D3 Dental Technology
Permanent URI for this communityhttps://repository.unimerz.ac.id/handle/123456789/54
Browse
Item PEMBUATAN ALAT PRESS HIDROLIK MANUAL UNTUK PEMBUATAN GIGI TIRUAN BERBAHAN AKRILIK(UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR, 2025-04-23) FITRAH APRILIADalam pembuatan gigi tiruan berbahan akrilik dilakukan proses packing dimana bahan dimasukkan kedalam mould space. Proses packing ini menggunakan alat press yang bertujuan agar mould space terisi dengan baik oleh bahan akrilik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat press hidrolik manual untuk pembuatan gigi tiruan berbahan akrilik dengan harapan dapat mempermudah pekerjaan teknisi gigi di dalam laboratorium, serta sebagai langkah awal untuk membuat alat yang lebih canggih lagi di masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu membuat alat press hidrolik manual dan melakukan uji coba penggunaan alat press untuk menghasilkan alat yang berfungsi dengan baik. Pembuatan alat press yang menggunakan dongkrak hidrolik sebagai sumber tekanannya dimulai dengan studi pustaka dan studi lapangan, perancangan dan pembuatan desain alat press hidrolik manual, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada proses pembuatan alat press hidrolik manual, perakitan hidrolik untuk pemasangan pressure gauge, komponen-komponen dongkrak hidrolik kembali dipasang dan dilanjutkan dengan pemasangan nepel dan pressure gauge, dongkrak hidrolik kembali diisi dengan oli, uji coba pressure gauge, pemotongan besi untuk pembuatan rangka alat press, pengelasan untuk menyambung rangka alat press, rangka alat press dicat, pembuatan dan pemasangan penutup hidrolik dengan menggunakan besi plat tipis, besi plat dicat kemudian dilakukan uji coba alat press yang bertujuan untuk mengetahui alat press hidrolik manual dapat berfungsi dengan baik. Dari hasil uji coba didapatkan alat press hidrolik manual dapat mengepres kuvet dengan baik serta pressure gauge berfungsi dengan baik.Item PROSEDUR PEMBUATAN FULL CAST CROWN PADA KASUS KEHILANGAN GIGI MOLAR KEDUA KIRI RAHANG ATAS(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-25) FADLI RAMADAN UDIN KOLOApabila kehilangan gigi dan tidak segera digantikan dengan elemen gigi tiruan, gigi akan menyebabkan migrasi dan rotasi, penurunan efisiensi kunyah, estetik kurang baik, serta kebersihan mulut terganggu. Gigi yang hilang dapat digantikan dengan menggunakan gigi tiruan salah satunya gigi tiruan full cast crown. full cast crown atau mahkota gigi merupakan suatu restorasi yang menyelubungi permukaan gigi dari logam campur yang dituang. indikasinya yaitu gigi molar dan premolar rahang atas. Tujuan penelitian untuk mengetahui prosedur laboratorium, mengetahui kesulitan - kesulitan serta cara mengatasi kesulitan yang dialami pada proses pembuatan full cast crown pada kasus kehilangan gigi molar kedua kiri rahang atas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. pembuatan gigi tiruan ini membutuhkan alat khusus seperti induction casting machine dan bahan plastic sprue selama proses pembuatan memiliki waktu yang signifikan yang tergolong cepat dan sedikit berbeda pada prosedur pembuatan gigi tiruan pada umumnya. Prosedur pembuatan full cast crown dimulai dari penerimaan model kerja , pembuatan die, pembuatan pola malam, pemasangan sprue, investing, burn out, casting, divesting, cutting sprue, sandblasting, finishing, dan pholishing. Hasil akhir yang diperoleh adalah restorasi cekat, oklusi rahang atas dan bawah baik. diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian lebih dalam terkait prosedur pembuatan full cast crown dengan menggunakan teknologi terbaru.Item PROSEDUR PEMBUATAN MARYLAND BRIDGE MENGGUNAKAN BAHAN PORCELAIN FUSED TO ZIRCONIA MULTILAYERED PADA KASUS KEHILANGAN GIGI INCISIVUS I1 KANAN RAHANG ATAS(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-04-25) ANDI MUSTA’NIFU RAGDAGigi tiruan jembatan Maryland adalah suatu gigi tiruan cekat yang retainernya berupa sayap dari logam yang dietsa dengan asam dan dilekatkan dengan menggunakan resin komposit pada gigi penyangga yang telah dietsa. Preparasinya hanya meliputi daerah proksimal dan palatal dengan pengambilan jaringan email yang sedikit. