S1 Pharmacy

Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/24

Browse

Search Results

Now showing 1 - 4 of 4
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP ANTIJERAWAT DARI EKSTRAK ETANOL ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa) TERHADAP Staphylococcus aureus
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-09) Nova Clarita Dama
    Anggur laut (Caulerpa racemosa) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol dan tanin yang berfungsi sebagai senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak etanol anggur laut dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan salep antijerawat yang stabil secara fisika dan kimia serta dan aktivitas sediaan sebagai antijerawat terhadap Staphylococcus aureus. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental, yakni ekstrak anggur laut dilakukan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Salep antijerawat dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu F1 (18%), FII (19%), FIII (20%), K- (Basis salep) dan K+ (Gentamicin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji stabilitas sediaan salep ekstrak etanol anggur laut homogen, daya sebar 5-5,5 cm, signifikasi 0,49 (p>0,05). Daya lekat 5,98-9,22 detik, signifikasi 0,01 (p<0,05). pH 4,7-5,0, signifikasi 0,01 (p<0,05). Viskositas 4.750-12.200 m.Pa.s, signifikasi 0,74 (p>0,05). Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran. Berdasarkan uji aktivitas antibakteri terlihat adanya zona hambat yang terbentuk. Diameter zona hambat pada sediaan salep dengan konsentrasi 18% sebesar 9,8±0,73 mm (sedang), konsentrasi 19% sebesar 10,2±1,17 mm (sedang), konsentrasi 20% sebesar 11,1±0,26 mm (kuat), K+ (Gentamicin) sebesar 15,6±0,75 mm (kuat), dan untuk K- (Basis salep) tidak mempunyai kemampuan dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Hasil uji One Away Anova diperoleh nilai signifikan 0,00 (p<0,05) yang berarti terdapat perbadaan yang bermakna dari masing-masing konsentrasi. Hasil uji Pos Hoc Test LSD menunjukkan ada perbedaan bermakna aktivitas antara K- (Basis salep) dengan FI, FII, FIII karena p<0,05. Maka disimpulkan bahwa esktrak anggur laut dapat diformulasikan sebagai sediaan salep yang memiliki aktivitas antijerawat terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 20% dengan luas zona hambat 11,1±0,26 mm dikategorikan kuat.
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL JAHE PUTIH (Zingiber officinale var. amarum) TERHADAP Candida albicans
    (PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-07) IRSYA AL RINANLDI
    Jahe putih ini merupakan suatu jenis jahe yang sudah digunakan dalam industri obat, jahe putih ini memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup besar. Kandungan senyawa yang terdapat pada tanaman jahe merupakan hasil metabolit sekunder seperti golongan flavonoid, terpenoid, minyak atsiri serta fenol yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui formulasi sediaan salep ekstrak etanol Jahe putih (Zingiber officinale Var. amarum) dapat stabil secara kimia dan fisika dan untuk mengetahui daya aktivitas terhadap jamur Candida albicans. Metode penelitian ini merupakan peneltian eksperimental. Sediaan salep antijamur dibuat dalam masing-masing formula dengan konsentrasi 5%, 7,5% dan 10%, kontrol negatif tanpa menggunakan ekstrak jahe putih (Zingiber officinale Var. amarum) dan kontrol positif sediaan salep merek Nistatyn MYCO-Z. Hasil Evaluasi sediaan salep antijamur pada pengujian organoleptik, Homogentas, pH, Viskositas, Daya sebar, Dan Daya lekat tidak terjadi perubahan fisika dan kimia. Uji aktivitas menggunakan jamur Candida albicans dengan metode sumuran yang dibagi dalam 3 replikasi cawan petri. Hasil penelitian menunjukkan sediaan salep ekstrak etanol Jahe Puith (Zingiber officinale Var. amarum) memiliki aktivitas sebagai antijamur dengan daya hambat pada konsentrasi 5% 18,1 mm (kuat), 7,5% 24,4 mm (sangat kuat) dan 10% 27,0 mm (sangat kuat). Berdasarkan uji SPSS One way ANOVA memiliki perbedaan yang signifikan menunjukkan nilai p>0,05 ada perbedaan.
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum Conyzoides L) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB BISUL Staphylococcus aureus
    (PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-07) FADHILLAH HUMAYRAH
    Ekstrak daun bandotan mengandung senyawa alkaloid, fenol, saponin, terpenoid yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri penyebab bisul. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sediaan salep yang dibuat menggunakan bahan alam ekstrak daun bandotan dan menghasilkan aktivitas antibakteri dari salep ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides L). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu dengan pembuatan sediaan salep daun bandotan sebagai penghambat bakteri Staphylococcus aureus. Sediaan salep dibuat 3 formula dengan masing-masing konsentrasi F1 (2,5%), F2 (5%), F3 (7,5%) sedangkan pembanding digunakan basis salep sebagai kontrol negatif dan salep gentamicin sulfat sebagai kontrol positif. Evaluasi sediaan salep meliputi uji organoleptic yang menghasilkan bentuk setengah padat,berwarna hitam kehijauan,dan memiliki bau khas ekstrak daun bandotan, dan uji pH sediaan memenuihi kriteria pH kulit jadi dapat dikatakan aman, dan uji homogenitas menunjukkan susunan yang homogen, dan daya sebarnya masuk ke dalam rentang 4-7 cm, dan uji stabilitas yang dilakukan perubahan suhu panas dingin pada sediaannya, dan untuk uji viskositas masuk kedalam range normal. Kemudian hasil pengujian zona hambat bakteri di antara ketiga formula konsentrasi terbaik yaitu formula 3 dengan zona hambat 12,4 mm dalam kategori kuat dan control positif zona hambat yang didapatkan yaitu 14,6 mm dalam kategori kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga formula memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
  • Item
    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP ANTIJERAWAT FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN CEMBA (Acasia rugata (Lam) fawc.Rendle) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes DAN Staphylococcus epidermidis
    (PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) RASMI
    Salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai adalah Acne vulgaris atau yang biasa dikenal dengan sebutan jerawat. Jerawat merupakan peradangan yang disertai dengan penyumbatan saluran kelenjar minyak yang diproduksi secara berlebihan. Adapun penyebab jerawat yaitu infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fraksi etil asetat ekstrak daun cemba (Acasia rugata (Lam) fawc.Rendle) dapat diformulasikan menjadi sediaan salep antijerawat yang stabil secara fisika dan kimia dan memiliki aktivitas terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dimana sediaan salep antijerawat dibuat dalam masing-masing formula dengan konsentrasi 3%, 5%, 7%, kontrol negatif tanpa menggunakan fraksi etil asetat ekstrak daun cemba (Acasia rugata (Lam) fawc.Rendle) dan kontrol positif menggunakan salep herbal ”antanan”. Hasil evaluasi sediaan salep antijerawat pada pengujian organoleptik, homogenitas, pH, viskositas dan daya sebar memenuhi syarat secara fisika dan kimia. Uji aktivitas menggunakan metode sumuran dengan melihat zona bening disekitar sumuran. Hasil penelitian menunjukkan sediaan salep antijerawat fraksi etil asetat ekstrak daun cemba (Acasia rugata (Lam) fawc.Rendle) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dengan daya hambat pada konsentrasi 3% 14,8 mm (kuat), 5% 17,4 mm (kuat), 7% 19,2 mm (kuat) dan terhadap Staphylococcus epidermidis dengan daya hambat pada konsentrasi 3% 13,0 mm (kuat), 5% 16,5 mm (kuat), 7% 17,1 mm (kuat)