Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan tujuan untuk menguji potensi aktivitas dari antibakteri dan antijamur ekstrak daun binahong (Andredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis, Shigella sp dan jamur Aspergillus niger. Daun binahong (Andredera cordifolia (Ten) Steenis) dibuat dalam bentuk ekstrak kental kemudian dilakukan Skrining fitokimia, uji aktivitas antibakteri menggunakan bakteri Bacillus subtilis dan Shigella sp, juga dilakukan uji aktivitas antijamur menggunakan jamur Aspergillus niger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong (Andredera cordifolia (Ten) Steenis) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Bacillus subtilis dan bakteri Shigella sp pada konsentrasi 25%, 50% dan 75% dengan metode cakram dan masuk dalam range kategori sedang-kuat. Dan ekstrak daun binahong (Andredera cordifolia (Ten) Steenis) memiliki aktivitas antijamur terhadap jamur Aspergillus niger pada konsentrasi 25%, 50% dan 75% dengan metode cakram dan masuk range kategori sedang.
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL JAHE PUTIH (Zingiber officinale var. amarum) TERHADAP Candida albicans
    (PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-07) IRSYA AL RINANLDI
    Jahe putih ini merupakan suatu jenis jahe yang sudah digunakan dalam industri obat, jahe putih ini memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup besar. Kandungan senyawa yang terdapat pada tanaman jahe merupakan hasil metabolit sekunder seperti golongan flavonoid, terpenoid, minyak atsiri serta fenol yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui formulasi sediaan salep ekstrak etanol Jahe putih (Zingiber officinale Var. amarum) dapat stabil secara kimia dan fisika dan untuk mengetahui daya aktivitas terhadap jamur Candida albicans. Metode penelitian ini merupakan peneltian eksperimental. Sediaan salep antijamur dibuat dalam masing-masing formula dengan konsentrasi 5%, 7,5% dan 10%, kontrol negatif tanpa menggunakan ekstrak jahe putih (Zingiber officinale Var. amarum) dan kontrol positif sediaan salep merek Nistatyn MYCO-Z. Hasil Evaluasi sediaan salep antijamur pada pengujian organoleptik, Homogentas, pH, Viskositas, Daya sebar, Dan Daya lekat tidak terjadi perubahan fisika dan kimia. Uji aktivitas menggunakan jamur Candida albicans dengan metode sumuran yang dibagi dalam 3 replikasi cawan petri. Hasil penelitian menunjukkan sediaan salep ekstrak etanol Jahe Puith (Zingiber officinale Var. amarum) memiliki aktivitas sebagai antijamur dengan daya hambat pada konsentrasi 5% 18,1 mm (kuat), 7,5% 24,4 mm (sangat kuat) dan 10% 27,0 mm (sangat kuat). Berdasarkan uji SPSS One way ANOVA memiliki perbedaan yang signifikan menunjukkan nilai p>0,05 ada perbedaan.
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN AWAR-AWAR (Ficus septica Burm. F) TERHADAP Candida albicans
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-07) SRI WARNI
    Daun awar-awar (Ficus septic burm. F) merupakan bahan alam yang banyak di manfaatkan sebagai tanaman obat karena mengandung senyawa metabolik sekunder alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Senyawa tersebut memiliki sifat aktivitas antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) dalam bentuk sediaan krim stabil secara fisik dan kimia serta mengetahui konsentrasi zona hambat bening pada sediaan krim ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) terhadap jamur Candida albicans. Metode penelitian yang digunakan merupakan dengan rancangan formula sediaan krim dari ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) dengan konsentrasi yaitu FI (4%), FII (5%), FIII (6%) dan Kontrol negatif, Dilanjutkan evaluasi sediaan secara fisik dan kimia serta uji Cycling test, kemudian pengujian aktivitas terhadap Candida albicans menggunakan metode difusi tehnik sumuran. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan krim yang stabil secara fisik dan kimia. Pada pengujian antijamur pada formula I (4%) zona hambat yang terbentuk 10 mm, formula II (5%) zona hambat yang terbentuk 10,45 mm dan pada formula III (6%) luas zona hambat terbentuk 10,53 mm. Kesimpulan: Sediaan krim ekstrak etanol daun awar-awar (Ficus septica Burm.F) mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida albicans yang efektif pada konsentrasi 6% dengan zona hambat diameter rata-rata 10,53 mm kategori sedang, sedangkan pada aktivitas Cloritmazole ® sebagai control posistif zona hambat diameter rata-rata 18,1 mm kategori kuat.