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan maksud untuk menggambarkan Prosedur Pembuatan Maryland Bridge Menggunakan Bahan Porcelain Fused To Zirconia Multilayered Pada Kasus Kehilangan Gigi Insisivus I1 kanan Rahang Atas. Pembuatan Maryland bridge memiliki beberapa tahapan dimulai dari penerimaan model kerja dari dokter gigi, scanner, design, nesting, milling, pemotongan sprue, sintering, fitting, dan finishing. Dilanjutkan dengan pengaplikasian bahan porselen. Setelah itu, pembakaran kedua, glazing dan pembakaran ketiga (tahap akhir). Pada proses pembutan membutuhkan alat khusus seperti, mesin furnace, mesin milling, computer, scan optical scanner. Pada saat proses desain memerlukan keterampilan dan pemahaman pada program desain dalam pembentukan restorasi Maryland yang lebih estektik. maryland bridge merupakan protesa dalam bentuk restorasi gigi yang menggunakan teknologi canggih yaitu metode Computer Aided Design/ Computer Aided Manufacturing. Memiliki kekuatan restorasi yang lebih tinggi dan estetik yang lebih bagus, sehingga penulis tertarik membuat Maryland bridge menggunakan bahan porcelain Fused To Zirconia Multi Layered.Item PENGGUNAAN DENTAL WAX DALAM PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN DI LABORATORIUM(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-03) RAMLAHLatar belakang: Dental wax dalam pembuatan gigi tiruan di laboratorium dilakukan untuk membentuk daerah perbatasan dari bahan tertentu, untuk memanipulasi secara fungsional atau manual dari jaringan lunak yamg memiliki batasan untuk menggandakan kontur dan ukuran rongga mulut. Dental wax merupakan bahan thermoplastic artinya bahan ini berwujud padat pada suhu ruangan namun dapat meleleh tanpa diikuti dekomposisi bahan sehingga mampu mengalir seperti zat cair.Tujuan: Untuk mengetahui cara penggunaan dental wax dalam prosedur atau proses pembuatan gigi tiruan. Metode: penulisan ini penulisan literatur dengan mengumpulkan dari laporan,buku,dokumen yang ada di perpustakaan. Hasil: Adapun dari hasil KTI ini dental wax digunakan untuk pembuatan inlay onlay, base plate, bate rim, carving, dan sprue. Kesimpulan: Penggunaan dental wax pada umumnya terbagi atas dua yaitu, penggunaan langsung yang masih ada sebagian dari dental wax yang digunakan langsung pada rongga mulut penderita misalnya malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preperasi sebuah gigi, selanjutnya yaitu sebagian bahan untuk pembuatan gigi tiruan di laboratorium.Item GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN GIGI TIRUAN LEPASAN DI WILAYAH KELURAHAN LAIKANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-03) FATMAWATIGigi geligi merupakan salah satu komponen penting dalam mulut yang berperan dalam proses bicara maupun pengunyahan. Gigi mempunyai peranan penting pada tubuh manusia diantaranya berfungsi untuk pengunyahan, estetik dan berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Penggunaan Gigi Tiruan Lepasan di Wilayah Kelurahan Laikang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional study yang melibatkan 34 responden yang merupakan perwakilan dari populasi 6628 jiwa. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner yang meliputi tingkat pengetahuan masyarakat mengenai tujuan dan manfaat pemakaian gigi tiruan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap tujuan dari pemakaian gigi tiruan tergolong baik dengan persentase sebesar 91,2% dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap manfaat dari pemakaian gigi tiruan tergolong baik dengan persentase sebesar 91,2%. Kesimpulan dari penelitian ini, rata-rata tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemakaian gigi tiruan tergolong baik.Item GAMBARAN MOTIVASI MASYARAKAT PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DI RT 1/RW 1 JL.BUNG KEL.TAMALANREA JAYA KEC.TAMALANREA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-03) RETI PUSPITA NURDIN OLOLatar belakang:Gigi mempunyai banyak peranan pada seseorang, jika seseorang kehilangan gigi alternatifnya adalah memasang gigi palsu atau gigi tiruan. Gigi merupakan bagian keras yang terdapat dalam mulut dengan struktur yang bervariasi.Gigi mempunyai banyak fungsi diantaranya untuk mengunyah, keindahan atau estetika, dan agar dapat berbicara dengan jelas atau fungsi fonetik. Jika seseorang kehilangan gigi karena tanggal atau dicabut maka orang tersebut harus memasang gigi palsu.Tujuan: Gambaran Motivasi Masyarakat Pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut di RT 1/ RW 1 Jl. Bung Kel. Tamalanrea Jaya Kec.Tamalanrea Kota Makassar.Metode: Penelitian ini deskriptifkuantitatif non probability sampling yitu menggunakan aksidental dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang yang sebelumnya diberikan lembar kuesioner kemudian dilakukan wawancara. Data dianalisis menggunakan SPSS.Hasil: Gigi tiruan sebagian lepasan di RT 1/ RW 1 Jl. Bung yang berjumlah 30 orang sejumlah tidak ada responden pengguna gigi tiruan di RT 1/ RW 1 Jl. Bung dipengaruhi oleh faktor motivasi ekstrinsik.Faktor-faktor tersebut adalah lingkungan, keluarga, kecantikan, untuk memudahkan makan, untuk memudahkan berbicara. Dan sejumlah 30 orang responden dipengaruhi oleh faktor motivasi intrinsic. Simpulan:Sejumlah 30 orang (100%) rsponden yang menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan di RT 1/ RW 1 Jl. Bungdipengaruhi oleh faktor motivasi intrinsik.Item GAMBARAN KEBERSIHAN GIGI TIRUAN LEPASAN PADA PASIEN PENGGUNA GIGI TIRUAN BERBAHAN AKRILIK DI RW 5 KEL. BITOWA KEC. MANGGALA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-03) HESTILatar belakang: Penggunaan gigi tiruan tidak terlepas dari bagaimana cara pengguna gigi tiruan tersebut membersihkan gigi tiruannya. Prosedur pembersihan gigi tiruan secara rutin dan teratur setiap hari harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah penumpukan plak, membersihkan debris, kalkulus dan perubahan warna pada gigi tiruan. Tujuan: Untuk mengetahui Gambaran kebersihan gigi tiruan lepasan pada pasien pengguna gigi tiruan berbahan akrilik di RW 5 Kel.Bitowa Kec.Manggala Kota Makassar. Metode: Penelitian ini deskriptif kuantitatif non probability sampling yitu menggunakan aksidental dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang yang sebelumnya diberikan lembar kuesioner kemudian dilakukan wawancara terkait hal-hal yang berhubungan dengan pembersihan gigi tiruan. Data dianalisis menggunakan SPSS. Hasil: dari 35 total sampel, sebanyak 32 orang (91,4%) pengguna gigi tiruan berbahan akrilik membersihkan gigi tiruannya setiap hari, dan sebanyak 35 orang (100%) pengguna gigi tiruan berbahan akrilik melakukan metode pembersihan gigi tiruan dengan metode penyikatan. Simpulan: Tingkat kebersihan gigi tiruan lengkap akrilik di RW 5 Kel. Bitowa Kec. Manggala Kota Makassr tergolong buruk dan belum memuaskan karena seluruh subjek penelitian pengguna gigi tiruan yang hanya menggunakan metode penyikatan sebagai satu satunya metode pembersihan gigi tiruan.Item KESALAHAN-KESALAHAN PADA PROSEDUR LABORATORIUM PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN BERBAHAN AKRILIK(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-05-03) SULPITGigi tiruan dibuat untuk mengganti gigi asli yang telah hilang. Tujuannya untuk memperbaiki dan meningkatkan fungsih penguyahan, memulihkan fungsi estetik dan pengucapan, serta melestarikan jaringan mulut yang masih ada. Dalam pebuatan gigi triuan sebagian lepasan ada beberapa kesalahan sering dilakukan oleh tekniker gigi dalam pembuatan gigitiruan sebagian lepasan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan pada pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini dilakukan di aqaf dental laboratorium. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan purposive sampling dengan criteria yaitu model kerja gigi tiruan lepasan. Hasil penelitian ini diperoleh kesalahan – kesalahan pada pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan berbahan akrilik yaitu kesalahan pembuatan model kerja, kesalahan pada proses pembuatan pola malam, basis model yang terlalu tipis. Jika basis model terlalu tipis,maka model akan lemah dan tidak mampu untuk dapat menahan prosedur selanjutnya.model dapat pecah sewaktu dikirim ke labolatorium, Terlalu cepat menuang bahan duplikat di sekitar model kerja Gelembung udara akan terperangkap dalam model kerja jika dituang terlalu cepat. Tidak terjadi homogenisasi . hal ini terjadi karena pencampuran yang tidak sempurna sehingga tersisa partikel yang halus dan kasar. Porositas hal ini terjadi karena kurangnya vibrasi pada saat penuangan adonan ke dalam cetakan model sehingga ada udara yang terperangkap. kesalahan takaran hal ini terjadi karena kesalahan ratioItem ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Pseudomonas aeruginosa PADA RUANG BERSALIN DI RS IBNU SINA KOTA MAKASSAR(UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-04) EIRIN ELIA LIBRA LITA PABONTIKPseudomonas aeruginosa adalah bakteri Gram negatif, berbentuk batang dan terlihat sebagai bentuk tunggal, berpasangan dan terkadang dalam rantai pendek, berukuran lebar 0,5-0,8 mikron dan panjang 1,5- 3,0 mikron, bergerak aktif dengan satu flagel kutub (single polar flagellum), tidak memiliki spora, dapat tumbuh padasuhu 37-42°C dan bila dibiakkan pada medium blood agar akan menunjukkan hemolisis beta, serta bersifat oksidase positif. Pseudomonas aeruginosa bersifat aerobik atau anaerobik fakultatif karena dapat menggunakan Arginin dan Nitrat (NO3) sebagai penerima elektron pernapasan (respiratory electron acceptor). Tipe koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa beragam berdasaran asalnya yaitu koloni yang kecil dan kasar berasal dari isolat alami dari tanah atau air, koloni besar dan halus dengan tepi datar berasal dari bahan klinik dan koloni halus, berlendir (mukoid) berasal dari sekresi saluran napas dan saluran kemih Isolat Pseudomonas aeruginosa dapat membentuk tiga macam koloni. Yang bergram negatif ini umumnya memiliki 2-3 flagel polar, dan terdapat lapisan lendir polisakarida ekstra selular bila tumbuhan pada perbenihan tanpa sukrosa. Struktur ekstra selular bila tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa, bakteri ini dapat hidupdan berkembang dalam keadaan tanpa oksigen.Item PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN KERANGKA LOGAM KOMBINASI LUCITONE PADA KASUS KENNEDY KLAS I MODIFIKASI I(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-06) RIZA HAMSAHGigi tiruan kerangka logam kombinasi bahan fleksibel memiliki keuntungan yang di peroleh dari bahan fleksibel di mana lengan retentive menutupi resesi gingiva sehingga estetik tercapai dan kerangka logam menjadikan gigi tiruan lebih kaku, kuat dan stabil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Tujuan penelitian untuk mengetahui prosedur laboratorium pembuatan,mengetahui kesulitan-kesulitan dan cara mengatasi kesulitan yang dialami dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam dan dikombinasikan dengan bahan flexi lucitone pada kasus kennedy klas I modifikasi I Proses pembuatan gigi tiruan ini membutuhkan alat khusus seperti automatic inject mesin dan memperhatikan ketepatan waktu dan suhu selama proses pembuatan serta memiliki tahapan yang sangat panjang dan sedikit berbeda dari prosedur pembuatan gigi tiruan lepasan pada umumnya. Prosedur pembuatan gigi tiruan kerangka logam kombinasi lucitone dimulai dari penerimaan model kerja, survey, block out, pembuatan model refraktory, transfer desain, modeler malam, pembuatan sprue, investing, burn out, casting, deflasking, cutting sprue, sandblasting dan elektro polishing, fitting dan grinding, polishing, duplikat model, penanaman pada okludator, penyusunan gigi, flasking, pembuatan sprue, boiling out, injek, deflasking, cutting sprue, fitting, polishing. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar bisa mengkombinasikan gigi tiruan kerangka logam dengan bahan lainnya, dan melakukan penelitian lebih mendalam terkait prosedur pembuatan gigi tiruan kerangka logam dengan menggunakan teknologi terbaru.Item PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RAHANG ATAS KELAS II MODIFIKASI II DENGAN BAHAN NYLON THERMOPLASTIC ACRY PELLET MENGGUNAKAN AUTOMATIC INJECT(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) NURUL AFWAProsedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Rahang Atas Kelas II Modifikasi II Dengan Bahan Nylon Thermoplastic acry pellet Menggunakan Automatic Inject. Dibimbing oleh Umar Dg Palallo dan Asnah Marzuki. Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan gigi tiruan yang menggantikan gigi asli yang hilang yang dapat dilepas pasang oleh pasien dan telah diterima secara luas sebagai cara untuk menggantikan gigi yang hilang baik akibat karies maupuan periodontal. Nylon thermoplastic merupakan salah satu alternatif basis gigi tiruan yang terbuat dari resin poliamida. Nylon thermoplastic selain memiliki keuntungan juga memiliki kekurangan diantaranya teknik manipulasi sulit karena menggunakan technique injection moulding dan mengalami shringkage yang sangat kecil. Ada 3 jenis gigit tiruan sebagian lepasan yang dapat dibedakan menurut bahan basis gigi tiruannya yang pertama adalah gigi tiruan kerangka logam kedua akrilik dan ketiga adalah gigi tiruan dengan bahan nylon thermoplastic. Penulis karya tulis ilmiah ini memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan serta mengetahui kesulitan dan cara mengatasi kesulitan dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan rahang atas kelas II modifikasi II dengan bahan nylon thermoplastic acry pellet menggunakan automatic inject. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Dalam pembuatan gigi tiruan sebagian ini terdiri dari beberapa tahap dimulai penerimaan model, duplikat model, desain model, pembuatan basis, penanaman model pada okludator, penyusunan gigi artifisial, flasking, pemasangan sprue, boiling out, injek, deflasking, pemotongan sprue, finishing dan polishing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan berbahan thermoplastic acry pelet.Item PEMBUATAN MESIN INJEK NILON TERMOPLASTIK (PEMBUATAN COVER PLAT)(Perpustakaan Megarezky, 2025-08-06) HAJAR ASWADLatar belakang: Perancangan mesin membutuhkan pemilihan bahan kerja yang memiliki kualitas bahan yang kuat, dan tahan panas serta karat. Rangka untuk mencegah getaran yang berlebihan dan cover untuk menutupi dan melindungi bagian dalam mesin serta menghindari gangguan dari luar mesin. Tujuan penelitian: Terciptanya mesin injek termoplastik yang dapat digunakan untuk mempermudah aktivitas praktikum maupun belajar hingga kedunia kerja tekniker gigi. Metode penelitian: Menggunakan metode penelitian eksperimen pembuatan rangka dan cover mesin injek nilon termoplastik disertai uji coba kinerja dan fungsional. Hasil penelitian: Uji kinerja mesin injek nilon termoplastik dapat digunakan untuk penginjekan bahan flexy denture dengan suhu hingga 399°c. Uji fungsional rangka mampu bekerja sebagai penopang unit mesin serta penahan flask, cover dapat digunakan sebagai pelindung untuk komponen yang ada di dalam mesin dan juga secara estetika menjadikan mesin terlihat lebih menarik. Kesimpulan: Pembuatan rangka mesin injek nilon termoplastik ini menggunakan bahan besi hollow 8 meter dengan diameter 30 x 20 mm, Cover dibuat dengan bahan plat aluminium composite panel dengan ketebalan 3 mm dan plat besi 4 mm. Proses pengerjaan rangka dan cover dimulai dengan persipan gambar kerja, indentifikasi bahan kerja, pengukuran dan pemotongan, penyambungan, finishing serta dilakukan uji kinerja dan fungsional untuk mengetahui kemampuan rangka dan cover mesin. Peralatan serta mesin yang digunakan pada proses pengerjaan dari rangka dan cover mesin injek nilon termoplastik yaitu, penanda, mistar gulung, cutterItem PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN KENNEDY KLAS I MODIFIKASI III BERBAHAN THERMOSENS(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-06) I KOMANG ALFIAN SUTARMAGigi tiruan sebagian lepasan merupakan gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi tiruan yang didukung oleh jaringan dibawahnya yang dapat dilepas pasang oleh penderita. Penelitian ini berfokus pada pembuatan Gigi Tiruan sebagian lepasan kennedy klas I modifikasi III berbahan thermosens. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran prosedur pembuatan Gigi Tiruan sebagian lepasan kennedy klas I modifikasi III berbahan thermosens. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang mana metode ini dilakukan dengan menggambarkan prosedur laboratorium. Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik narasi secara deskriptif dengan penggambaran data dalam bentuk tekstuar. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan sebagian lepasan kennedy klas I modifikasi III di mulai dari persiapan model kerja, survey, block out, duplikasi model kerja, pembuatan galangan gigit, penanaman pada okludator, penyusunan gigi artificial, flasking, pembuatan sprue, flasking kuvet atas, boiling out, injection, deflasking, pemotongan sprue, finishing dan polishing. Hasil penelitian ini didapatkan protesa dapat terpasang pada model kerja tetapi terjadi penambahan gigitan dan tidak dapat teroklusi dengan baik.Item ANALISIS KECENDERUNGAN MASYARAKAT DALAM MEMILIH JASA PEMBUATAN GIGI TIRUAN DI DESA BATU BELERANG KECAMATAN SINJAI BORONG KABUPATEN SINJAI(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-06) HAERIA AMRIR KUMAPEKebutuhan pembuatan gigi tiruan, masyarakat lebih memilih mendatangi praktek tukang gigi dibanding ke tempat praktek dokter gigi. Tempat layanan kesehatan gigi dan mulut sudah banyak dan sudah menyentuh wilayah paling terpencil diindonesia tetapi masih banyak juga masyarakat yang menggunakan jasa tukang gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan masyarakat dalam memilih jasa pembuatan gigi tiruan di Desa Batu Belerang Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai. Penelitian ini adalah Deskriptif melalui pendekatan Uji Binomial Test. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa batu belerang yang menggunakan gigi tiruan sebanyak 57 orang. Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil yaitu dengan menggunakan rumus yamae. Uji Binomial di peroleh nilai ρ = 0,033 < ρ = 0,05 yang artinya ada pengaruh signifikan terhadap kecenderungan masyarakat memilih jasa pembuatan protesa pada tukang gigi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat lebih cenderung memilih jasa pembuatan gigi tiruan pada tukang gigi. penelitian ini menyarankan agar layanan kesehatan untuk melakukan penyuluhan mengenai peranan dokter gigi / perawat gigi dan tukang gigi sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti dalam memilih jasa pembuatan gigi tiruan.Item PROSEDUR PEMBUATAN JACKET CROWN BERBAHAN E-MAX TIPE LT PADA KASUS POSTCORE GIGI INCISIVUS CENTRALIS REGIO MAXILLA DEXTRA(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-08) CITRA ANNISA.MARSONOLatar belakang menurut hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018menunjukkan bahwa jenis perawatan gigi tiruan yang paling banyak dilakukan olehresponden adalah perawatan gigi tiruan mahkota pasak 56 responden (40,29%), perawatan gigi tiruan sebanyak 5 responden (3,60%), dan tahun 2014 sebanyak 70 (32,71%). Jumlah perawatan GTJ terendah adalah 31 (14,49%). Karena perawatan pasca mahkota terutama dilakukan pada gigi anterior, seperti mahkota penuh dan mahkota jaket. Tujuan penelitian untuk mengetahui prosedur pembuatan jacket crown berbahan E-max tipe lt pada kasus postcore gigi incisivus centralis region maxilladextra. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskripsi, dan metode observasional, yaitu melakukan pengamatan mengenai prosedur pembuatan jacketcrown berbahan E-max tipe lt pada kasus postcore gigi incisivus centralis region maxilla dextra yang disinkronkan dengan mengumpulkan dan melakukan pengamatan data dari buku, jurnal penelitian, dan laporan. Hasil penelitian Pembuatan pasak dilakukan mulai dari persiapan model kerja, duplikasi model kerja, ditching, coaching, pemberian bahan separator, waxing, pemasangan sprue, investing, burn out, casting,divesting, sandblasting, pemotongan sprue (grinding), Fitting, sandblasting, aplikasi porselen (bonding), serta (Opaque ). Dan pembuatan crown berbahan E-max dimulai dari coacing, ditching, duplikasi model dengan mahkota pasak, coping malam, spruing, pemasangan crusibel, investing, burn out, spinjek, divesting, Sandblasting, Pemotongan sprue (grinding), Fitting, sandblasting, wash firing, pembakaran, pengaplikasian porselen, glazing, dan pembakaranKesimpulan prosedur pembuatan dibagi menjadi 2 yaitu pembuatan pasakdan pembuatan crown.Item SISTEM MANAJEMEN ADMINISTRASI LABORATORIUM DI KURNIA DENTAL LABORATORY SURABAYA(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-08) SINTA DWI ARUMLaboratorium merupakan tempat dilakukannya percobaan, penelitian, pengerjaan suatu studi yang berfokus pada beberapa bidang. Banyak laboratorium yang berdiri tanpa mementingkan kesiapan manajemen administrasi yang dimiliki sehingga kadang tidak sesuai arah. Dengan perkembangan teknologi seperti saat ini suatu laboratorium memerlukan sistem yang dapat membantu mengelola data yang ada di laboratorium tersebut. Melakukan pencatatan secara manual masih menimbulkan banyak kesalahan, selain itu pencatatan secara manual bisa saja hilang atau terselip karena terlalu banyak tumpukan catatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pelasanaan Sistem Manajemen Administrasi Laboratorium Di Kurnia Dental Laboratory Surabaya. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui Sistem Manajemen Administrasi Laboratorium Kurnia Dental Laboratory Surabaya. Pengumpulan data Dilakukan dengan wawancara mendalam yang disinkronkan dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari jurnal penelitian. Hasil penelitian yaitu pelaksanaan sistem manajemen administrasi di Kurnia Dental Laboratory yang dibantu oleh sistem website sehingga dapat mempermudah dan membantu pekerjaan karyawan. Dalam pelaksanaan sistem manajemen administrasi laboratorium yang ada di Kurnia Dental Laboratory memiliki beberapa hambatan yaitu, mengganti karyawan, human error, dan faktor eksternal. Kurnia Dental Laboratory memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Direktur, Manager, Supervisor, Front Office, Quality control dan Staf (Tekniker) yang memiliki peran yang berbeda-beda. Untuk mengatasi hambatan yang terjadi personil Kurnia Dental laboratory melakukan, quality control yang baik dan menggunakan website titipan. Kurnia Dental Laboratory memiliki tim yang solid dan memilki sistem website yang dapat membantu dalam melaksanakan sistem manajemen administrasi laboratorium.Item GAMBARAN PERSEPSI REMAJA OHOI LETMAN TENTANG PERBEDAAN TEKNIKER GIGI DAN TUKANG GIGI DI KEI KECIL, MALUKU TENGGARA(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-08) RAHMA WATY TUKLOYMenurut Menteri Kesahatan RI sesuai yang tercantum dalam keputusan menteri kesehatan nomor: 372 / Menkes / SK / III 2007 pada tanggal 27 Maret 2007 bahwa profesi Teknisi Gigi adalah suatu pekerjaan dibidang keteknisian gigi yang dilaksanakan menurut suatu keilmuan (Body Of Knowledge), dapat memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, melalui kode etik yang bersifat melayani masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran persepsi remaja Ohoi Letman tentang perbedaan tekniker gigi dan tukang gigi di Kei Kecil, Maluku Tenggara. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif. Hasil penelitian yang didapat, remaja Ohoi Letman sebagian banyak tidak mengetahui tentang profesi tekniker gigi hanya mengetahui profesi tentang tukang gigi dikarenakan pekerja yang mereka temui untuk proses pembuat gigi tiruan hanyalah tukang gigi dan dokter gigi dibandingkan dengan tekniker gigi.Item ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb) PADA SAMPEL DARAH PEKERJA OJEK ONLINE USIA 36-45 TAHUN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)(PERPUSTAKAAN MEGAREZKY, 2025-08-12) FERNANDO WATTINAPekerja ojek online merupakan salah satu kelompok pekerja yang rentan terpapar timbal (Pb), hal ini di dukung oleh usia, tempat, jam, APD (Alat Pelindung Diri) yang mereka gunakan. Usia merupaka salah satu faktor dikarenakan semakin tua usia seseorang samakin besar resiko terhadap kesehatan jika terpapar dengan timbal. Jalan raya adalah tempat mereka lintasi mengambil dan mengantar orderan, dan merupakan salah satu sumber polutan timbal terbesar yang berasal dari berbagai kendaraan roda dua maupun roda empat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar timbal dalam darah pada pekerja ojek online dengan usia 36-45 tahun dibeberapa titik Kota Makassar. Metode yang digunakan untuk menganalisis kadar timbal dalam darah adalah Spektrofotmtri Serapan Atom. kadar timbal pada darah akan dibandingkan dengan nilai standar Kementrian Kesehatan. Hasil penelitian ini menu njukan bahwa pada sampel kode A yaitu 1,2679µg/L, sampel kode B yaitu 0,7619 µg/L, sampel kode C yaitu 1,7048 µg/L, sampel kode D 0,7000 µg/L, dan sampel kode E yaitu 1,1071 µg/L. Gambaran rata-rata kadar timbal dalam darah pekerja ojek online yaitu 1,1 µg/dl. nilai tersebut tidak melebihi nilai standar timbal dalam darah yang ditetetapkan menurut Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 1406/MENKES/SK/IX/2002 tentang nilai ambang batas kadar timbal (Pb) dalam darah untuk orang dewasa adalah 10-25 µg/dL. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar timbal pada darah pekerja ojek online dengan usia 36-45 tahun adalah rendahItem PEMBUATAN ALAT PELIPAT CATRIDGE DENTAL MANUAL(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-15) AINUN DALA RIVATDalam pembuatan gigi tiruan flexy dilakukan proses injection karena material nilon plastik ini berupa granula sehingga dalam pembuatannya material dimasukkan dalam catridge kemudian ditutup dengan rapat, dipanaskan hingga meleleh lalu disuntikkan ke dalam molud. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat pelipat catridge dental manual dengan harapan dapat mempermudah pekerjaan teknisi gigi dalam laboratorium dan sebagai langkah awal untuk membuat alat yang lebih canggih lagi dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunkana metode eksperimen, membuat rancangan alat pelipat catridge dental manual dan melakukan uji coba penggunaan untuk menghasilkan alat yang dapat berfungsi dengan baik.Item STUDI ETNOMEDISIN TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU TORAJA(PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEGAREZKY, 2025-08-15) ENCI’ SRIWULANDARI P.Etnomedisin merupakan studi yang mempelajari mengenai persepsi dan konsepsi masyarakat lokal dalam memahami kesehatan dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai pengobatan pada masyarakat. Banyaknya jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional dapat memberikan referensi terhadap dunia pengobatan. Suku Toraja di Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara merupakan salah satu suku di Provinsi Sulawesi Selatan yang mempercayai pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan dan cara pemanfaatan tumbuhan yang berkhasiat obat oleh suku Toraja. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan sampel yaitu purpose sampling, snowball sampling, melalui wawancara terhadap 29 informan yang merupakan battra. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 119 spesies tumbuhan dari 55 famili. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun dengan persentasenya sebesar 67%, buah sebesar 9%, akar sebesar 7%, batang dan rimpang sebesar 5%, bunga sebesar 3%, dan biji dan getah sebanyak 2%. Adapun cara pengolahan tumbuhan dilakukan dengan cara direbus dengan persentase sebesar 84%, dihaluskan sebanyak 10%, dioles sebanyak 5% dan dikunyah sebanyak 1%.